V : Sekali Kacung, Tetap Kacung!

1.1K 121 22
                                    

Hayoung mendesah lelah. Seharian ini ia merasa tidak ada waktu untuk bersantai bahkan untuk bernapas saja ia tidak bisa.

Itu semua karena sang Bos yang mempunyai wajah super dingin tiba-tiba berubah menjadi seperti seorang perawan yang kelabakan karena kehilangan ciuman pertamanya.

Ya, terima kasih kepada Bos terhormatnya yang membuat Hayoung menjadi seperti budak sahaya. Meskipun titel nya tetap kacung, tapi hari ini Bos nya sangat berlebihan.

"Mengurus laporan mingguan saja masih banyak typo-nya. Bisa bekerja dengan benar tidak, 'sih?"

"Meskipun hanya typo itu bisa mempengaruhi klakausi laporan. Mengurus ini saja tidak becus bagaimana mengerjakan yang lainnya?"

"Saya tunggu revisinya setengah jam lagi di meja saya!"

Sedikit dari omelan yang diterima Hayoung hari ini. Jam sudah menunjukkan waktu makan siang, tapi pekerjaannya tidak menunjukkan akan selesai dalam waktu dekat. Sial, perutnya sudah keroncongan sejak tadi. Ini dikarenakan ia yang lupa sarapan pagi.

Pintu ruangan Bosnya terbuka, lelaki yang terlalu tampan untuk dipanggil lucifer itu sedikit melongok kearah kubikelnya. Memerhatikan Hayoung yang sejak tadi memegangi perutnya.

"Perutmu kenapa? Sakit?" Tanya Bosnya.

Bukan! Saya lagi kontraksi! Sudah tahu masih saja bertanya. Hayoung tanpa sadar mendengus.

"Kenapa kamu mendengus?"

"Oh, tidak, Pak. Saya kelilipan." Hayoung tertawa kering. Bosnya menatap dirinya seakan dirinya ini orang sinting yang lari dari rumah sakit jiwa.

"Saya akan keluar sebentar, jangan kemana-mana sampai laporan itu selesai." Seperti sebuah titah kemudian bosnya itu menghilang dibalik lift.

Sejam kemudian Hayoung merenggangkan otot-ototnya yang terasa kencang. Sudah pukul satu siang, dan ia memutuskan untuk memesan makanan melalui delivery.

Hayoung memakan dengan lahap seolah perempuan itu baru mengenal makanan lezat. Ia menegak habis air di gelasnya, lalu bersendawa kencang.

"Ah kenyang!" serunya.

"Saya tidak menyangka bahwa kamu itu perempuan yang jorok." Suara itu mengagetkan Hayoung dan hampir membuat perempuan itu terjungkal.

"Astaga, Bapak! Sejak kapan berdiri disana?" Hayoung bertanya kepada bosnya yang berdiri tak jauh dari kubikelnya. Dengan kedua tangan melipat diatas perut, tampak mencemooh Hayoung dari tatapannya.

"Kalau sudah selesai cepat antarkan laporannya ke meja saya, saya tunggu!" Setelah mengatakan itu, lelaki itu menghilang dibalik pintu ruangannya.

***

Hayoung pulang sedikit telat, itu dikarenakan Sang Bos gilanya yang tiba-tiba saja memintanya untuk membuat laporan yang seharusnya dibuat bulan depan.

Dengan menahan dongkol Hayoung mengerjakan dengan berat hati. Mau bagaimanapun yang namanya bos tetaplah bos. Dan dirinya pun akan selalu menjadi kacung.

Menaiki subway seperti biasanya, ia sedikit menguap. Padahal jam masih berada pada angka 9. Tapi mengapa rasanya ia sangat mengantuk? Ah mungkin karena hari ini ia mendapat banyak tekanan.

Unscrew You | 96's LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang