Chapter 24
#MewGulf - Story MG
Sudah dua hari setelah kepulangannya dari Bandung. Dan Mew masih mendiami dirinya. Gulf yang merasa dirinya tidak bersalah, justru balik mendiami Mew. Mamah Lina yang peka terhadap perbedaan sikap anaknya pun, sempat bertanya pada Gulf. Tetapi, Gulf hanya menjawab 'Mew lagi banyak pikiran mah.'
"Lo berantem kan?" Tebak Nanon menghampiri Gulf yang sedang tiduran dikamar Abangnya.
"Berantem sama siapa?" Ucap Gulf bingung.
Nanon mendengus. "Halah, ngeles aja lu. Udah dua hari gua liat, Bang Mew tidur dikamar tamu. Ngaku Lo!" Ujar Nanon sambil menunjuk Gulf.
Gulf menepis jari Nanon yang menunjuk dirinya. "Gue mau balik kerumah besok."
"APA?!" Teriak Nanon kaget.
Gulf reflek menutup matanya. "Gak usah teriak, biba!!" Ujar Gulf sambil menjitak Nanon.
Nanon mengusap jidatnya. "Bener kan, Lo pasti berantem? Kenapa lagi si? Perasaan pas dibandung Lo berdua baik-baik aja kan?"
"Udah deh gak usah kepo. Mending Lo anterin gue balik. Sekarang aja deh, gak perlu besok-besok." Gulf berjalan ke arah lemari mengambil baju-baju miliknya.
Gulf memilah bajunya sambil termenung memikirkan kejadian dua hari yang lalu saat mereka sampai dijakarta.
"Aku gak maksa kamu buat nikah, Gulf. Gak usah dipikirin." Ucap Mew saat memasuki kamarnya, diikuti oleh Gulf dibelakangnya.
"Kamu mau kemana?" Gulf melihat Mew yang kembali berjalan keluar kamar.
"Tidur." Jawab Mew singkat.
"Kok mau tidur malah keluar kamar?" Gulf sudah merasakan firasat yang tidak enak.
"Mau tidur di kamar tamu." Mew menutup pintu kamarnya. Meninggalkan Gulf yang wajahnya sekarang sudah sangat merah menahan tangis.
Gulf melempar bantal dan guling ke arah pintu, seakan-akan itu adalah Mew. "Aku gak maksa kamu buat nikah, Gulf. Gak usah dipikirin. Blablabla. Bullshit!!!!" Rutuk Gulf mengulangi perkataan Mew.
Dada Gulf naik turun, emosinya naik. Gulf menggelengkan kepalanya menghilangkan kejadian pahit yang hendak masuk kedalam pikirannya.
Gulf trauma. Sejak kematian tragis orang tuanya. Gulf bersumpah tidak akan pernah menikah. Ketika Mew mengajaknya menikah. Yang ada dipikiran Gulf adalah ayahnya, dan Gulf sangat membencinya. Makannya Gulf mencoba mengalihkan pembicaraan Mew.
"GULF!" Teriak Nanon.
"Berapa kali gue bilang jangan teriak!!!" Gulf mengelus dadanya kaget.
"Gue udah manggil Lo dengan amat sangat pelan. Tapi Lo budek! Mungkin kalo disini ada cctv, Lo bakal kaget berapa kali gue manggil Lo dan Lo gak nyaut-nyaut." Sewot Nanon.
Gulf melempar Nanon dengan remote AC. "Berisik Lo!!"
Nanon reflek menghindar. "Lo gila?! Kena pala bisa benjol nih. Kebangetan Lo!!"
"LO BISA DIEM GAK SI?! KELUAR DEH LO. BIKIN KEPALA GUE PUSING TAU GA?!"
"Kok Lo jadi marah sama gue si? Terserah Lo ah!" Nanon mengibas tangannya dengan kesal. Dan berjalan keluar kamar, menutup pintu kamar dengan kencang.
Gulf menghembuskan nafasnya pelan, mencoba menahan emosi. "Adek Abang sama aja!" Desis Gulf sinis.
"Kenapa gue jadi emosian gini si, astaga." Gulf mengacak rambutnya frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story MG [END]
ContoStories purely from the author's imagination🙏 ⚠️Bxb! Homophobic dilarang baca #MewGulf #Mewsuppasit #Gulfkanawut