33 : Kaget

4.3K 201 5
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••

Ovie menatap papan tulis dengan wajah yang sangat berseri - seri. Setiap teman sekelas Ovie yang baru saja berangkat menatap gadis itu aneh. Yang ada dipikiran mereka, apa cewek itu gila?

Gadis itu hanya tak acuh dan tetap setia dengan senyumnya. Sampai senyum itu sirna karena gangguan dari seseorang. Yaa.. siapa lagi jika bukan Elin?

"Senyam senyum kaya lagi dirasukin mbak kun aja!"

Ovie memberengut kesal menatap Elin malas, "sembarangan kalo ngomong lo!"

"Ya abis lo tumbenan banget pagi - pagi udah senyum. Ga capek bibir lo?"

Ovie hanya menggeleng sebagai jawaban. Kemudian merubah posisi duduknya menghadap Elin. "Eh, Lin, gimana kemarin?"

"Apanya yang gimana?" Tanya Elin seolah - olah tidak tahu.

"Jangan sok bego deh lo" kesal Ovie.

Elin menghembuskan nafasnya pelan, "buruk banget, Vi. Farez nyebelinnya ga tanggung - tanggung."

Ovie terkikik geli, "emang nyebelin gimana?"

Elin hendak menjawab pertanyaan Ovie, namun tiba - tiba niatnya terhenti karena merasa adanya keanehan, "kenapa lo nanya seolah - olah ga tau apapun? Bukannya kemarin lo mata - matain gue sama Farez, Vi?"

Ovie meringis kecil mendengar pertanyaan Elin, seketika dirinya menjadi merasa bersalah dan seperti orang yang bodoh. "Sorry, Lin. Kemarin gue lupa kalo mau mata - matain lo"

"Really? Oh god.. terus lo ngapain seharian kemarin, hah?!" Omel Elin tak menyangka.

"Jalan sama Revan"

"What! Lo enak - enakan jalan sama Revan sedangkan gue menderita jalan sama Farez? Fiks you are crazy!"

"I'm not crazy!"

"Yes you're!"

Ovie lebih memilih tidak membalas ocehan Elin. Karena jika sudah begini, mereka akan berakhir saling menjambak rambut satu sama lain.

Seperti dulu saat mereka berdebat karena memperebutkan satu tas branded yang sangat langka, tidak ada satupun dari keduanya yang mau mengalah. Dan mereka berakhir saling menjambak rambut dengan banyak pengunjung mall yang mengabadikan momen mereka dengan kamera ponselnya. Dan yang lebih parah, sudah saling menjambak, tetapi diantara mereka tidak ada yang mendapat tas itu sebab sudah terlebih dahulu diambil oleh orang lain. See, pertengkaran yang sia - sia bukan?

"Iya gue minta maaf" jawab Ovie mengakhiri perdebatan mereka.

"Maaf doang? Huh kalo tau lo kemarin jalan sama Revan, ga bakal gue jalan sama Farez"

"Heh mulut lo! Janji adalah hutang ya!"

"Hih milit li! Jinji idilih hiting yi!"

"Semoga tuhan ngabulin doa gue suapaya mulut lo kaya gitu kalo ngomong" ucap Ovie.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang