Hold on the dead (5)

457 60 0
                                    

Mereka yang mendengar pertanyaan Kiba hanya terdiam, Bingung ingin menjawab apa. Membuat suasana di ruangan ini menjadi hening kembali.

"Jika kalian menyalahkanku karena telah membawa kalian kesini, Kenapa kalian tidak keluar saja sekarang? Apa kalian bisa melakukan sesuatu untuk merubah keadaan saat ini dengan semua ocehan kalian?" Kata Kiba panjang lebar.

Setelah Kiba mengatakan itu, salah satu dari mereka berdiri, menatap Kiba dengan tajam. Di matanya jelas tersirat rasa kesal saat pandangan siswa itu bertemu dengan mata Kiba.

"Oh... Jadi sekarang kau sudah sok berlagak jadi pahlawan setelah menolong kami, begitu?" Kata siswa tersebut bertanya dengan nada mengejek pada Kiba. Membuat suasana yang tadinya hening kini berubah menjadi menegang.

Kiba hanya menghela nafas berat karena siswa yang ada di depannya ini benar-benar sangat menjengkelkan. Bila bukan karena keadaan mencekam di area sekolah seperti ini, bukan tidak mungkin kepalan tangan Kiba akan dengan sempurna mendarat ke wajah siswa tersebut.

"Kalian ini... benar-benar tidak bisa membaca keadaan. Sebaiknya kalian diam dan berpikir bagaimana caranya agar kita bisa mengatasi masalah ini." Ujar Kiba mencoba bersikap setenang mungkin. Karena ia tahu sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk bersitegang dengan teman sendiri.

"Cihh! Berhentilah memerintah kami!"

"Bukan maksudku untuk memerintah!"

"Huh? Jika bukan, lalu apa?!"

"Kalian berempat, tolong berhenti membuat keributan!."

Gadis berponi yang sedari tadi diam melihat perseteruan mereka kini berdiri dari tempatnya duduk tadi, ingin dia menengahi masalah mereka. Namun...

"Uhh..."

Belum sedetik dirinya berdiri, Hinata langsung terperosok jatuh ke lantai. Beruntung kedua siku tangannya masih mampu menahan sebagian beban tubuhnya.

"Hinata!."

Kiba segera berlari menghampiri gadis pemilik sepasang iris Amethyst di kedua mata indahnya tersebut.

"Maaf, aku hanya ingin menyadarkan mereka bahwa saat ini bukan saat yang tepat untuk saling menyalahkan." Ucap pemuda itu sembari membantu Hinata dengan hati-hati.

"Cih! Jangan sok menjadi yang paling benar disini Kiba."

"Baiklah kami akan keluar dari sini seperti katamu!."

"Kami akan buktikan bahwa kami bisa bahkan tanpa bantuanmu sekalipun!"

Ocehan demi ocehan keluar dari mulut ketiga siswa tadi. Kiba memandang mereka dengan tatapan sinis, menandakan kesabarannya telah di ujung batas sekarang.

"Terima kasih telah mengembalikan keberanian kami dengan semua ocehan konyolmu. Ayo teman-teman! Kita pergi dari sini, orang tua kita telah menunggu di rumah." Lanjut siswa berambut cepak itu yang melangkah mendekati pintu.

Kedua siswa yang lain juga mengikutinya dari belakang. Tetapi mata Kiba terbelalak saat melihat mereka memutar daun pintu gudang ini lalu membukanya.

"Bodoh! Jangan keluar!" Teriak Kiba kepada mereka.

Terlambat..

Mereka sudah melangkah keluar dari ruangan ini. Melenggang pergi dari hadapan Kiba dan berlari menuju ke gerbang sekolah yang ada di sana.

"Sial! Kalian bertiga, cepat kembali!" Lanjutnya lagi yang entah mengapa merasa khawatir dengan mereka.

Tetapi tenggorokan Kiba serasa tercekat kala melihat salah satu dari ketiga siswa itu tertangkap oleh kerumunan mayat hidup di sana. Mereka langsung menggigit tubuhnya. Dan menggerogoti apa saja yang ada padanya. Jerit-jerit kesakitan darinya begitu menggema di gendang telinga. Membuat para mayat hidup yang lain datang mengerumuni siswa naas itu.

Kiba dan Hinata hanya bisa melihat pemandangan tersebut dengan ekspresi horror. Tidak ada yang bisa mereka berdua lakukan untuk menyelamatkannya. Karena terkena gigitan oleh mereka, maka seluruh sisa hidupmu akan berakhir sampai di situ.




Naruto : Perang Dunia Zombie 4 (PDZ4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang