Hari ini adalah hari pertama Kim Hanbin resmi menjadi salah satu dari sekian banyak pegawai perusahaan Kim.
Dua hari yang lalu, ia mendapatkan kabar bahwa ia lolos seleksi setelah menyelesaikan sesi interview perekrutan pegawai baru.
Sehari yang lalu, ia mendapatkan kabar bahwa mulai hari ini ia diperbolehkan bekerja. Tidak ada yang lebih bahagia dari adanya kabar itu.
"Selamat pagi, Dapyeo-nim." Hanbin turut serta membungkuk sesaat atasannya-Jennie Kim berjalan melintas di depan kubikelnya. Jennie meliriknya sekilas dan mengangguk sebagai balasan.
Terkejut?
Hanbin memang bekerja di perusahaan Jennie. Tapi Hanbin bisa menjamin 80% kalau ini bukanlah termasuk bentuk nepoteisme. Maksud Hanbin, lelaki itu memang pernah meminta sebuah pekerjaan kepada Jennie. Yang berakhir penolakan serta wejangan lama tentang intergritas dirinya sebagai seorang pimpinan.
Namun, kali terakhir malah Jennie yang menawarkan sebuah pekerjaan pada Hanbin yang berakhir mereka menghabiskan waktu bermalam dengan panas. Hanbin pikir, karena kejadian itu menjadi salah satu syarat diterimanya Hanbin.
Namun lagi-lagi ia salah, Jennie dengan pendiriannya memang susah untuk diruntuhkan. Perempuan itu memang membantunya, tapi hanya sekedar merekomendasikan lowongan kosong yang sedang dibutuhkan perusahaan. Sisanya? Ia yang bekerja keras untuk mendapatkan posisi itu.
Hanbin tidak pernah terjun kedalam dunia bisnis. Meskipun Ayahnya memiliki perusahaan besar dan ternama. Tetapi ia sama sekali jauh dari pengetahuan tentang bisnis. Ayahnya pun tak mau repot-repot mengajarkan, karena lelaki yang dipanggil Appa oleh Hanbin terlalu menyayangi perusahaannya.
Sebenarnya itulah alasan mengapa Hanbin enggan bekerja dalam tempat yang sama dengan Ayahnya. Dan berita bagusnya, Ayahnya tidak mempermasalahkan. Bagi Ayahnya, perusahaan tidak akan berjalan lancar ditangan Hanbin.
Dan dari keremehan itu yang membuat Hanbin ingin membuktikan pada Ayahnya.
"Hei, anak baru! Sini kemari!" Sebuah suara menyentak Hanbin dari lamunannya. Ia melihat salah satu rekannya yang sedang menunjuk dirinya.
"Sunbae memanggil saya?"
"Ya, memangnya disini siapa lagi pegawai baru yang dengan mudah mendapatkan posisi menjadi kepala devisi pemasaran?" Katanya dengan sinis.
Satu lagi yang masih menjadi pergunjingan pada lantai tempat devisi pemasaran berada. Rekan kerjanya disini menganggap jabatan yang ia terima sepenuhnya karena campur tangan pimpinannya. Walau kabar itu ditepis langsung oleh sekretaris Jennie. Tetap saja tidak bisa menyumpal mulut-mulut gatal yang membicarakan penyalahgunaan wewenang itu.
Ada yang beranggapan bahwa Hanbin bisa bekerja karena mempunyai relasi pertemanan dengan saudara kembar Kim. Adapula yang berpikir bahwa Hanbin menjadi salah satu koleksi Jennie atas kegiatan yang menyenangkan.
Hanbin rasanya ingin tertawa, berbagai asumsi yang dibicarakan memang tidak sepenuhnya salah.
"Aku berbicara dan kau malah melamun, sialan!"
Hanbin tersentak kembali. Buru-buru meminta maaf kepada Manajer keuangan berkepala pelontos itu.
"Sudah, cepat ini kau berikan pada Dapyeo-nim." Lelaki pelontos itu melempar sebuah map pada muka Hanbin dengan santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unscrew You | 96's Line
FanfictionDi tinggalkan atau meninggalkan, Mana yang akan kau pilih?