"Apa jadwalku untuk siang ini?" Wonwoo tiba-tiba berdiri di depan kubikel Hayoung.
Perempuan yang sedang asik menelusuri situs belanja buru-buru menutup laman situs itu. Hayoung mendongak dan menatap Wonwoo. Lalu tersadar bahwa Wonwoo menanyakan dirinya, ia langsung mengambil jadwal harian Wonwoo.
"Hanya makan siang bersama pimpinan Kang."
"Atur ulang jadwal itu,"
"Ya?"
"Saya ada urusan di luar. Kau bisa menggantinya dengan hari lain?" Ucap Wonwoo.
Hayoung menatapnya bingung. "Bapak serius meminta saya untuk mengatur ulang jadwal ini? Setelah bapak sudah menundanya selama tiga kali??"
"Benarkah?" Wonwoo sedikit terkejut. "Ya, kau bisa bukan?" Lanjutnya lagi, berusaha tenang.
Lelaki ini seenaknya saja ya! Hayoung mendesah pelan, merasa bingung bagaimana harus menginformasikan dengan pimpinan Park. Pasalnya Wonwoo sudah menunda tiga kali ajakan makan siang bersama pamannya.
"Tapi pak-"
"Saya akan kembali pukul tiga, dan saya harap laporan yang saya minta sudah ada di meja." Ucap Wonwoo. Hayoung melotot, Wonwoo meminta laporan yang sama sekali belum ia sentuh itu?
Lelaki itu berbalik badan, dan Hayoung bersiap memulai mengerjakan laporannya. Namun, terjeda karena Wonwoo memanggilnya lagi.
"Ya pak???"
"Em-begini, perempuan lebih menyukai bunga atau boneka?"
"Bapak nanya itu ke saya?"
"Ya."
"Saya sih lebih suka perhiasan, pak." Jawab Hayoung sambil menyengir bodoh. Wonwoo menggelengkan kepalanya, merasa salah menanyakan perihal itu pada sekretaris ajaibnya.
***
Wonwoo memasuki butik tempat bekerja Yerin. Dan menemukan perempuan itu yang tengah tertawa dengan salah satu temannya. Wonwoo berjalan menuju Yerin.
Yerin melihat kedatangan Wonwoo pun memberikan senyum. "Hai, baru tiba?" Tanyanya serta membalas pelukan Wonwoo.
Wonwoo mengangguk sebagai jawaban. Memeluk Yerin dan menghirup aroma tubuh perempuan itu sekarang menjadi hobi barunya. Wonwoo sedikit mengurai pelukan itu.
"Sudah cepat kau coba dulu tuxedo ini." Yerin mendorong dada Wonwoo dan mengambil sebuah tuxedo yang digantung.
Wonwoo berjalan menuju ruang ganti dan menghilang dibalik tirai itu. Yerin menoleh ketika temannya-Eunha bertanya padanya.
"Sedang memainkan peran jatuh cinta padanya?"
Ditanya seperti itu, Yerin menanggapinya dengan tersenyum.
Dua minggu, ia mencoba menjadi sosok kekasih yang mencintai Wonwoo. Dua minggu yang lalu, ia menghubungi lelaki itu dan berkata bahwa ia ingin berjuang bersama. Dua minggu yang lalu, sejak kesekian kali Hanbin mencampakkannya. Yerin kini berusaha membuka lembaran baru, dan dengan Wonwoo yang kini berada di dalamnya.
Tirai itu terbuka, menampilkan sosok Wonwoo yang kini sangat gagah dengan tuxedo yang dikenakannya. Lelaki itu berjalan kearah Yerin. Sedikit canggung, namun berubah lega saat melihat senyuman Yerin.
"Tidak diragukan lagi," komentar Yerin seraya tersenyum.
"Terima kasih," Wonwoo ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unscrew You | 96's Line
FanfictionDi tinggalkan atau meninggalkan, Mana yang akan kau pilih?