•••••
Bel istirahat baru saja berbunyi, dengan cepat Ovie berdiri dari duduknya dan berlari keluar dari kelas meninggalkan Elin yang masih sibuk membereskan alat tulisnya.
Elin hanya menatap jengah kelakuan Ovie. Sahabatnya itu memang selalu bertindak sesukanya sendiri. Dan lagi, Elin juga sudah tahu kemana Ovie pergi.
"Varga.." panggil Ovie tersenyum manis.
"Ada apa? Mau ikut kekantin?" Bukan Varga, tapi Farez yang menjawab.
Ovie menggeleng, "biasa, gue nyari bebeb. Ayang beb gue mana?"
"Oh Revan.. lagi keperpus bentar dia. Lo ikut kita berdua kekantin aja, nanti Revan nyusul kok" jawab Farez lagi.
"Ga, gue mau nyusulin Revan aja" tolak Ovie hendak membalikan badannya.
"Jangan!" Cegah Varga tiba - tiba. "Jangan disusulin, anak itu paling ga bisa diganggu kalo udah berurusan sama perpustakaan. Lo ikut kita aja, Vi" lanjut Varga.
Ovie mendengus kesal. Dari dulu Revan tidak pernah berubah. Selalu nyaman dengan yang namanya buku! Sebenarnya pacar Revan itu siapa? Buku diperpustakaan atau dirinya??
"Oke gue ikut kalian" pasrah Ovie akhirnya.
"Elin kemana?" Tanya Varga tiba - tiba.
"Masih dikelas kayanya" jawab Ovie santai dan berjalan diantara Farez dan Varga.
Seketika Ovie menghentikan langkahnya. "Var.. lo nyariin Elin, jangan - jangan lo suka ya sama dia? Hayo... ngaku lo.."
Dalam hitungan detik, wajah Varga berubah datar. "Ga usah ngaco lo! Gue nanya dia karena gue ga mau suara Farez nganggur kelamaan karena ga ada temen debat!"
"Hee.. enak aja mulut lo kalo ngomong!" Omel Farez tak terima.
Ovie hanya terkikik geli. "Udah sih! Malah jadi ngrebutin Elin. Katanya mau kekantin? Ayo lah, hari ini Farez yang traktir. Cusss!!!!!"
"Cuss, Vi!!!" Balas Varga yang mengikuti langkah Ovie.
"Astaga.. salah apa gue? Udah kemarin dimarahin emak karena ga belajar. Hari ini cuma dikasih uang saku ceban, lah ini? Malah disuruh traktir?? Emak... Farez ga mau nyuci piring ibu kantin!!!!!!!" Ucap Farez frustasi dan mulai berjalan dengan langkah lemas seperti sedang memikul beban yang berat.
▪▪▪
"Hai.." ucap seseorang membuat Revan yang sedang mengikat tali sepatunya pun menoleh. "Ganggu ga?"
Revan hanya diam dan kembali mengikat tali sepatunya.
"Lo habis pinjem buku ya?" Tanyanya lagi.
Revan berdiri dari jongkoknya dan sedikit membetulkan seragamnya. "Lo buta?" Tanya Revan dingin.
"Engga sih. Oh ya, lo masih inget gue kan? Gue Sena yang waktu itu dikantin. Sekarang gue udah tau nama lo, lo Revan kan? Gue hebat kan bisa tau nama lo" ucap orang itu yang ternyata adalah Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] *Saquel Possessive vs Bad Girl •••• "Re!" "Revan!" "Ih Revan budek!" "Sayang!" Revan menoleh. "Ga usah panggil sayang." "Kenapa?" "Gue ga suka sama lo" "Tapikan kita pacaran!" "Pokoknya ga usah panggil sayang!" Revan pergi...