"Turunkan lagi kecepatnya diangka 15Km/jam. Lalu jika ada yang menghalangi didepan segera injak gasnya dalam-dalam untuk menabrak makhluk itu. Setelahnya kembali lagi pertahankan bis ini melaju dikecepatan 15Km/jam. Mengerti?!"
Sasuke mencoba menjelaskan tentang arahan yang telah ia rencanakan dikepalanya untuk menolong Anko dan Naruto. Chouji tidak menjawab, hanya tatapan serius kedepan yang ia perlihatkan. Dengan itu pun ia kurangi lagi kecepatan bis hingga hampir seperti apa yang diperintahkan Sasuke tadi. Bis melaju sangat pelan kali ini, membuat Naruto dan Anko dapat menyusul mereka. Namun tampaknya mereka berdua hampir mencapai batasnya, semakin lama laju lari mereka makin lambat dari yang sebelumnya. Nafas mereka tak karuan dikala memaksa kaki untuk bergerak lebih cepat lagi. Anko benar-benar tidak kuat dan hampir membuatnya limbung karena sempat kehilangan keseimbangan.
"Sensei..!" Pekik Naruto yang melihat Anko hampir saja terjungkal kedepan. Dapat Naruto lihat wajah pucat Anko dengan banyak peluh yang mengalir deras melalui pelipisnya. Mereka berdua berhasi menyusul minibus yang saat ini berjalan pelan disamping mereka. Sesaat bis itu tiba-tiba melaju kencang meninggalkan Naruto dan Anko dibelakangnya, setelah bis itu sedikit terguncang dan memunculkan mayat bersimbah darah yang habis ditabraknya, bis itu kembali melaju pelan disamping mereka berdua.
"Cepat, Naruto! Anko-sensei!"
Kiba berteriak memanggil dua orang yang sedang berlari disamping minibus dan dapat Kiba lihat wajah yang sangat kelelahan Naruto dan Anko. Kiba membuka lebar-lebar pintu bis itu agar mereka berdua bisa naik kedalam dan segera pergi dari sini. Tapi tampaknya Sona tidak melihat adanya kesempatan untuk kedua orang diluar berhasil naik bis ini.
"Mustahil... Mereka telah mencapai batasnya! Mereka sudah tak sanggup lagi!" Ujar Sona panik jika-jika mereka berdua berhenti ditengah jalan untuk mengambil nafas. Bila itu sampai terjadi maka mereka akan tertinggal oleh bis dan mustahil untuk mengejarnya kembali.
'Ck... Kusoo..!' Umpat Sasuke dalam hati saat mendengar perkataan Sona barusan.
"Na-Naruto-kun..." Gumaman Hinata penuh dengan kekhawatiran yang teramat sangat, bahkan Sakura menyadari apa yang Sona katakan tadi membuatnya bungkam tak berkutik sama sekali. Akal sehatnya seakan telah runtuh saat membayangkan bila Naruto dan Anko-sensei sudah tidak kuat lagi dan jatuh tertunduk mengambil oksigen yang sempat kosong diparu-paru mereka. Hingga bis melaju semakin menjauh dari mereka ketika Naruto dan Anko-sensei tak mampu lagi untuk berdiri dan makhluk-makhluk itu akan...
"Chouji dengarkan aku baik-baik..!" Sasuke berteriak keras tepat disamping Chouji yang sedang berkonsentrasi menyetir. Kali ini Sasuke benar-benar panik hingga meninggalkan kesan wajah datarnya khas warga Uchiha.
"Cepat injak pedal remnya sekuat tenagamu selama tiga setengah detik, setelahnya injak pedal gasnya sedalam mungkin..! Kiba bersiaplah turun dan selamatkan mereka selagi bis ini berhenti..!"
Sangat jelas terlihat otot yang keluar dileher Sasuke ketika mengomandoi Chouji dan Kiba penuh dengan kepanikan. Chouji pun tidak banyak protes dan langsung menginjak rem sekuat yang ia bisa dan itu membuat bis agak tergelincir sebentar sebelum benar-benar berhenti. Sakura dan Sona hampir terjungkal kedepan saat bunyi decitan kampas rem beradu dengan piringannya bila mereka berdua tidak sigap berpegangan pada sandaran kursi penumpang disamping kiri-kanan mereka.
Benar saja kata Sona beberapa saat yang lalu, ketika bis benar-benar berhenti, Naruto dan Anko telah terjatuh dengan lutut mereka keaspal. Tangan mereka berdua gemetar menyangga tubuh mereka yang menandakan bahwa saat ini benar-benar batas mereka. Naruto mencoba berdiri kembali dengan nafas terengah-engah saat melihat Kiba langsung berlari dan langsung memapah Anko-sensei naik ke dalam bis.
"Sakura..!" Teriak Kiba kepada Sakura yang tidak jauh darinya. Seolah mengerti apa yang dimaksud Kiba, Sakura segera mengambil alih tubuh Anko-sensei kepelukannya. Sedangkan Kiba kembali berbalik dan akan menolong Naruto, namun belum sempat kakinya menginjak aspal, bisnya kembali melaju membuatnya terbanting kearah engsel pintu."
"Agh..." Erangnya kesakitan memegangi bahunya yang terbentur dengan engsel pintu bis saat bis itu melaju kembali. Akan tetapi Naruto masih sempat mengulurkan tangan kearah Kiba dan ulurannya tersebut disambut oleh sebuah tangan seseorang yang membuat Naruto terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : Perang Dunia Zombie 4 (PDZ4)
Fanfiction[END] Tamat 19 Agustus 2021. Cerita dari November 2020. Ketika terjadi sebuah insiden mengerikan di sekolah yang mampu membunuhmu tanpa belas kasihan, apa yang akan kau lakukan? Lari untuk bertahan hidup, atau mati menjadi mayat hidup! Bersama sisa...