Epilog

761 52 5
                                    


Kim So Eun.

Tiga tahun telah berlalu...

Dari awal yang absurd dan random. Seperti menaiki sebuah roller coaster, hidupku seperti naik dan turun. Penuh tantangan dan ketegangan. Sampai saat ini kedua orang tua ku masih tidak peduli akan kehidupanku. Entah kenapa aku sedikit tidak memikirkan mereka lagi. Aku hanya merasa memang mereka sudah tidak peduli akan keberadaan dan keadaanku sekarang. Aku hanya fokus pada orang-orang yang saat ini selalu ada disisiku. Mertuaku yang sudah seperti orang tua kandungku, aku merasa cukup dengan kasih sayang mereka.

Terlebih perlakuan Kim bum yang semakin hari semakin membuatku jatuh cinta. Setelah hari kelulusan Kim bum lalu di susul kelulusan ku, kamu berdua memutuskan untuk tinggal di Busan. Aku merasa udara kota terlalu sesak untuk ku. Kim bum membuka sebuah restoran yang tidak terlalu besar di Busan. Dia memilih berbisnis sendiri daripada memilih meneruskan perusahaan kedua orang tuanya. Ia memilih untuk mandiri dengan usaha yang di kelola oleh dirinya sendiri. Kedua orang tua nya tidak keberatan akan keputusan nya itu. Toh Kim wo bin lah sekarang yang sudah menjadi pengganti Kim bum untuk mengurus perusahan milih kedua orang tua nya itu.

Aku duduk di kursi kayu yang ada di halaman belakang rumah kami. Kebetulan Kim bum membuat rumah yang sangat indah dan sederhana di dekat pantai, jadi aku bisa setiap hari menikmati udara sejuk ini. Aku memegang perutku yang sudah membuncit. Senyum tipis tercipta di bibirku. Mengetahui jenis kelamin anak ku dan Kim bum adalah perempuan dan laki-laki, membuat suami ku sangat senang. Ya, aku tengah hamil anak kembar saat ini. Usia kehamilan ku sudah memasuki 6 bulan.

Aku terkejut saat kedua tangan melingkar di leherku. Kim bum memeluk ku dari belakang. Dapat kurasakan ia sedang mencium pucuk kepala ku dengan hangat. Semenjak hamil, aku sangat candu dengan aroma parfum milik Kim bum. Aku selalu merindukan dirinya kalau ia berada di restoran. Bahkan aku merasa tidak rela jika wanita lain meliriknya sedikit saja. Sangat aneh, aku merasakan cemburu saat hamil seperti ini.

"Sayang, ayo masuk ke dalam. Udara nya semakin dingin.. tidak baik untuk bayi kita" ujarnya lembut. Aku mengangguk pelan lalu berdiri dan di gandeng oleh Kim bum untuk masuk ke dalam rumah.

***

Semejak hamil, kimbum sedikit over protective padaku. Dia tidak mengijinkan ku untuk menyentuh dapur dan pekerjaan rumah sama sekali. Dia menyuruhku untuk istirahat dan santai saja. Dan itu benar-benar membuatku bosan hanya dengan menonton televisi seharian tanpa melakukan kegiatan apapun. Terkadang kimbum hanya mengajak ku jalan-jalan kesekitaran pantai saja. Dia sangat takut terjadi apa-apa padaku. Tetapi aku sangat menyukai kekhawatiran nya itu. Dia sangat imut saat menyuruhku untuk tidak melakukan apapun.

Tetapi anehnya Kim bum sangat cemburu pada anjingku. Mochi selalu aku bawa kemanapun. Dia ikut pindah bersama kami ke Busan. Dan sekarang dia sudah menjadi anjing yang dewasa. Ketika aku selalu memeluk mochi, dia cemberut. Itu membuatku tidak bisa menahan tawaku dan ingin saja mencium bibirnya.

Kim bum berjalan ke arahku sambil membawa segelas susu untukku. Aku sangat tau jika susu igi untukku, karna Kim bum tidak pernah absen untuk membuat kan susu hamil untukku. Sangat perhatian bukan. "Untuk kedua calon pelangi ku" ujarnya dengan nada lucu sambil memberikan segelas susu itu. Aku tertawa pelan, "Ya. Oppa tidak sayang padaku juga?" Aku sedikit memberengut. Dia mengecup bibirku sekilas. "Tidak mungkin aku tidak sayang padamu sayang. Kamu adalah belahan jiwa" Kim bum menggombal membuat ku terkekeh.

"Oppa." Panggilku pelan. Kim bum mendekatkan wajahnya untuk mendengarkan ku. "Kenapa? Kau ingin sesuatu?" Dia mengusap rambutku lembut. Aku mengangguk girang "aku ingin makan paha ayam" ucapku.

"Baiklah. Ayo kita kerestoran. Aku akan membuatkan paha ayam spesial untuk istri tercintaku" Kim bum tersenyum sumringah.

"Oppa bisa masak?" Aku sedikit meragu akan keahlian Kim bum dalam bidang memasak. Terakhir kali ku tau, Kim bum hampir membakar dapur ketika kami masih tinggal di Seoul.

Kim bum tersenyum miring, "kau meragukan suami mu ini?"

"Baiklah. Nanti kau akan terkesan dengan keahlian dan rasa masakan ku" lanjutnya penuh percaya diri.

"Oke. Mari kita saksikan bersama" ujarku kemudian.

***

"Wahhhh....." Air liurku hampir menetes ketika melihat sebuah sajian paha ayam goreng di atas meja. Kim bum tersenyum penuh kemenangan melihatku. Benar. Suamiku seperti pesulap. Dia menyiapkan masakan yang benar-benar di buatnya sendiri untukku. Aku melihat nya memasaknya. Aku tersenyum senang lalu dengan hati riang memasukkan potongan kecil ayam itu ke mulutku. Sangat enak. Di luar dugaan ku. Kim bum sekarang sudah mahir.

"Oppa, kamu hebat" komentar ku sambil mengunyah pelan.

Kim bum terkekeh melihat reaksi ku yang berlebihan. Dia ikut memakan potongan ayam milikku. Aku sedikit meringis padanya karna tidak rela Kim bum ikut memakan ini semua. "Oppa,,," keluhku saat Kim bum terus terusan mengambil ayamku. Lagi-lagi dia terkekeh membuatku semakin kesal.

"Jangan membuat ekspresi itu jika tidak ingin ku terkam" Kim bum berujar membuat mataku melotot garang padanya. Kim bum tertawa kuat melihat ekspresi ku. "Imut sekali sih" protesnya.

"Bagaimana? Suamimu bisa masak sekarang kan?" Tanya Kim bum penuh dengan nada kebanggaan.

"Iya. Kau ahli dalam segalanya oppa" sahutku dengan sedikit menekan kata-kataku.

Dia tersenyum "benarkah?" Kim bum menatapku dengan padangan nakal. Perasaan ku tidak enak sekarang. Aku tau dia akan mengucapkan kalimat-kalimat yang akan membuat aku bergidik.

Satu

Dua

Tiga

"Kau mengakuinya kan. Selain pandai masak, aku juga bisa buat anak" ujarnya.

Aku hampir memuntahkan potongan terakhir ayamku. Benarkan. Selain mesum, Kim bum juga sangat percaya diri. Tingkat percaya diri nya itu sudah melebihi dari seratus persen. Aku kadang sedikit tidak percaya dia adalah suamiku dan ayah dari anak-anak yang saat ini masih berada dalam perutku.

"Dasar eksis" gerutu ku sebal. Dia tertawa keras.

"Aku sangat ingin mencium mu sekarang sayang"

"Ya!! Jangan berani coba-coba. Aku akan membunuh mu oppa" teriak ku. Untung saja restauran hanya ada kami berdua. Kalau saja ramai, sudah kupastikan Kim bum tidak akan mengucapkan kalimat-kalimat mesum itu.


----------------------------------------------



Gimana ? Memuaskan kah ending nya???

Apa kabar kalian semua???

Semoga hari kalian selalu baik yaa❤️

Part ini menandakan pertemuan terakhir kita di cerita ini.. jangan lupa baca juga versi cerita aku yang lain yaa... Hehehe...

I love u all💜💜💜💜

Borahae❤️❤️❤️







Can You Hear Me?[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang