Chryssa sudah tiba di penjara bawah tanah Athanasios dengan bantuan Julius. Gadis itu memerhatikan tempat itu, dengan ekspresi yang tidak baik-baik saja. Chryssa terlihat jijik. Ciri-ciri tempat ini seperti yang tertulis di novel aslinya.
Gelap. Pengap. Dan berbau busuk. Di tempat inilah Athanasios mengurung orang-orang yang dikirim raja untuk dia 'introgasi'. Di tempat ini juga Athanasios melakukan berbagai aksi kejamnya. Dia menyiksa dan membunuh di depan orang-orang yang dikurung di dalam sini.
Semakin berjalan ke dalam, baunya jadi semakin busuk. Kepalanya langsung berdenyut, perutnya langsung mual. Chryssa benar-benar tidak tahan dengan semua bau amis ini.
Chryssa mengernyit. Kenapa bisa Athanasios sangat senang berada di tempat semenjijikkan ini? Chryssa saja rasanya ingin cepat-cepat keluar. Tapi Athanasios tahan dan bahkan menikmati berjam-jam menyiksa dan membunuh orang di bawah sini.
"Anda baik-baik saja, Nona?" Julius yang berjalan memimpin di depan Chryssa menoleh ke arahnya sekilas. Meski suasana cukup gelap, Julius juga bisa melihat ekspreksi Chryssa yang terlihat jijik.
Tidak mengherankan, karena seorang Nona Bangsawan yang selalu dimanjakan seperti Chryssa pasti tidak pernah diperlihatkan tempat penuh darah seperti ini. Hanya saja, ada satu hal yang cukup membuat Julius takjub. Chryssa sama sekali tidak terlihat takut sedikit pun. Seolah sudah mengetahui semua yang ada di tempat ini.
Julius lalu melanjutkan. "Jika anda sudah tidak tahan lagi, kita bisa kembali."
"Tidak perlu." Chryssa menolak tegas. "Lanjutkan saja."
"Sesuai keinginan anda, Nona. Dan tolong perhatikan langkah anda." Julius mengingatkan.
Chryssa mengangguk meski posisi Julius kini membelakanginya. Mereka berjalan menuruni tangga lorong sempit itu. Chryssa memerhatikan setiap anak tangga dan melangkah dengan hati-hati di bawah bantuan penerangan dari obor yang dipegang Julius.
Mereka langsung tiba di depan sebuah pintu di ujung tangga. Mata Chryssa terbuka lebar saat pintu itu dibuka.
Chryssa langsung mual. Dia hampir memuntahkan isi perutnya. Chryssa langsung menutupi hidung dan mulutnya saat bau amis menyengat hidungnya. Chryssa jadi lebih mual.
"Nona, anda yakin tidak ingin kembali saja?" Julius kembali bertanya. Dia sedikit cemas melihat Chryssa yang langsung pucat.
'Dasar Athanasios tidak waras! Apa dia tidak pernah membersihkan tempat ini?! Menjijikkan! Tidak berguna!!!'
Chryssa mengutuk dalam hati. Dia berusaha mengatur napasnya selama beberapa saat. Hidungnya kini mulai terbiasa walau rasa mual masih menyerangnya. Dia kembali menyiapkan mentalnya lalu berjalan melewati Julius.
"Aku sudah datang ke sini, jadi akan sia-sia jika segera kembali." Chryssa menghembuskan napas pelan. Dia memberi perintah. "Tunggu aku di luar pintu. Aku akan masuk sendiri."
Di balik pintu itu ada sebuah ruangan yang cukup luas, yang pinggirannya terdapat sel berisikan orang-orang yang sama sekali tidak terlihat dalam keadaan baik.
Chryssa mengedarkan pandangan, memerhatikan tempat itu dengan saksama. Ada terdapat berbagai macam dan berbagai jenis alat penyiksaan di sana. Dimana-mana juga terlihat percikan darah yang sudah mengering. Baik di dinding maupun lantai, hampir semua tempat terlihat seperti diberi cat merah.
Membayangkan semua penyiksaan Athanasios sampai menciptakan sebanyak ini noda darah, Chryssa jadi merinding. Athanasios benar-benar seperti psikopat. Dia juga terlalu ekstrem karena membiarkan tempat ini jadi semenjijikkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Antagonist [✔]
RomanceMeninggal karena sakit yang dideritanya, membuat dia justru bereinkarnasi, masuk ke dalam dunia novel kesukaannya yang dia baca saat masih dirawat di Rumah Sakit. Dia bereinkarnasi menjadi Chryssa, sosok antagonis yang jatuh cinta pada Athanasios, s...