Entah karena sinar matahari yang menerpa wajahnya melalui celah jendela yang sedikit tersingkap. Atau karena dering ponsel miliknya yang sejak tadi berlomba untuk membangunkannya. Dengan keadaan masih setengah sadar, Wonwoo mencoba meraih handphone-nya yang berada diatas nakas dan melihat siapa gerangan yang sudah membangunkannya.
Nama Yerin terpampang disana.
Ah, tunangannya yang menelpon. Wonwoo hendak mengangkat telepon dengan perasaan bahagia, kini terhenyak ketika memastikan siapa yang menghubunginya. Dan ketika layar ponsel tersebut perlahan meredup, bergantikan notifikasi tentang jumlah panggilan tak terjawab. Bukan hanya satu, tapi sebanyak 48 kali.
Seolah tersiram air es, Wonwoo kemudian bangkit begitu saja. Tak pelak rasa pusing langsung menghantamnya. Setelah mencoba menetralkan dengan mata terpejam, Wonwoo kembali melihat handphonenya. Kalau tadi ia terkejut mendapat panggilan 48 kali dari tunangannya. Kini rasanya ia hampir serangan jantung, ketika mendapatkan panggilan lain dari keluarganya dan keluarga Yerin. Masih dalam jumlah yang banyak, tentu saja.
Dengan tergesa ia berpindah ke kontak pesan, membuka pesan teratas dari Yerin yang tak kalah sama banyaknya.
Yerin
Wonwoo kau dimana? Mengapa menghilang begitu saja?
Wonwoo angkat teleponku!
Sayang? tolong angkat teleponnya.
Demi Tuhan, Wonwoo! Dimana sih kamu?
Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau kabur begitu saja.
Kami khawatir, sayang. Kau baik-baik saja kan?
Wonwoo ...
Kabari aku kalau kau sudah membacanya.Saat ingin membalas pesan tunangannya, ingin mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan membuat semua khawatir. Tapi ketika matanya tidak sengaja menatap sekeliling kamar, jika tadi ia merasa mendapat serangan jantung, kali ini ia merasa jantungnya akan lepas dari tempatnya. Ketika ia menyadari bahwa ia tidak berada di tempatnya, dan tertidur entah dimana —dalam keadaan tubuh tanpa sehelai benang.
***
Tidak langsung menghubungi Yerin atau keluarganya. Ia mencoba menerka-nerka apa yang sudah terjadi, dan bagaimana ia bisa berada disini. Setelah mencoba mengembalikan keterkejutannya dan berpikir rasional. Ada beberapa hal yang dapat Wonwoo simpulkan.
1. Ia masih berada di hotel, tempat dia melaksanakan pertunangannya tadi malam. Walau ia masih tidak mengingat jelas bagaimana bisa berakhir disini.
2. Ini mungkin buruk, kesadaran bahwa Wonwoo menghilang begitu saja dari acara pentingnya. Pantas saja keluarganya dan keluarga Yerin panik mencari keberadaannya.
3. Dan, kenapa ia terbangun dalam keadaan polos tanpa pakaian ...
Samar-samar ia mengingat bahwa sebelumnya, ia masih berada di pesta perayaan ulang tahun perusahaan. Ia sedang berbincang dengan kolega dan rekan bisnisnya, sedikit meminum wine dan perempuan yang ia anggap Yerin.
Astaga.
Wonwoo bukan orang polos yang mengira alasan dibalik keterlanjangannya kini adalah perbuatan roh halus. Dan seingatnya juga, ia bukan tipe orang yang nyaman tidur dengan tanpa pakaian. Ditambah ada bercak darah yang terjeplak di sprei, membuktikan bahwa ia telah menghabiskan malam yang panas dengan seseorang yang ia kira adalah Yerin.
Akan terjadi masalah besar jika sampai Yerin ataupun keluarganya tahu.
Ia akan mengurus hal ini sendiri. Dengan siapa perempuan yang bermalam disini. Tetapi nanti, setelah ia menjelaskan terlebih dahulu tentang menghilangnya dirinya di acara semalam.
Mencoba mencari pakaiannya yang tercecer di lantai dan memakainya. Wonwoo mengambil handphone dan keluar dari kamar itu. Tak lupa menuliskan sebuah pesan kepada petugas kebersihan agar sedikit membersihkan 'kekacauan' yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unscrew You | 96's Line
FanfictionDi tinggalkan atau meninggalkan, Mana yang akan kau pilih?