XXXIV : Karena Saya Peduli Kamu

515 72 43
                                    

"Lho, Pak Wonwoo?"

Suara Hayoung terdengar kaget saat melihat keberadaan bosnya ditempat sama. Lelaki itu datang sendiri. Tapi pertanyaannya ... kenapa Wonwoo juga bisa ada disini?

Sedangkan Wonwoo, lelaki itu berubah menatap tajam saat melihat dengan siapa Hayoung datang. Rasanya ia menyesal mendatangi meja ini, tadi ia sangat penasaran dengan keberadaan sekretarisnya disini. Dan lebih penasaran saat dari kejauhan melihat Hayoung yang tertawa puas dengan seseorang di depannya.

Ia pikir Hayoung akan bersama teman perempuannya itu. Namun saat melihat sosok lelaki yang memunggunginya membuat Wonwoo tanpa sadar mendatanginya.

"Bapak kenapa ada disini?" Tanya Hayoung. "Oh, apa bapak juga rekan dari pemilik restoran ini?"

Bukannya menjawab pertanyaannya. Wonwoo malah berkata, "Bukan urusanmu," ucapnya sinis.

Lho, lelaki itu kenapa?

Hayoung yang masih terbengong dengan sikap Wonwoo pun disadarkan oleh pertanyaan Rowoon. "Bosmu memang begitu ya? Aneh sekali, masa pertanyaanmu saja tidak di jawab."

"Iya, dia memang aneh." Ucapnya. Namun pandangannya tidak lepas dari punggung Wonwoo yang semakin menjauh. Satu pertanyaan bertambah di benaknya, jika benar Wonwoo juga merupakan teman Yuta. Apakah ... Wonwoo juga mengenal Rowoon?

"Oh, ya, Rowoon. Aku mempunyai satu pertanyaan untukmu."

"Apa? Kalau bertanya statusku, aku dengan bangga mengatakan bahwa aku singel. Tapi bukan berarti aku tidak laku, lho ya."

Hayoung melempar serbet ke wajah Rowoon. "Bukan itu! Kau juga mengenal bosku kan?"

"Iya, bukannya perusahaannya sedang mengadakan kerjasama dengan perusahaanku, bagaimana bisa aku tidak mengenalnya? Kita bahkan bertemu seminggu yang lalu denganmu juga,"

Ingin rasanya Hayoung melemparnya dengan pisau makan, dan melukai wajah tampan lelaki ini. "Bukan itu juga! Kalau pun aku tidak salah dengar, saat menyapa Wonwoo kau menyebutkan kata teman, seolah kau memang sudah mengenalnya dengan akrab."

"Mungkin kau sedang berhalusinasi saja. Bukankah aku orang yang memang mudah akrab, buktinya kita sudah akrab bukan?"

Gagal mendapatkan informasi dari Rowoon membuat Hayoung lebih banyak diam disisa hari itu.

"Terimakasih sudah mengajakku." Hayoung turun dari mobil Rowoon.

"Sama-sama. Tidak lupa kan dengan janjimu?"

Hayoung mengangguk. "Nanti kuberitahu jika aku ingin kesana lagi,"

"Ya sudah, aku pulang dulu ya? Terima kasih juga sudah mau menemaniku, Hayoung."

Mobil itu perlahan mulai meninggalkan perkarangan rumah Hayoung. Perempuan itu melambaikan tangannya. Saat mobil Rowoon mulai menjauh, Hayoung pun masuk ke dalam rumahnya.

"Kau bersama siapa?"

***

"Eomma!" Hayoung berjengit kaget. Pasalnya keberadaan Ibunya yang tepat di belakang gorden membuat Hayoung kepalang kaget.

"Eomma mengagetkanku tahu!"

"Eomma hanya mengintip saat melihat kau di antar pulang seseorang. Dilihat dari mobilnya, sepertinya milik orang kaya. Siapa? Pacarmu ya?"

Unscrew You | 96's LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang