"Sona, bisa kau tahan rantai ini bersamaku?"
Tanya Naruto kepada gadis berkacamata di belakangnya.
"Kau punya rencana?"
Tanya balik Sona pada pemuda itu.
"Kuncinya, adalah menjaga makhluk-makhluk itu untuk tidak masuk kesini bukan? Biarkan pagar ini melakukan tugasnya."
Jawab Naruto penuh keyakinan tentang rencananya. Sona terdiam sejenak sebelum akhirnya sedikit menarik sudut bibirnya.
"Terserah kau saja..."
Jawab gadis itu tersenyum kecil sambil menggapai rantai yang terjulur kebawah. Lalu menariknya sekuat yang ia bisa.
Melihat Sona yang telah siap, Naruto berhenti mendorong pagar dan berfokus untuk menarik rantai yang ia tahan sejak tadi. Naruto terus menariknya, lalu mengikat rantai itu ke gagang pintu pagar dengan sangat erat. Walau tidak tertutup sempurna, tapi ia rasa cukup memberi ruang dan waktu bagi ia dan teman-temannya untuk pergi dari dermaga ini.
"Ikuzo..!"
Kata Naruto berlari kecil meninggalkan tempat itu menuju kearah di mana Sasuke, Sakura, Anko dan Chouji berada. Sona bersama Hinata dan juga Kiba mengikutinya dari belakang. Jarak mereka dengan kapal tersebut tidak bisa dibilang dekat, namun juga tidak terlalu jauh. Tidak menghiraukan gemerincing suara pagar di belakan mereka, Naruto dan yang lain terus berlari pelan menapaki lantai kayu dermaga. Tanpa mereka sadari, salah satu dari zombie-zombie di sana menerobos melalui celah pagar yang telah terikat oleh rantai tersebut. Ia memanjat, menaiki tubuh zombie-zombie yang lain dan menginjak rantai dengan kakinya. Ia berhasil menyelusup melalui cepah itu dan terjatuh kebawah. Tetapi itu bukanlah hal besar mengingat mereka tidak bisa berpikir bagaimana rasanya rasa sakit itu. Makhluk itu mulai berlari mengejar Naruto dan teman-temannya, sedangkan yang lain meniru caranya untuk menerobos pagar kawat tersebut.
"Di sana...!"
Kata Hinata menunjuk Sasuke dan yang lain di dekat sebuah kapal yang tidak begitu besar.
"Ya! Ayo kita pergi dari sini sejauh mungkin!"
Ucap Kiba bersemangat menanggapi Hinata.
Tetapi sesuatu menarik kaos Sona dari belakang. Naruto berhenti seketika menyadari bahwa tubuh Sona telah dikunci oleh satu makhluk yang sangat dibencinya.
"Sona..!"
Makhluk itu mencoba menggigit bahu Sona, akan tetapi kesigapan Sona sedikit lebih cepat meresponnya. Gadis itu menahan rahan bawah zombie tersebut yang mencoba menggigitnya menggunakan telapak kirinya.
Naruto meraih sepucuk senjata di ikat pinggangnya, lalu mengangkat senjata tersebut sehingga moncong larasnya sejajar dengan arah kepala makhluk itu. Tapi, sebelum Naruto menarik pelatuk, beberapa zombie muncul tiba-tiba. Berlari mendekati mereka berempat dengan cepat.
Darr...
Dar-Dar-Darrr...
Naruto terpaksa menembakkan pelurunya kearah dua zombie yang mendekat terlebih dahulu. Tetapi lagi-lagi tiga zombie lain datang kembali untuk menyerang mereka. Masih dengan tubuh yang terkunci, Sona memilih untuk bersembunyi di balik tubuh besar pria yang sedang berusaha menggigitnya. Agar para zombie yang tadang tidak menyadari keberadaannya dan lebih memudahkan jalannya untuk mencoba meloloskan diri dari kuncian zombie itu.
'Tidak ada waktu untuk ragu-ragu lagi! Aku tak mau kalah dari Naruto lagi...! Apapun yang terjadi, aku pasti akan melindungimu Hinata!'
Seru Kiba mantap dari dalam hati melihat salah satu dari ketiga zombie itu berlari kearahnya dan Hinata.
Dar-Dar-Darrr...
Dengan pistolnya, Naruto yang semakin menguasai Glock-17 pemberian dari Hiashi Hyuuga berhasil menjatuhkan satu di antara mereka. Namun ketika Naruto ingin menarik pelatuknya kembali, lagi-lagi hap yang sama terjadi. Senjatanya tak mau menembakkan selongsong berproyektil timah panas karena kehabisan amunisi.
'Tch..! Kusoo...'
Umpat kasarnya dalam hati.
Jdaakk...
Sona menendang lutut pria tersebut menggunakan tumitnya dengan sangat keras. Kaki kiri pria itu pun terdorong kebelakang, membuat celah untuk Sona meloloskan diri. Gadis tersebut berputar keluar melalui celah itu lalu menendang kepalanya keras.
Naruto tidak tahu apa yang harus ia pikirkan untuk menghadapi zombie yang mendekat ini dengan tangan kosong. Satu gigitan saja, semuanya berakhir sudah. Benar-benar tidak adil baginya. Namun belum sempat kontak terjadi antara Naruto dengan dua zombie itu, sebuah kaki menendang kaki-kaki zombie tersebut hingga membuatnya terjatuh menyusur tanah.
"Kau berhutang padaku. Kau harus ingat itu."
Ucap Sona tersenyum remeh, gadis yang telah menslideding kedua makhluk yang akan menyerang Naruto.
Grebb...
"Hinata, cepat lari..!"
Seru Kiba yang sedang menahan tubuh dan rahang zombie yang mencoba menyerangnya. Mendengar kata-kata Kiba, tentu Hinata tak ingin begitu saja meninggalkan mereka bertiga seperti pecundang. Naruto selalu mengatakannya... 'Jangan permasalahkan apa yang menjadi ketidaksempurnaanmu. Kuat bukan berarti hebat... Asal kau mampu melindungi teman yang berharga bagimu... Itulah arti dari kuat yang sebenarnya...'
Ya... Hinata Ingat jelas kata-kata itu. Ketika sore di mana Naruto selalu berbaring di rerumputan di tengah taman Kota. Pemuda itu mengatakan sesuatu yang sangat berarti bagi Hinata. Kata-kata yang takkan pernah terlupa oleh dirinya. Ia telah belajar sesuatu dari murid bodoh dan berisik seperti Naruto.
"Tidak! Aku-"
Jdeeerrr!
Hinata terkejut dengan mata yang terbuka lebar. Mendengar letupan kuat dari sebuah senapan bersamaan dengan wajah Kiba yang berlumuran darah. Tubuh itu ambruk seketika.
"Sona, kita harus secepatnya menyusul Sakura dan yang lain sebelum mereka bertambah banyak!"
Ucap Naruto menahan leher zombie dan mengunci tubuhnya agar tak bisa bergerak menyerang Sona.
"Aku tahu itu, tapi-"
"Graaarrhhh!"
Syuuutt... Buuughh!
Sona menghindar dari terkaman makhluk ganas yang mencoba menyerangnya kembali, lalu menghantamkan tumitnya yang beralaskan sepatu sekolah tepat kearah kepala zombie tersebut.
"...Mereka selalu berdatangan."
Lanjutnya lagi melihat dua zombie mendekat lagi setelah kalimatnya terputus tadi.
"Ck! Sialan..."
Umpat Kiba pelan mengusap pipi kanannya yang bersimbah darah. Ia melihat zombie yang telah ambruk tersebut dengan luka tembak mengerikan di bagian matanya.
"Tidak tepat ketengah kepala... Namun peluru terus melesak menghujam menembus otak."
Ucap pelan seorang pemuda yang tengah mengamati situasi di sana dari jauh menggunakan Scope di senapan Sniper Arctic Warfare Magnumnya.
Cekreeellkk...
Sebuah selongsong peluru kosong keluar dari frame samping senjatanya ketika Sasuke menarik tuas Slide untuk mengokangnya kembali. Sebelah matanya kembali terarah menembus kejauhan melalui Scope yang terbaut erat di atas Sniper miliknya. Nafas panjang menderu ia hembuskan untuk mengurangi rasa gugup dan ragu dalam menarik pelatuk. Satu kesalahan kecil, meleset 4cm saja sudah cukup untuk membunuh teman-temannya yang berada di sana. Kembali ia membidik lima zombie yang berhasil menerobos pagar dan menuju kearah Naruto.
"Selanjutnya... Kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : Perang Dunia Zombie 4 (PDZ4)
Fanfiction[END] Tamat 19 Agustus 2021. Cerita dari November 2020. Ketika terjadi sebuah insiden mengerikan di sekolah yang mampu membunuhmu tanpa belas kasihan, apa yang akan kau lakukan? Lari untuk bertahan hidup, atau mati menjadi mayat hidup! Bersama sisa...