Suprise!
Selamat membaca.
***
Sosok Yerin berdiri tidak jauh dari tempatnya. Dengan senyum cantik yang membingkai di wajah, perempuan itu berjalan menghampiri Hayoung yang masih terkejut karena kehadirannya.
"Aku datang di waktu yang salah, ya? Ku dengar dari Josh, kalian sedang ada rapat di luar?"
Hayoung segera merubah ekspresi wajahnya, memasang senyum sopan dan mempersilahkan Yerin.
"Pak Wonwoo masih ada keperluan diluar. Mungkin sebentar lagi kembali, Ibu bisa menunggunya di dalam ruangan. Mari saya antar,"
Yerin terkekeh mendengar perkataan Hayoung. "Ayolah, jangan terlalu kaku. Seingatku, di pertemuan terakhir kita. Kau malah meluapkan kekesalanmu padaku, apa aku salah?"
"Maafkan saya bila kejadian kemarin membuat Ibu tersinggung, saya janji itu tidak akan terulang lagi."
"Memang seharusnya begitu bukan? Oh, ya. Aku baru tahu, loh, kau bekerja di perusahaan kekasihku. Bukankah dunia terlalu sempit, ya?"
"Bukan dunia yang sempit, kau saja yang mainnya kurang jauh." Hayoung bergumam pelan. Tidak terdengar oleh Yerin.
"Kau bicara apa?"
"Ah, tidak, Bu. Ibu mau minum apa? biar saya pesankan."
"Aku tidak haus. Tapi aku boleh tidak meminta sesuatu padamu, Hayoung?"
Walaupun muak, tapi Hayoung masih tahu diri untuk bersikap sopan kepada kekasih Bosnya. Bukankah sudah jelas? Bahwa perempuan ini yang nantinya juga akan menjadi nyonya besar?
"Ada yang bisa saya bantu, Bu?"
"Ada. Aku ingin kita mengobrol selayaknya teman. Seperti dahulu. Bisa?"
***
Satu.. dua.. tiga detik.
Hayoung mengerjapkan matanya, memastikan bahwa yang ia dengar bukanlah kesalahan.
"Kau.. apa?"
"Kita mengobrol, membicarakan apapun. Seperti saat kita di bangku sekolah. Kau keberatan?" Yerin bertanya masih dengan wajah yang memelas yang sialnya malah terlihat semakin menggemaskan untuk perempuan itu.
Dunia memang sangat tidak adil.
Sebelum Hayoung sempat menjawab pertanyaan Yerin. Wonwoo berjalan menghampiri keduanya–oh ralat, hanya Yerin. Lelaki itu menghampiri Yerin.
"Hei, kenapa tidak memberitahu bahwa akan kesini?" Wonwoo tanpa peduli kehadiran Hayoung didepannya, memberikan pelukan kecil kepada Yerin. Dan, tidak lupa kecupan di kening perempuan itu.
Hayoung membuang wajahnya saat disuguhkan pemandangan yang terasa asing untuknya. Memilih menatap dinding putih kantornya.
"Aku tadi ingin memberikan kejutan. Tapi kudengar dari Josh, kau sedang ada rapat. Tapi mengapa sudah kembali?" Yerin membalas pelukan Wonwoo. Memandang lelaki itu dengan tatapan lembut.
"Rapatnya ditunda karena suatu hal. Kau sudah menunggu lama? Mengapa tidak menunggu di dalam?"
"Ah, begitu. Tidak terlalu lama, dan aku memang sengaja untuk tidak menunggu di ruanganmu. Bisa-bisa aku malah tertidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unscrew You | 96's Line
FanfictionDi tinggalkan atau meninggalkan, Mana yang akan kau pilih?