Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••••
Revan menghentikan langkahnya. Memandang taman mall yang lumayan sepi saat ini dengan tatapan datarnya.
Cowok itu terdiam sesaat. Kemudian dengan pelan memejamkan kedua matanya. Meresapi semua yang belum lama ini ia dengar.
Entah kenapa, hatinya berdenyut sakit setelah mendengar jika Ovie berpacaran dengan Aksa. Jujur saja, Revan marah. Revan kecewa. Bagaimanapun juga, Ovie masih kekasihnya.
Tapi kenapa?
Kenapa disaat dirinya sudah yakin untuk membuka hatinya, menerima kehadiran Ovie dihatinya. Tapi kenapa malah Ovie menghianatinya? Tapi apakah benar Ovie telah berkhianat?
Jujur saja Revan sulit untuk percaya. Tapi bagaimana jika itu memang benar?
"Re.." panggil lirih seseorang yang ada dibelakang Revan. Dan jelas saja Revan mengetahui suara siapa itu.
"Revan.."
"Sebaiknya lo pergi." Usir Revan dingin.
Ovie, ya gadis itu dengan cepat menggelengkan kepalanya, "gue ga bakal pergi, Re. Gue tetap disini"
Revan membuka kedua matanya. "Kalo gitu biar gue yang pergi." Putus Revan dan hendak melangkahkan kakinya meninggalkan taman mall tersebut.
"Jangan.. Revan.. jangan.." lirih Ovie lagi dan langsung saja memeluk Revan dari belakang.
"Engga.. jangan pergi, Re.. jangan.."
Revan kembali memejamkan matanya. Mendengar suara Ovie yang mulai bergetar membuat hatinya terasa sakit kembali.
Dan untuk kali ini, Revan tidak menolak Ovie memeluknya. Cowok itu membiarkannya.
"Jangan tinggalin gue.." ucap Ovie lagi yang saat ini sedang mati - matian menahan agar air matanya tidak keluar. "Gue ga bisa.."
Cowok itu mengepalkan kedua tangannya. "Gue tau sikap Aksa lebih baik dari gue. Ga kasar ataupun dingin ke elo. Kalo lo emang suka sama Aksa, pergi. Gue bisa lepas lo saat ini juga"
Bisa Revan rasakan jika saat ini Ovie sedang menggeleng dan seketika pelukan tangan Ovie semakin mengerat.
"Engga, Re.. Lo lebih baik.. Gue sukanya sama elo, Re. Jangan lepasin gue..."
"Tapi lo udah buat gue ragu. Lo buat gue ragu untuk buka hati gue ke elo, Vi"
"Jangan ragu, Re.. I-itu semua ga bener, Revaan.."
