Jika dihitung, lima hari telah berlalu dengan Jaemin yang hanya menghabiskan waktu di cafe, kediaman Lee, dan membantu Chenle-Jisung mengerjakan tugas mereka. Dua hari terakhir Jungwoo tidak ada kabar sama sekali, dan Jaemin cemas sendiri dibuatnya.
"Jaemin-ah? Kenapa kau kemari?" tanya Yuta heran.
"Memang kenapa hyung?" tanya Jaemin.
"Bukannya Jungwoo akan kembali hari ini?" tanya Yuta.
"Pesawatnya delay, besok baru sampai." jawab Jaemin dengan malas, dia seperti tidak punya kekasih.
"Ngomong-ngomong, kue buatanmu selalu jadi favorit, kau yakin tidak mau membuat kue untuk cafe ini selamanya?" tanya Yuta.
"Kata Jungwoo hyung aku diizinkan membuat kue sampai Jungwoo hyung dapat patissier pengganti yang cocok, yang bisa kerja permanen di sini." ujar Jaemin.
"Begitu ya, sayang sekali." Jaemin hanya bisa menjawab dengan senyuman, Yuta kembali fokus pada kerjaannya.
KLING~
Bunyi lonceng yang menandakan ada pelanggan membuat semua pekerja segera siap ditempat. Jaemin tersenyum melihat bagaimana semua pelanggan bekerja dengan baik, tanpa harus menunggu perintah, seolah mereka sudah tahu apa saja pekerjaan mereka.
Hingga segerombolan laki-laki datang masuk ke dalam cafe, satu dari mereka memesan di kasir, berhadapan dengan Yuta, sisanya duduk di dekat Jaemin, membuat si manis tidak nyaman. Ada sekitar lima orang dengan pria yang memesan minum tadi. Jaemin berusaha bertindak setenang mungkin. Dia mencoba fokus pada editan yang dikirim oleh Chenle kepadanya.
"Manis, hey, apa kau akan mengabaikan kami?" acuh, Jaemin hanya acuh saja. Yuta melirik ke arah kaca jendela, dia mendapati seseorang berdiri di dekat cafe.
"Ck, sombong sekali." ujar salah seorang dari kumpulan pria itu. Satu dari mereka yang bersurai coklat duduk di dekat Jaemin tiba-tiba, membuat si manis itu tersentak kaget. Dia menepis tangan pria yang membelai pinggangnya.
"Apa-apaan ini?! Aku bukan namja murahan!" Yuta yang melihat itu beranjak dari tempatnya.
"Sialan! Kau membuat tanganku memar!" pria yang tadi membelai pinggang Jaemin itu ikut berdiri mengikuti gerakan Jaemin, dan nyaris mencekik si manis kalau tangannya tidak ditendang kuat oleh Yuta.
"ARKH!" Yuta memutar badannya dan menyandung kaki sendiri hingga kopi panas yang dia pegang tumpah mengenai sisa pria yang lain.
"YAAKK!!"
"Owh, maafkan aku, sepertinya aku tersandung sesuatu." Merasa dipermainkan, pria yang tadi bersama Jaemin, hendak memukul Yuta, tapi Yuta menunduk seolah mencari sesuatu hingga pukulannya lewat mengenai temannya sendiri yang juga hendak menghajar Yuta.
"ARGH! YAAKK!"
"M-Maafkan aku" Yuta berdiri dan menatap keduanya.
"Sepertinya pertemanan kalian sangat kuat, ne?" Yuta memberi kode pada Jaemin agar pergi dari sana. Jaemin segera membawa laptopnya dan masuk ke belakang, menuju ruang manager.
"KAU-!" Dua lainnya hendak menghajar Yuta tapi ditangkis dengan baik setiap pukulan dan tendangannya oleh Yuta.
"Katakan pada Nona kalian yang ada di sana, jangan ganggu Na Jaemin, jika tidak ingin berurusan dengan Lion. Seharusnya jika dia pintar dia tahu siapa itu Lion." tapi sepertinya mereka berlima bebal, dan berakhirlah mereka dihajar sampai babak belur oleh Yuta. Bahkan dua dari mereka tangannya dipatahkan oleh Yuta.
"Pergi dari sini sebelum aku memisahkan kepala dan badan badan kalian masing-masing!" mereka segera bangun dengan susah payah dan kabur. Sosok yang tadi ada di dekat cafe terkejut bukan main saat Yuta sudah ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungwoo x Jaemin] Happy Ending
FanfictionJaemin yang menyimpan perasaannya pada Jeno sahabatnya. Tapi hal baik tidak datang pada Jaemin, Lee Jeno yang ia cintai telah berpacaran dengan sahabatnya yang lain, Huang Renjun. Jaemin tidak bisa membendung kesedihannya, tapi ia tetap memberikan u...