Sudah beberapa hari berlalu sejak perjamuan yang diadakan di istana berakhir. Sekarang, semua orang kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Begitu juga dengan Chryssa dan Athanasios yang kembali disibukkan dengan kegiatan mereka seperti sebelumnya.
Tidak ada yang berubah. Semua terlihat sama seperti biasanya. Tampak tenang tanpa riak apapun.
Setidaknya, itu yang tampak di permukaan.
Sebenarnya Chryssa dan Athanasios kini tengah memulai langkah selanjutnya dari pemberontakan mereka.
Sejak berlalunya hari perjamuan, mereka jadi lebih disibukkan dengan hal-hal yang menyangkut pemberontakan.
Banyak hal yang harus mereka lakukan, tapi mereka harus tetap bergerak dengan hati-hati dan 'tanpa terlihat' karena Kelt pasti sudah menempatkan banyak mata di sekeliling mereka yang akan mengawasi setiap gerak-gerik mereka. Mereka harus berusaha keras untuk menipu mata orang-orang yang mengawasi mereka.
Seperti saat ini. Chryssa dan Athanasios sebenarnya memiliki jadwal pertemuan dengan para Bangsawan yang berpotensi mendukung mereka dalam kudeta kali ini. Tapi mereka harus singgah di pusat kota untuk mencari hadiah yang akan dibawa nanti saat berkunjung sebagai dalih agar rencana mereka berjalan dengan lancar.
Pertemuan kali ini diatur oleh ayah Chryssa. Duke Illarion sudah mengatur semuanya sejak hari perjamuan. Dan kini dia mengundang beberapa Kepala Keluarga Bangsawan dengan alasan minum teh bersama untuk menipu mata Kelt.
Tempat pertemuannya adalah kediaman Illarion di Ibukota. Chryssa dan Athanasios yang dipanggil ke sana harus terlihat senormal mungkin agar Kelt tidak akan curiga dan hanya menganggap itu adalah sebuah pertemuan biasa.
"Apa yang seharusnya kita bawa, ya?"
Chryssa bertanya dengan penuh kebingungan. Matanya melayang ke sana dan ke mari untuk melihat-lihat toko yang berjejer rapi di sana. Dia tengah mencari sesuatu yang bisa dibawanya sebagai hadiah dan tidak akan menimbulkan rasa curiga.
"Aku akan mengikuti apa pun pilihanmu." Athanasios menoleh pada Chryssa yang tengah berpikir keras sambil melihat sekitar. Pria itu tersenyum kecil, lalu mengusap kepala Chryssa dengan penuh kelembutan. "Kita akan memberikannya pada keluargamu, jadi apapun pilihanmu itu pasti yang terbaik."
Chryssa menoleh pada Athanasios sekilas tapi tidak berucap sepatah kata pun. Dia lalu kembali meluruskan pandangan saat Athanasios menurunkan tangannya.
"Karena ini adalah acara minum teh..." Chryssa penuh pertimbangan. Matanya sedikit menyipit. "Apakah boleh membawa kue ke sana?"
"Itu pilihan yang bagus." Athanasios tersenyum.
"Maaf menyela, Tuan, Nona."
Athanasios dan Chryssa menoleh pada Odelia yang bersuara. Gadis itu tersenyum dan melanjutkan ucapannya, "jika anda ingin membawa kue sebagai hadiah, di depan sana ada toko kue yang baru buka."
"Oh, benar!" Chryssa langsung terlihat semringah. Dia menatap Odelia dengan bersemangat. "Toko kue yang pernah kau ceritakan padaku itu, ya? Yang kuenya sangat enak itu?"
"Benar, Nona. Saat itu saya tidak sempat membawakannya untuk anda. Jadi saya pikir, ini kesempatan agar anda bisa merasakannya."
"Odelia, kau memang paling bisa diandalkan!" Chryssa menyengir lebar.
"Tunggu," Athanasios berucap. Dia melihat Chryssa yang menatapnya dengan bingung.
Pria itu mengerutkan keningnya, "kau sudah lama ingin memakan kue yang berasal dari toko itu?"
Chryssa langsung mengangguk cepat. "Hm! Odelia bilang, toko kue baru itu membuat kue yang sangat-sangat enak. Jadi aku ingin sekali mencobanya dari dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Antagonist [✔]
Roman d'amourMeninggal karena sakit yang dideritanya, membuat dia justru bereinkarnasi, masuk ke dalam dunia novel kesukaannya yang dia baca saat masih dirawat di Rumah Sakit. Dia bereinkarnasi menjadi Chryssa, sosok antagonis yang jatuh cinta pada Athanasios, s...