Chapter 22

1.2K 138 13
                                    

Mohon maaf jika banyak typo bertebaran 🙏

#MewGulf - Story MG

3hari adalah waktu yang sangat lama bagi seorang Mew Suppasit. Jangankan 3hari, per detik saja sudah terasa sangat lama.
Bisa saja dia menjemput kekasihnya, tapi Mew teringat perkataan Bright. Jika kekasihnya itu memang butuh liburan.

"Emangnya kenapa si kalo ada gue? Bukannya kalo ada gue dia lebih bisa leluasa? Dia mau kemana aja pasti gue turutin. Maunya apa si tuh anak? Ditelfon juga pada gak bisa." Mew mengusap kasar wajahnya.

"Siapa si yang punya ide acara-acara beginian? Nyusahin aja!!" Gerutu Mew seorang diri.

*Drtttttt, drtttttt* Mew melirik handphone nya yang menyala. 'Jempol'

"Hmm" Gumam Mew menjawab vidcall.

"Ham Hem ham Hem, ke cafenya Tay sini. Gue tau Lo kesepian, gak ada yang bisa lu remes-remes kan?" Ujar Off dengan wajah tengilnya.

"Ngapain Lo disono? Mau ngilangin galau gara-gara ditolak?" Ujar Mew meledek balik Off.

"Brengsek banget omongan Lo! Buruan kesini, gue tunggu."

"Mobil gue dikantor. Gue balik dianter si Gil tadi."

"Tumben banget Lo. kenapa? Sakit? Sakit ditinggal bini holiday? Hahahaha."

"Berisik Lo! Gue up dulu. Mau tidur aja gue."

"Masih sore, pak. Kelawar aja masih keliling."

"Kelawar emang hidupnya malem hari ye, sama kaya Lo tuh, muka Lo aja udah kaya codot." Ledek Mew.

"Apaan, pak? Codot?"

"Codot itu panggilan kelelawar, Gulf yang ngasih tau gue."

"Widih, bucinya sudah mendarah daging ya, bapak Suppasit ini. Ngeri ngeri."

"Mew, Lo kenal sama New?" Tay menampakan wajahnya.

"Newwie?" Tanya Mew memastikan.

"Iyaaaa, Lo kenal?"

"Gak kenal banget si, sekedar tau aja. Kenapa, Tay?"

"Gpp nanya aja."

"Mencurigakan." Sahut Off

"Tay, ati-ati gue takut si Off khilaf. Dah gue mau tidur."

"Brengs...." Rutuk Off terputus karena Mew sudah buru-buru mengakhiri sambungannya.

"Belom sehari, Gulf. Tapi aku udah kangen banget ini. Alamat gak bisa tidur, deh. Jahat banget si kamu." Ujar Mew melas sambil memeluk guling kesayangan Gulf.

*******

"Gun Lo kenapa si? Gak biasanya banget cemen gitu. Belom sebotol udah tepar aja. Payah." Ujar Nanon.

Gun menoyor kepala Nanon. "Bawel banget si Lo! Udah kesekian kalinya Lo ngatain gue payah. Lo apa kabar? Megang botolnya aja gak berani." Ujar Gun meledek Nanon.

"Bisa kiamat kalo Nanon ikutan minum. Pangeran kaya dia kan, cuma kebanyakan gaya sama omongan doang, nyalinya mah gak ada. Biasa anak Papah." Tambah Win ikut meledek Nanon.

"Yang sabar ya, adik ipar. Lingkungan pertemanan memang sejahat ini, mental yang dipertaruhkan." Gulf menepuk pundak Nanon.

Nanon menepis tangan Gulf. "Gue masih dendam sama lo!"

"Jangan ada dendam diantara kita. Yang akur dong, masa sesama ipar gak akur." Sahut Gun meledek. Nanon mengacungkan jari tengahnya kepada Gun.

Win melirik jam di handphone nya, menunjukan pukul 20:37. "Masih jam segini, gak mau keluar gitu?"

Story MG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang