Journey of the dead (2)

265 39 0
                                    

Tap.. Tap.. Tap..

Suara pelan dari langkah kaki mengiringi kewaspadaan kedua orang yang sedang berjalan pelan disebuah toko yang agak gelap karena lampu dalam keadaan mati sekarang. Mata mereka mengedarkan pandangan untuk menyapu keseluruh ruangan, mencoba mencari tahu apakah ada makhluk ganas itu atau tidak. Dengan langkah perlahan sambil mengeratkan genggamannya digagang pedang kayu yang sedari tadi ia bawa, Anko-sensei berjalan lebih dulu dari pemuda yang ada dibelakangnya kalau-kalau ada yang datang menyerang secara tiba-tiba dari depan. Karena saat ini pemuda itu tidak memegang apapun untuk dijadikan senjata. Naruto, pemuda itu, juga melangkah sangat hati-hati dan selalu memperhatikan sekelilingnya dengan waspada.

"Baiklah Namikaze-kun, cepat ambil beberapa barang yang bisa gunakan." Ucap Anko-sensei pelan kepada Naruto. Segera Naruto mengambil dua kantung plastik besar dimeja kasir, lalu dengan hati-hati ia mengambil beberapa makanan kaleng dirak pendingin. Tidak ketinggalan juga ia mengambil beberapa cemilan pesanan Chouji.

"Sunyi sekali..." Kata Naruto pelan untuk memecah keheningan. Anko yang tidak jauh dari Naruto tentu dapat mendengarnya.

"Apa... Kau suka dengan suasana seperti ini?" Tanya Anko-sensei sambil berbisik didekat telinga Naruto. Lagi-lagi muncul secara tiba-tiba disamping Naruto membuat pemuda itu berjinggit terkejut melihat Anko didekatnya dengan tatapan nakal.

"Bu-bukan begitu sensei-"

"Sssstt... Pelankan suaramu, Namikaze-kun. Aku melihat sesuatu disana."




        "Ini sangat... Aneh." Gumam Sasuke yang melihat sekelilingnya. Direksi matanya sedari tadi tidak melihat satupun dari mereka. Suasana yang sepi ini justru membuatnya merasa ada yang janggal sebab saat kemarin malam minibus yang mereka naiki telah beberapa kali menabrak makhluk-makhluk itu. Dan sekarang lihatlah, kota ini persis seperti kota mati. Sona yang tidak sengaja mendengar gumaman Sasuke juga melirik sepanjang jalan. Dirinya yang saat ini sedang bersidekap ditengah pintu bis menatap sela-sela gedung tidak jauh dari mereka, namun tetap saja matanya tidak menangkap satupun tanda-tanda kehidupan.

"Seperti katamu... Aku juga merasa bahwa ini suatu keanehan." Ucap Sona dengan mata terpejam kepada sang Uchiha muda. Sasuke yang menengar Sona berbicara hanya menatap gadis berponi itu dengan sinis.

"Apa masih belum selesai, Chouji?"

Kiba bertanya kepada pemuda gendut yang ada disampingnya. Tapi hanya dibalas dengan gelengan kecil dari Chouji. Kiba sempat merasa bosan karena terlalu lama menunggu proses pengisian bahan bakarnya. Namun Kiba dikejutkan oleh sesuatu yang tertangkap indra pengelihatannya.

"Itu..."




       Anko berjalan perlahan mendekati sesuatu yang bergerak-gerak dibalik pintu yang menuju kesuatu ruangan. Dengan langkah kecil dan berhati-hati Anko mendekati sosok tersebut. Naruto hanya terdiam melihat sensei seksi itu berjalan secara perlahan menjauhinya. Suasana yang sangat hening membuat tempat gelap ini semakin mencekam saja. Semakin mendekat dengan sosok itu, Anko agak memposisikan dirinya kekiri untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh sosok yang meringkuk dibawah lantai tersebut. 

         Namun alangkah kagetnya Anko saat melihat jelas apa yang dilakukan sosok itu, ternyata itu adalah seorang anak kecil yang sedang meringkuk sambil memakan daging dari mayat seseorang yang telah tewas terbujur kaku didepannya. Anak kecil tersebut sangat menikmati setiap inci daging yang ia koyak dengan giginya. Terlihat juga bagaimana ia mengeluarkan usus dari mayat orang itu menggunakan kedua tangannya dengan kasar lalu melahapnya secara bringas. Darah membasahi setiap inci lekuk bibirnya hingga terkadang mengucur lewat dagu gadis kecil itu. 

        Sungguh pemandangan yang sangat tragis dimata Anko yang saat itu melihat tepat didepannya. Naruto yang berdiri diperempatan rak tempat makanan ringan masih sibuk memperhatikan gerak-gerik Anko-sensei dari kejauhan hingga membuatnya tidak sadar bahwa ada sesorang yang mendekatinya dari kanan. Sosok itu berjalan pelan, tetapi ketika melihat manusia yang masih belum terinfeksi sedetik kemudian sosok itu berlari menerjang Naruto. Saat merasakan ada yang mendekat Naruto menolehkan wajahnya kearah samping dan matanya membulat begitu saja saat ada makhluk liar yang berlari kearahnya.

'Gawat..!' Pekiknya dalam hati melihat hanya tinggal dua langkah lagi makhluk itu akan mendapatkannya. Dengan reflek yang telah terlatih secara tidak langsung saat bertarung dengan mereka disekolah kemarin membuat Naruto menggerakkan tubuhnya seperti seakan menghindari peluru yang akan mengenai dadanya. 

     Aksi menghindarnya memang berhasil, akan tetapi makhluk itu terus menyerobot dan hanya mendapatkan kantung plastik ditangan kiri Naruto hingga makhluk itu jatuh tersungkur kelantai diakibatkan kakinya yang berlumuran darah sehingga membuat lantai menjadi licin. Suara benturan dilantai yang keras disertai bunyi-bunyian kaleng yang berbenturan dengan lantai membuat Anko menolehkan wajahnya kearah Naruto, tapi justru itu membuat pertahanannya lengah hingga ia tidak sadar jika sosok anak kecil yang ada diruangan juga ikut menoleh dan melihat seonggok daging segar yang tidak jauh darinya. Dengan cepat anak kecil itu bangkit dan menerjang kearah Anko yang masih sempat melihatnya namun tidak sempat memukul atau menghindar.

Bruakh..

Naruto langsung menoleh kearah sumber suara tersebut dan sedetik kemudian matanya kembali terbelalak ketika melihat Anko yang terlengkup dilantai menahan gigi-gigi gadis kecil disana menggunakan pedang kayunya. Seluruh nadinya kembali berdenyut dengan sangat keras menghantarkan satu denyutan super yang merambat naik dengan cepat hingga menghantam otak Naruto sehingga membuatnya kembali berpikir dengan kecepatan up to 7.2Mbps tanpa buffering.

[Matrix Mode]

Seolah semuanya jadi melambat, Naruto mengambil sebuah kaleng sub buah instan yang menggelinding didekat kakinya dengan tangan kiri lalu segera membuat ancang-ancang untuk melemparnya. Tanpa ia sadari sebuah gambaran muncul diotaknya, sebuah sekema pelemparan yang menepatkan kearah kepala gadis kecil yang berjarak 9m didepannya dengan bobot kaleng yang mencapai 440g disertai arah angin 0 membuat Naruto mampu untuk memperkirakan seberapa keras dan berapa centi lengkungan dari sudut lemparan yang ia kehendaki. Semua tergambar jelas begitu saja dikepala Naruto hingga saat kaleng yang ia lemparkan semakin terlepas dari tangannya. Makhluk dibelakang Naruto yang tadinya jatuh tersungkur kini mulai bangkit berdiri namun juga dengan gerakan yang sangat pelan.

[Matrix Mode End]

Wuuussh...

Kaleng yang telah dilemparkan oleh Naruto melaju dengan sangat cepat dengan berputar-putar menuju kearah gadis kecil disana. Namun sayang lemparan Naruto kali ini meleset dan gagal mengenai kepala gadis kecil itu. Kegagalan itu membuat raut wajah Naruto menjadi seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Mulutnya hanya ternganga ketika melihat kaleng yang berputar itu hanya melintas 6cm diatas kepala gadis kecil disana. 

     Namun apa yang tidak disangka-sangka oleh pemuda kuning itu adalah... kaleng yang dilemparnya terus melaju hingga membentur dinding disamping gadis kecil itu dan memantul kembali tepat mengenainya hingga memuatnya jatuh terhempas kelantai. Raut wajah yang suram seketika berubah ceria saat mengetahui lemparannya yang sempat gagal akhirnya mengenai telak kepala gadis kecil itu hingga darahnya menyiprat kewajah cantik Anko-sensei. Akan tetapi wajah cerianya itu tidak bertahan lama ketika ia menyadari bahwa kedua bahunya telah dicengkram seseorang dari belakang. Naruto tahu siapa yang saat ini sedang mencengkramnya, membuat pemuda ini sangat panik dibuatnya karena makhluk itu dengan buas ingin segera menggitnya.

"Hoaaa..!"

Naruto : Perang Dunia Zombie 4 (PDZ4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang