Teriaknya berusaha berdiri lalu berlari menghampiri sosok pemuda yang tengah tergeletak kesakitan memegangi bahu kanannya.
Kiba juga berlari untuk menghampiri Naruto. Namun langkahnya terhenti ketika sudut matanya menyadari satu sosok makhluk berlari ke arah Hinata yang tanpa penjagaan karena sempat ditinggal olehnya sesaat untuk menarik Sakura tadi. Sasuke dan Chouji sibuk mengurusi yang di depan. Anko-sensei sedang menghadapi tiga zombie sendirian di sayap kanan. Tak ada pilihan lain, Kiba harus segera menyelamatkannya.
"Hinata..!"
Hinata mencoba menggerakkan rodanya menggunakan tangan saat zombie tersebut semakin mendekat. Namun usahanya tidak cukup berhasil ketika zombie itu telah berada dua meter di dekatnya.
"Gwaaarrh..."
Weett..
Anko sempat berlari dan meloncat untuk menyabet zombie itu hingga ia jatuh terjerembab ke tanah penuh rerumputan. Akan tetapi sabetannya tidak tepat sasaran dan hanya mengenai leher zombie itu hingga membuatnya jatuh menabrak kursi roda Hinata.
"...Hina-"
Suara Kiba seakan tercekik saat seseorang memeluknya dari belakang. Dengan sigap Kiba menggunakan kedua tangannya menahan dagu orang itu agar ia tak bisa menggigit bahunya.
"Sial-... Hinata, menjauh dari sanaa..!"
Teriaknya masih menahan dagu zombie yang mencengkramnya.
"Tapi aku.. Aku tak bisa-"
Hinata mencoba sekuat tenaga untuk menjauh dari sana. Namun keterbatasan fisik membuat usahanya dan keinginannya menjadi mustahil. Anko mencoba berdiri kembali untuk menolong Hinata, Akan tetapi datang lagi tiga mayat hidup yang dihadapinya tadi. Membuat guru cantik itu tidak bisa menyelamatkan salah satu muridnya.
Hinata merangkak menggunakan tangannya sekuat tenaga. Ia tak menyerah walau itu sangat menyiksanya. Hinata terus berjuang meninggalkan kursi roda miliknya yang telah rusak di tabrak zombie itu. Ia tetap berusaha sendiri, karena menyadari bahwa teman-temannya juga sedang berjuang. Tetapi keberuntungan tidak memihak Hinata. Walau zombie yang ambruk tadi sempat menerima serangan keras dari Anko, makhluk itu kembali mengincar Hinata. Zombie itu merangkak melewati kursi roda yang di tabraknya tadi, lalu mencoba menggapai kaki Hinata.
'Tidak..!'
Pekik Hinata dalam hati merasakan sebuah tangan mencengkram kakinya kanannya kuat.
"Ekh.. Hinata... Siaal..!"
Kiba seakan tidak berdaya melepaskan diri dari makhluk yang sedang mencoba menggigitnya. Ia ingin menolong Hinata saat ini juga. Tapi apa daya, menolong diri sendiri pun tidak bisa.
Hinata mencoba melepaskan diri dari cengkraman zombie itu. Ia ingin menendang-nendang kakinya agar ia bisa terlepas dari tangan kotor yang saat ini mencengkramnya kuat. Akan tetapi, keinginannya hanya jadi angan sia-sia. Lumpuh yang dideritanya membuat ia tak bisa melakukan apa-apa. Zombie itu kembali merangkak mendekati Hinata dan...
"Aaaaaakh..!"
Jerit penuh kesakitan terdengar bahkan sampai di telinga Sakura yang sedang membantu Naruto berdiri. Zombie itu berhasil mendapatkan Hinata. Menggigit kaki kanannya tanpa belas kasihan sedikitpun.
"Tidaaaakk..! Hinataaa..!"
Teriak Kiba melihat seorang yang disukainya berada di ujung tanduk.
Mata biru Naruto seakan melebar ketika melihat pemandangan yang tak jauh darinya. Ia melihat dengan jelas zombie itu menggigit kaki Hinata, seseorang yang selalu ingin ia jaga. Waktu seakan berhenti seketika. Hanya terdengar detak jantung bersama dengan denyut nadi yang keras. Terjadi lagi... Syarafnya serasa ditendang jutaan gelombang elektromagnetik yang diakibatkan oleh denyut nadi yang tidak normal. Pandangannya terasa kabur, namun hanya satu yang paling jelas. Pandangannya seolah terfokus pada satu titik. Naruto menggerakkan tangan kirinya. Mengangkat senjata yang ia bawa, lalu membidik satu titik tersebut. Detak jantungnya sangat berantakan. Namun emosi dari gelombang yang telah tersalurkan ke otak melalui syaraf membuat Naruto mampu membuat bidikannya sejajar dengan titik itu. Yaitu kepala zombie yang telah menggigit Hinata.
"Keparat kauu..!"
jDaaarrr...
Satu ledakan bubuk mesiu mendorong ujung peluru melesat keluar melalui moncong laras senjata miliknya, ketika ia telah menarik pelatuk di ujung jarinya. Peluru itu berputar menggores udara. Melesat tanpa halangan. Menuju ke satu titik itu.
Jleebb...
Darah merah kehitaman keluar ketika kepala zombie itu terhempas mendongak ke atas. Sebuah peluru bersarang tepat di tengah keningnya. Membuat zombie itu mati untuk yang kedua kalinya.
Semua mata seakan hampir keluar melihat ke arah Hinata. Begitu juga dengan Naruto, yang terengah karena luapan emosinya. Ia tak sanggup mengatakan apa pun. Seakan semua kata telah terhapus dalam memorinya.
Craaattss...
Sebuah gunting menusuk belakang kepala zombie yang mencengkram Kiba. Zombie itu pun ambruk, membuat Kiba terlepas dari cengkramannya dan berlari ke arah Hinata.
"Hinata!"
Serunya memeluk tubuh tak berdaya Hinata. Wajah cantiknya itu meredup menahan rasa sakit yang teramat sangat. Luka dengan jelas terlihat di kaki kirinya, bersamaan dengan darah yang keluar.
"Kalian... Benar-benar..."
"...Membuatku maraah!"
Naruto berlari dengan penuh emosi. Mengambil sebatang tongkat sapu Sakura yang patah tadi, lalu menerjang dua zombie di depan Sasuke.
Buaagh..!
Naruto menendang rusuk salah satu dari kedua zombie itu, hingga membuatnya terpelating jauh. Sasuke terbebas dari kedua zombie tadi. Membuatnya lebih leluasa bergerak untuk membantu Naruto.
Jleebb..
Naruto menancapkan ujung bekas patahan tongkat yang ia genggam ke kepala salah satu zombie itu. Zombie yang satunya lagi segera bangkit dan bergerak ke arah Naruto. Pemuda kuning itu tidak bisa mencabut bekas tongkat Sakura yang menancap dalam di kepala zombie tadi. Zombie yang lain hampir menggapai Naruto, namun gerakan Sasuke sedikit lebih cepat. Satu sabutan tongkat pemukul mengenai dada zombie itu begitu keras. Hingga membuat zombie itu terdorong kebelakang menjauhi Naruto. Seorang gadis langsung menusuk kepala zombie itu dengan sebuah gunting ketika telah terbanting ke tanah. Membuatnya berhenti untuk bergerak.
"Sasuke, bawa yang lain pergi dari sini segera."
Ucap Naruto yang langsung meninggalkan Sasuke begitu saja menuju ke tempat Kiba dan Hinata. Tentu Sasuke mengerti apa yang dimaksud Naruto. Karena jarak villa milik keluarganya sudah tidak jauh lagi.
"Kita harus bergegas sebelum mereka datang lagi."
Kata Uchiha muda itu kepada Chouji juga Sakura yang baru tiba di sampingnya.
"Bagaimana dengan keadaan Hinata..?"
Sakura bertanya pada Sasuke yang mulai setengah berlari ke depan.
"Kita akan tahu nanti setelah sampai di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : Perang Dunia Zombie 4 (PDZ4)
Fanfiction[END] Tamat 19 Agustus 2021. Cerita dari November 2020. Ketika terjadi sebuah insiden mengerikan di sekolah yang mampu membunuhmu tanpa belas kasihan, apa yang akan kau lakukan? Lari untuk bertahan hidup, atau mati menjadi mayat hidup! Bersama sisa...