The Place of Hope (7)

148 27 0
                                    

Tubuh Naruto hampir terjungkal mendapat dobrakan kuat dari balik pintu. Tetapi ia kembali mundur untuk menahan pintu itu agar tidak terbuka.

"Chouji, kau bisa mengemudikan ini?"

Sasuke bertanya sambil melemparkan kunci kontak kepada Chouji yang sudah berada di pintu sebelah kemudi. Chouji tersenyum remeh.

"Serahkan padaku!"

Sona, Sakura, Anko, Kiba dan Hinata masuk kedalam sebuah Humvee tua berwarna hitam pudar begitu mesin berkapasitas 6.200cc itu menyala. Chouji menekan-nekan pedal gas dengan kakinya, membuat mesin tua itu berderu kencang dengan suara kasarnya yang khas.

"Tch! Kusoo..."

Umpat Naruto yang tidak kuat lagi menahan begitu banyak dobrakan pintu di belakang tubuhnya. Chouji menggerakkan tuas persneling di tangannya, memasukkan gigi pertama di transmisi manual kendaraan militer itu, dan bersiap take off secepatnya dari sana. Kepala Hinata keluar dari jendela penumpang sebelah kiri.

"Naruto-kun..!"

Teriaknya memanggil Naruto yang masij berusaha menahan pintu.

Draakkh..!

Sebuah cakar tajam menembus pintu kayu itu, tepat 2cm di samping kepala Naruto. Membuat pemuda berambut kuning tersebut mendecih kasar.

"Sasuke..."

Panggil Chouji pelan seperti ingin bertanya sesuatu.

"Tabrak saja."

Jawab pemuda berambut panjang itu dengan tenang seperti biasa. Seolah dirinya tahu apa yang ingin Chouji tanyakan ketika melihat dua pintu kayu besar penutup gudang yang masih tertutup rapat di depan. Tanpa basa-basi lagi Chouji segera menginjak pedal gas dalam-dalam. Raungan kasar mesin tua itu berderu kencang begitu memekakkan gendang telinga. Kedua roda belakang yang besar untuk beberapa detik berputar di tempat bersamaan dengan kepulan asap yang tercipta karena gesekan compound ban yang saling bergesekan dengan lantai aspal. Humvee buatan Jerman tersebut mulai meninggalkan tempat parkirnya dan melaju spontan menuju ke dua gerbang gudang yang masih tertutup rapat.

"Ikezoo!"

Teriak Naruto untuk dirinya sendiri dan mulai berlari meninggalkan pintu kayu yang 60% telah rusak oleh dobrakan para makhluk ganas di dalam. Naruto tak punya waktu untuk menuruni anak tangga kayu yang menurun kesamping. Ia memilin untuk langsung meloncat dari sana menggunakan pagar tangga sebagai pijakannya. Pintu yang sempat ia tahan tadi pun hancur dan terbuka. Memunculkan 2 monster bersama anjing-anjing super ganas yang mengejar seorang pemuda di depannya.

Humvee yang di kemudikan Chouji menabrak keras 2 gerbang di depannya. Membuat kedua pintu besar itu pun terbuka lebar seketika membiarkan kendaraan segala medan itu melaju kencang melewatinya. Chouji mulai membanting setir kekiri. Para penumpang di buritan tergoncang kekanan akibat kendaraan yang mereka tumpangi berbelok begitu tajam. Kini Sakura yang mengeluarkan kepalanya melalui jendela sebelah kanan untuk menengok Naruto yang berlari mengejar mereka di belakang, termasuk segerombolan makhluk mutasi yang juga mengejar dirinya.

"Narutooo...!"

Sakura berteriak begitu kencang memanggil nama pemuda tersebut. Sedangkan Naruto menyimpan senjata di tangan kirinya kebelakang dan terus berusaha menambah kecepatan berlarinya, agar ia tidak berakhir menjadi santapan sia-sia para monster di belakangnya.

Chouji melirik kearah kaca spion, lalu mencoba memperhitungkan jarak kendaraan ini dengan Naruto, dan juga memperhitungkan jarak antara Naruto dengan makhluk-makhluk itu.

"Sekarang Chouji."

Kata Sasuke yang tahu apa yang ada di pikiran pemuda tambun itu.

"Aku tahu."

Sahutnya dengan wajah serius.

Ciiiiiiiiiitttt

Chouji menginjak rem sesuai dengan tingkat kalkulasi perhitungannya. Walau melakukan Hardbraking, Humvee tersebut tidak berhenti seketika begitu saja. Karena itu lah yang memang sedang Chouji rencanakan. Mata Naruto melebar mendapati kendaraan tua yang tepat berada di depannya tiba-tiba mengurangi laju kecepatan secara mendadak. Tidak ada waktu ruang baginya untuk menghindar kekiri, mau pun kekanan. Tak punya pilihan lain, Naruto langsung meloncat tinggi keatas.

Chouji kembali menginjak pedal gas dalam-dalam, membuat Humvee yang mereka tumpangi berakserlarasi konstan kembali, bersama seorang pemuda yang ambruk di atas atapnya.

"Bertahanlah, Naruto."

Kata Chouji pelan sambil tetap berkonsentrasi memegang setir.

"Kkhh..."

Erang Naruto merasa kesakitan di tubuhnya setelah menimpa atap mobil yang terbuat dari baja anti peluru. Di atas atap Humvee yang sedang melaju kencang, pemuda itu berusaha bangkit dari acara jatuhnya barusan. Manik birunya melirik kebelakang. Saat itu juga ia terkejut, melihat salah satu makhluk mutasi yang mengejarnya tadi berpegangan pada bemper kendaraan ini.

"S-Siaal..."

Makhluk itu mulai merangkak keatas menggunakan cakar-cakarnya yang tajam, menuju ketempat Naruto berada. Bunyi-bunyian aneh beserta guncangan yang tidak normal dirasakan oleh Sona. Gadis itu menyadari sesuatu yang ganjal.

"Tidak... Mungkinkah...?!"

Gumamnya pelan yang menyadari bahwa mungkin makhluk-makhluk itu berhasil sampai di belakang kendaraan akibat pengereman secara spontan tadi.

"Ini gawat...!"

Ucap Kiba yang kelihatannya juga menyadari apa yang sedang terjadi.

Chouji melirik kembali kearah spion. Dilihatnya satu di antara mereka berhasil naik di buritan Humvee ini. Namun ia tetap menambah laju kendaraan ini dan mengarahkannya kearah gerbang mansion yang tinggi menjulang.

"Heii kalian, bersiap untuk melewati goncangan keras."

Kata Chouji memperingatkan Sakura, Sona, Kiba, Anko dan juga Hinata, sambil semakin merekatkan genggamannya ke setir kemudi.

Naruto mengambil sebuah pistol yang tersisip di sabuk celana belakangnya. Diarahkannya Glock-17 itu tepat di kepala makhluk yang merangkak menuju kepadanya. Naruto akan menarik pelatuknya, tetapi...

Blaaaaannkkk!

Sebuah guncangan keras tercipta seketika. Humvee yang mereka tumpangi menabrak keras gerbang mansion yang terkunci. Dengan kecepatan yang hampir menyentuh di angka 137Km/jam, kendaraan taguh tersebut hampir tak mendapat kendal apa pun dan tetap melaju jauh meninggalkan mansion Uchiha. Konsentrasi Naruto buyar seketika saat dirinya hampir terperosok gara-gara guncangan keras tadi.

"Gawattt...!"

Seru Naruto pelan melihat cakar besar siap mengayun kearahnya. Tidak punya waktu untuk menghindar lagi. Makhluk itu mengayunkan cakar tangan kanannya dengan kuat.

"Tchh!"

Umpatnya sambil menahan telapak tangan monster itu menggunakan kaki kirinya. Hanya itu yang bisa ia lakukan. Kaki Naruto bergetar menahan tangan berat makhluk tersebut. Gigi-gigi tajamnya menggertak diselingi air liur yang menetes. Makhluk itu seperti akan menggigit Naruto, tetapi sepucuk senjata buatan Austria tertodong tepat kearahnya.

"Maaf saja... Tapi aku takkan membiarkanmu menghalangi kami."

Ucap Naruto tersenyum kecil. Rahang makhluk itu terbuka lebar dan bersiap menyerang Naruto.

Daarr...

Satu tembakan melesak tepat menghancurkan sistem otak. Jari telunjuk tangan kiri Naruto lebih cepat sepersekian detik menarik pelatuk Glock-17 miliknya sebelum gigi-gigi tajam makhluk tersebut mencabiknya. Nafas panjang terhembus sudah. Naruto menendang tubuh tak bernyawa monster itu untuk menyingkirkannya dari kendaraan mereka. Belum beberapa saat Naruto dapat bernafas lega, satu makhluk dengan lidah panjang lagi-lagi meloncat tinggi ingin menerkam dirinya. Naruto tercengang melihat dua tangan dengan cakar besar mengarah kepada dirinya.

Naruto : Perang Dunia Zombie 4 (PDZ4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang