'S-Sial... Apa yang harus aku lakukan...?!'
Naruto diam tak bergerak melihat lidah panjang yang terjulur. Bergerak kesana-kemari, terlihat bagai seekor kadal raksasa seukuran manusia dewasa. Hanya tersisa dua belas langkah jarak yang memisahkan mereka. Bekas darah dari anak lelaki kecil tadi masih segar menempel rahang penuh gigi-gigi yang sangat tajam.
"Lari.. Anak muda!"
Sebuah seruan terdengar dari atap sebuah rumah. Tidak salah lagi, seruan tersebut memang tertuju dan ditijukan untuk Naruto. Kaki kanannya mulai melangkah mundur kebelakang. Lanjut berganti kaki kiri dan seterusnya sampai Naruto mampu menguasai diri kembali. Seorang misterius yang berseru tadi dengan cepat mengeluarkan sebuah senjata tangan yang tersimpan di balik jaket abu-abunya. Naruto membanting tubuh dengan keras berputar kebelakang. Naruto mulai berlari tunggang langgang. Berlari sekuat tenaga, secepat yang ia bisa.
Makhluk itu langsung mengejar mangsa keduanya yang mencoba melarikan diri. Berlari dengan cara merangkak menggunakan kedua tangan dan kakinya, makhluk itu bergerak tak kalah cepat dengan Naruto. Meloncat tinggi ke dinding-dinding gang yang tidak terlalu lebar, makhluk tersebut begitu gesit berpindah dari satu dinding rumah ke dinding rumah yang lain.
Darr-Darr-Darr-Darr
Beberapa kali pelatuk ditarik untuk membuat Blasting meledakkan bubuk mesiu di dalam selongsong peluru. Tentu targetnya hanya satu, makhluk ganas yang sedang mengejar seorang pemuda di sana.
Enam belas langkah lagi menuju belokan dua arah, Naruto terus berlari sekuat yang ia bisa. Berharap ia mampu meninggalkan jauh makhluk di belakangnya. Namun harapannya pupus seketika saat ia sedikit menoleh ke belakang. Makhluk yang merangkak gesit di dinding gang itu meloncat tepat ke arahnya. Mata Naruto melebar menyaksikan makhluk liar itu sepersekian detik lagi akan menerkamnya.
Da-Da-Da-Daarrr!
Dua dari empat peluru yang telah ditembakkan melesat menembus kulit makhluk ganas tersebut. Naruto merundukkan tubuh sampai hampir terperosok ke depan. Berusaha menghindari terkaman makhluk di belakangnya. Salah satu tangan bercakar tajam sangat tipis di atas kepala Naruto.
Brangkk!
Makhluk itu terperosok tajam tepat di depan Naruto yang juga terjungkal. Jika bukan karena tembakan tadi yang membuat efek dorongan ke tubuh makhluk itu, pasti kepala Naruto telah terlepas dari raganya. Saking lajunya, makhluk tersebut terus tergelincir hingga menabrak beberapa tong sampah di dinding. Walau sempat terjungkal ke depan, Naruto menggunakan telapak angan kirinya yang tidak memegang tongkat pemukul untuk menahan seluruh beban tubuhnya yang akan terperosok jatuh.
"Kkh..!"
Keseimbangannya kembali stabil dengan adanya tangan kiri yang menjadi tonggak tumpuan tubuhnya. Naruto langsung berlari tegak kembali untuk segera berbelok ke kiri. Orang misterius di atap tadi dengan cepat langsung membidik lagi makhluk itu yang telah bangkit kembali. Akan tetapi ada hal yang aneh. Tubuh makhluk itu mengejang sebentar disertai membesarnya ukuran tubuh miliknya. Penampilannya terlihat berkali lipat lebih garang dari sebelumnya.
"Jadi ini senjata yang akan kau pakai untuk menghancurkan pihak yang menentangmu... DNA segar dari anak kecil itu jadi pemicu struktur metabolis tubuhnya. Kau benar-benar keparat... Obito."
Sepersekian detik kemudian, dengan satu sentekan kedua kakinya, makhluk itu kembali bergerak gesit mengejar pemuda jauh di depan.
"Sial.. Terlalu jauh..."
Orang berbadan tegap dan berambut hitam panjang itu merutuk sendiri. Jarak antara ia dengan targetnya terlampau jauh untuk dibidik menggunakan senjata tangan sepanjang 188mm di genggamannya tersebut. Dirinya mulai menebak rute yang akan dilewati pemuda itu nantinya. Karena telah memilih untuk berbelok ke kiri, tidak akan ada lagi jalur lain yang bercabang. Lelaki paruh baya tersebut hafal betul wilayah ini. Jika pemuda itu masih mampu berlari, maka dapat dipastikan pemuda itu hanya akan menemui satu tikungan ke kiri lagi dan berakhir di pagar kawat yang menjulang tinggi.
Pria paruh baya tersebut segera bergerak tak membuang banyak waktu. Ia mulai berlari di antara atap-atap rumah. Beruntung dirinya mengenal wilayah ini, sehingga ia tahu rute tercepat untuk memotong. Terus dan terus berlari, berharap setiap langkah yang terpijak bisa sampai tepat waktu menyusul pemuda yang kini tengah memisahkan pilihan antara hidup dan mati. Kaki-kakinya meloncat ke arah balkon sebuah apartemen. Ia terus berlari di balkon apartemen yang sangat panjang itu, terus berlari tanpa henti.
'Apa yang akan kau lakukan setelah itu, nak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : Perang Dunia Zombie 4 (PDZ4)
Fanfic[END] Tamat 19 Agustus 2021. Cerita dari November 2020. Ketika terjadi sebuah insiden mengerikan di sekolah yang mampu membunuhmu tanpa belas kasihan, apa yang akan kau lakukan? Lari untuk bertahan hidup, atau mati menjadi mayat hidup! Bersama sisa...