XXVII : Filosofi Kopi & Teh

715 90 14
                                    

Bisa sedikit bersantai di jam kerja memang sebuah kenikmatan yang luar biasa. Tapi tidak lagi ketika bosmu ikut bergabung dengan acara santaimu itu.

Pagi tadi, sekitar pukul 10 pagi. Seharusnya ada jadwal rapat dengan perusahaan yang akan mengadakan proyek kerjasama dengan perusahaan Wonwoo. Rapat yang rencananya akan di laksanakan di perusahaan KST Group harus tertunda karena sebuah insiden kecil yang dialami Wonwoo dan Hayoung.

Mobil Wonwoo mendadak bermasalah. Mobil itu mendadak mati dan Hayoung yang tidak terlalu mengetahui tentang mobil diperintah untuk menelpon sekretaris KST Group perihal kejadian yang tidak disangka ini.

Namun entah kesialan atau keberuntungan yang terjadi hari itu, saat hendak menginformasikan kepada sekretaris KST Group. Hayoung terlebih dahulu dihubungi oleh pihak yang bersangkutan. Sekretaris itu meminta maaf dan menginformasikan rapat harus tertunda karena adanya masalah internal yang terjadi di perusahaan pusat yang berada di New York.

Setelah mencocokkan kembali jadwal kosong diantara kedua pimpinannya. Akhirnya diputuskan rapat akan dilaksanakan kembali minggu depan.

Dan yang terjadi selanjutnya Hayoung memutuskan untuk sedikit bersantai, toh pekerjaan yang lainnya juga sudah ia selesaikan. Ia mempunyai waktu satu jam sebelum waktu makan siang.

Namun tidak ada angin dan hujan, ketika Wonwoo memutuskan untuk mengikuti Hayoung–sebenarnya tidak bisa dibilang mengikuti, karena toh mungkin lelaki itu juga ingin bersantai.

Maka disinilah mereka sekarang. Berada di cafe yang tidak jauh dari kantor mereka, duduk di meja yang sama dengan teh dan kopi yang saling beradu mengepul.

Cuaca kota Seoul memang lagi dingin-dinginnya. Musim baru saja berganti. Hayoung menyeruput kopinya. Segelas americano panas dengan sedikit gula memang terasa pahit. Namun itulah kesukaan Hayoung.

Wonwoo juga ikut menyeruput teh yang menguarkan wangi melati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonwoo juga ikut menyeruput teh yang menguarkan wangi melati. Matanya menatap heran Hayoung.

Hayoung melihat tatapan heran itu. Lalu tanpa bisa ditahan, ia terkekeh. "Biasa saja kali pak lihatnya. Aneh ya liat selera saya?" Hayoung menyengir.

Wonwoo segera mengubah ekspresinya kembali datar. "Selera kamu kan memang selalu aneh,"

Hayoung tidak tersinggung. Perempuan itu malah makin memberikan cengiran. "Biasanya hanya lelaki saja yang suka meminum kopi hitam pahit tanpa gula, bapak heran kenapa saya termasuk diantaranya?" Tanya Hayoung sekaligus menyuarakan kebingungan Wonwoo.

"Kopi ini, selain mengandung kafein yang membantu agar tubuh tetap terjaga disaat kita membutuhkannya. Bagi saya, kopi ini juga membantu menyadarkan saya bahwa kehidupan tidak selalu semanis kue ini," Hayoung menunjuk kue yang ia pesan tadi.

Unscrew You | 96's LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang