Chapter 19

1.3K 127 8
                                    

Maaf, jika terdapat banyaknya typo atau penulisan yang kurang tepat.🙏

Haloooooo
Terimakasih sudah follow and vote akyuu❣️
HAPPY READING GUYS❤️

#MewGulf - Story MG

Sudah tiga hari setelah pemakaman kedua orang tua Gulf. Sudah tiga hari juga, Gulf hidup tanpa bundanya. Keadaan Gulf berangsur-angsur mulai membaik. Mamah lina, Karlinaya Suppasit Jongcheveevat. Selaku orang tua dari Mew. Selalu memberi perhatiannya kepada Gulf, layaknya anak kandungnya sendiri. Papah Dio, Lendio Korapat Jongcheveevat. Beliau pun juga turut serta memberi perhatian kepada Gulf. Walau papah Dio jarang dirumah, tapi dalam setiap kesempatan beliau selalu bertanya keadaan Gulf lewat sambungan telfon dari handphone sang istri.

Mew sedang duduk disoffa kamarnya dengan memangku laptop kerjanya, tapi yang dia fokuskan sekarang adalah melihat sang kekasih yang tengah terbaring dikasur miliknya yang mulai sekarang akan menjadi milik kekasihnya juga.

Mew memusatkan pandangannya kepada sang kekasih. Saat ini kekasihnya jauh lebih menarik daripada laptopnya. Mew melihat Gulf yang sedang heboh menunjukan ini itu disebrang telfonnya.

Kekasihnya itu sedang melakukan video call bersama Win, Gulf menunjukan barang-barang apa saja yang dia perlukan kepada Win. Dan sebaliknya pun seperti itu, Win mengarahkan kamera handphone nya ke sekeliling kamar Gulf.

"Iya, yang itu Win. Pokoknya, barang-barang yang dilemari dibawa semua, kecuali baju-bajunya. Eh, tapi boleh deh bawa baju futsal gue, Win. Nanon tau baju futsal yang sering gue pake yang mana. Sorry ya, Win. Gue ngerepotin Lo terus, bilang ke Nanon sama Gun, gue minta maaf." Gulf merubah posisinya menjadi duduk, dan bersender dengan kepala ranjang.

"Gulf, santai aja si. Lagian Lo juga kaya sama siapa aja, kita kan sahabat lo. Bahkan kita ber empat udah kaya sodara, tau ga? Stop deh minta maaf terus. Lo mau nitip sesuatu ga? Kali, Lo lagi pengen apa gitu, biar nanti gue beliin." Ujar Win dari sebrang telfon.

"Makasih banyak ya win, non, Gun. Gue gak tau lagi deh kalo Lo bertiga gak ada. Gue mau minta tolong kesiapa lagi." Gulf menghela nafasnya pelan. Mew yang mendengar perkataan Gulf, seketika ikut merasa sedih juga. Mew menutup laptopnya dan berjalan menuju kekasihnya.

"Sama-sama, Gulf. Selagi gue bisa, gue pasti bakal bantu Lo. Lo jangan sungkan buat minta bantuan sama kita, kita sebisa mungkin bakal ngeluangin waktu buat Lo." Ujar Gun mengambil alih handphone Win.

" Dan jangan pernah berfikir, kalo Lo sendirian atau lo gak punya siapa-siapa lagi. Yang Lo harus inget sekarang adalah disini ada kita ber empat yang perduli sama Lo, sayang sama Lo. Bahkan Lo sekarang udah punya bang Mew, Lo udah punya mamah sama papah. Lo punya gue, calon adek ipar Lo." Nanon menampakkan wajahnya disamping Gun.

"Nah, Lo denger sendiri kan? Intinya lo jalanin aja yang sekarang, Gulf. Gak usah mikir yang macem-macem. Kita bahagia kalo lo juga bahagia. Dah ah gak usah melow gini, Lo mau nitip apa jadinya? Pertanyaan gue yang satu ini Lo anggrurin ya." Win mengambil alih handphone nya dari Nanon dan Gun.

Gulf menatap seseorang yang duduk disampingnya, astaga dia lupa jika disini ada kekasihnya juga. Gulf tersenyum dan menunjukan Video call annya kepada Mew. Mew langsung disuguhi wajah pacar dari sahabatnya. Kekasihnya bright, Winmetawin.

"Halo, Win. Thanks ya udah mau bantuin Gulf. Gun juga makasih ya. Nanon, nanti bawa Win, sama Gun mampir kerumah dulu, ya." Mew ikut menimbrung percakapan tersebut.

"Oh. Halo juga bang Mew. Sama-sa....."

"Iya, nanti gue suruh semua orang yang ada disini buat kerumah, Lo tenang aja bang." Nanon memotong percakapan Win.

Story MG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang