••
Ovie memejamkan kedua matanya. Menikmati setiap usapan tangan Revan dikepalanya. Memeluk cowok itu dari samping dan menjadikan pundaknya sebagai tempat sandaran ternyaman. Sesekali juga, Revan mengecup sayang puncak kepala Ovie.
Hari ini, entah kenapa perasaan Revan menjadi gelisah. Keinginan untuk terus bersama dengan Ovie setiap waktu selalu saja terbesit dihatinya.
Untuk itu Revan mengajak Ovie jalan - jalan dengan alibi menikmati udara pagi. Padahal sebenarnya Revan ingin menikmati waktu berduaan saja dengan gadis itu. Tanpa gangguan dari sahabat - sahabat mereka yang saat tadi masih tertidur.
"Gue sayang Lo, Vi"
Ovie menyunggingkan senyuman manisnya dan tambah mengeratkan pelukannya pada Revan. "Ini udah kali ketiga Lo ngomong gitu ke gue, Re"
"Lo ga suka?"
Ovie membuka kedua matanya. "Suka banget, dong! Gila apa kalo gue ga suka." Kemudian Ovie memejamkan kembali kedua matanya. "Apalagi kalo Lo bilang kaya gitu setiap hari ke gue. Mungkin, gue bakal jadi cewek paling beruntung di dunia ini"
Cowok itu terkekeh kecil. "Segitunya?" Ovie hanya cengengesan dipundak Revan. "Semoga yang Lo pengen bisa terjadi"
"Bisa banget harusnya. Kan Lo udah tau apa yang gue mau. Mau dong wujudin?"
Namun hening. Revan tak langsung menjawab pertanyaannya. Gadis itu kembali membuka kedua matanya dan mengernyit bingung.
"Yang?"
Revan menghembuskan nafasnya sedikit kasar. "apapun yang terjadi nanti. Gue harap itu ga bakal ngubah perasaan Lo ke gue, Vi"
Dengan cepat Ovie langsung melepaskan pelukannya dan menatap Revan bingung. "Lo ngomong apa sih, Re?"
"Gue cuma ngomong kalo gue sayang Lo, Vi" Revan langsung saja mengacak rambut Ovie gemas. "Masih libur ga boleh banyak mikir! Mau jalan - jalan lagi?"
Gadis itu mengangguk sebagai jawaban. "Ayo" Revan menggandeng tangan Ovie. Gadis itu hanya diam dan menatap punggung Revan dengan tatapan yang sulit diartikan.
Berbeda dengan Revan. Cowok itu pun bingung kenapa bisa dirinya mengatakan hal itu kepada Ovie. Dan setelah kata - kata itu keluar dari mulutnya, hatinya langsung berdenyut sakit. Kegelisahan pun mulai menyelimuti pikiran dan juga hatinya tentu saja.
Lama dengan pikiran masing - masing, Ovie terkejut lantaran Revan menarikna kuat. "Cewek cantik ga boleh ngelamun." Ucap Revan dan langsung saja merangkul erat pundak Ovie.
Gadis itu tersenyum malu. "Astaga.. tumben Lo imut banget, Re"
Revan hanya mengendikan bahunya dengan tersenyum. Lalu mempererat rangkulannya.
"Fotoin gue dong, yang"
"Pake ponsel gue ya?" Tawar Revan. Gadis itupun mengangguk. "Ya udah buru. Gue disini aja." Ovie pun langsung menjauh dari Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] *Saquel Possessive vs Bad Girl •••• "Re!" "Revan!" "Ih Revan budek!" "Sayang!" Revan menoleh. "Ga usah panggil sayang." "Kenapa?" "Gue ga suka sama lo" "Tapikan kita pacaran!" "Pokoknya ga usah panggil sayang!" Revan pergi...