63. Apakah Dia Akan Kehilangan Lagi?

25.8K 3.6K 179
                                    

Now Playing : Stay Alive - Jungkook (BTS)

***

Suara pintu yang berdecit saat dibuka itu bergema ke seluruh penjuru ruangan yang sepi itu.

Sosok yang membuka pintu itu, Athanasios, melangkah perlahan menghampiri satu-satunya ranjang yang ada di ruangan itu setelah menutup pintu kembali.

Sebenarnya Athanasios ingin pergi menghancurkan orang-orang yang merencanakan ini, tapi orang tua Chryssa memintanya untuk membiarkan mereka yang mengambil alih. Athanasios terpaksa mengalah karena dia tahu kalau keluarga Chryssa juga sangat menyayangi gadis itu sama seperti gadis itu yang menyayangi mereka.

Wajah Athanasios yang sekarang tanpa riak emosi apa pun. Pria itu berhenti melangkah saat dia tiba tepat di samping ranjang.

Mata yang redup itu menatap datar sosok gadis cantik yang wajahnya terdapat beberapa luka gores yang baru diobati tadi.

Chryssa berbaring dalam diam di atas ranjang lebar yang masih terlihat luas karena hanya dia yang menempati. Mata gadis itu terpejam rapat tanpa terlihat sedikit pun tanda untuk membuka. Seolah dia menikmati istirahatnya di tengah malam yang terasa sangat kelam tanpa bulan yang menerangi di luar.

Luka luar Chryssa memang sudah diobati. Namun tabib bilang goncangan yang dialami diri Chryssa cukup kuat hingga gadis itu belum sadarkan diri sampai sekarang.

Athanasios menarik napas dalam-dalam dan memilih duduk di kursi yang disediakan tepat di samping ranjang. Mata Athanasios menatap Chryssa dengan lekat dan memindai satu persatu luka yang dimiliki gadis itu.

Yang paling mencolok adalah luka goresan pada wajah itu. Odelia bilang mereka memperlakukan Chryssa dengan sangat kasar bahkan tidak ragu melempar Chryssa sehingga meninggalkan luka itu di tubuhnya.

Memikirkan hal tersebut lagi membuat tangan Athanasios meremas kuat gagang kursi yang dia duduki. Wajah Athanasios lagi-lagi membuat ekspresi menyeramkan dengan urat menonjol di sekitar dahi dan lehernya.

Tiap mengingat perbuatan para bajingan itu membuat Athanasios merasa marah dan tidak rela mereka mati semudah itu.

"Harusnya tangan dan kaki mereka dipatahkan dulu. Lalu baru menyiksa mereka perlahan dan mengiris pelan tubuh mereka yang kotor dan tidak berguna itu." Athanasios mendesis sambil memikirkan tindakan kejam yang ia sesali karena tidak bisa dia lakukan sekarang.

"Meski kau melarangku melakukan hal seperti ini lagi, tapi kali ini aku sangat marah hingga rasanya aku ingin mengejar mereka ke neraka dan menyiksa mereka di sana."

Ruangan itu kembali diisi oleh keheningan saat Athanasios berhenti berbicara.

Kesunyian yang menyesakkan itu membuat Athanasios rasanya seperti tercekik. Dia lalu mengacak rambutnya frustrasi dan melihat Chryssa dengan matanya yang sedikit terbelalak.

"Kenapa kau terus diam sejak tadi? Apa kau sebegininya membenciku?"

Pria itu lalu terkekeh hambar. Kepalanya tertunduk dalam saat dia menjawab pertanyaannya sendiri.

"Ya. Kau pasti sangat membenciku karena aku gagal melindungimu."

Athanasios jadi kacau. Sejak menerima kabar kalau Chryssa menghilang, rasa sesak di dada Athanasios masih bertahan sampai sekarang. Kepalanya juga rasanya tidak bekerja. Pria itu tidak bisa berpikir logis.

Sejak tadi dia hanya ingin membunuh, melenyapkan, atau melampiaskan amarahnya. Athanasios hanya ingin meringankan rasa sesak di dadanya meski hanya sedikit. Dia berteriak, memaki, bahkan tidak segan memukul.

Lady Antagonist [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang