XV : Semua Karena Mantan!

711 97 21
                                    

Sesuai dengan prediksi Hanbin, Jennie kemudian membuka pintunya. Sikap waspada langsung terpasang di wajah Jennie.

"Masuklah," Jennie bergeser sedikit, memberi jalan untuk Hanbin.

"Jadi ada keperluan apa lagi kau datang sampai membawa nama Changkyun?" Jennie bertanya.

Hanbin menggaruk tengkuknya, merasa canggung sekaligus bingung. "Aku ingin membahas perihal kejadiaan semalam."

"M-membahas?"

"Aku akan bertanggung jawab."

"Tanggung jawab apa?!"

Jennie langsung melotot kaget. Tunggu, apa yang sedang Hanbin coba bicarakan. Dan apa maksudnya dengan bertanggung jawab?!

"Aku akan menikahi kamu."

HAH??!

"Tunggu-tidak akan ada pernikahan disini. Tidak ada yang harus kamu pertanggungjawabkan." Ucap Jennie cepat.

Lelaki ini sudah sinting rupanya!

"Jen, berpikirlah dengan kepala dingin. Kita sudah melakukannya. Dan aku ingin bertanggung jawab atas hal yang sudah aku perbuat."

Jennie sudah tidak bisa bersikap tenang. Ia langsung berdiri dari duduknya. Hanbin yang melihatnya pun mau tak mau ikut berdiri.

"Tidak ada yang harus di pikirkan. Tidak ada yang namanya tanggung jawab disini. Titik. Pembicaraan ini selesai." Jennie membalikan tubuh berniat meninggalkan Hanbin.

"Kim Jennie!"

"Dengar, aku tidak akan menuntut kamu jika itu yang kamu takutkan. Mari kita anggap kejadian semalam adalah salah satu dari aktivitas kita sebagai orang dewasa pada umumnya. Jadi jangan kau permasalahkan lagi."

"Lalu bagaimana jika kamu hamil?"

"Hahaha lucu sekali, Kim Hanbin. Itu tidak mungkin terjadi."

"Tapi tidak bisa menghapus fakta bahwa itu adalah yang pertama bagimu, dan semalam aku juga tidak menggunakan pengaman... "

Jennie membatu mendengar ucapan Hanbin. Telinganya memanas. "Kau tidak tahu bahwa sekarang alat kontrasepsi sudah sangat canggih?"

"Kenapa kamu tidak mau menikah denganku?"

"Dan kenapa juga aku harus menikah denganmu?" Jennie balik bertanya. Ia memijat pelipisnya yang terasa pening. Sungguh ia tidak mempunyai kekuatan lebih untuk meladeni Hanbin sekarang.

"Aku tegaskan sekali lagi, tidak akan ada pernikahan karena aku tidak akan hamil begitu saja. Jadi tolong pergi dari sini dan biarkan aku sendiri." Selepas mengucapkan itu, Jennie benar-benar berbalik dan meninggalkan Hanbin yang terduduk lemas di sofa.

***

Jennie menenglukupkan wajahnya diatas meja kafe tersebut. Membiarkan secarik undangan terletak begitu saja. Setelah beberapa lama berpikir, Jennie mengadah menatap undangan pernikahan yang baru diterimanya beberapa menit yang lalu.

Tidak ada yang menyangka bahwa ia baru saja bertemu (lagi) dengan mantan kekasihnya, yang sialnya lagi akan melangsungkan pernikahan lusa nanti.

Jennie tadinya sedang bersantai di sebuah kafe dekat dengan kantornya. Saat sedang menikmati minuman dinginnya, tiba-tiba kursi di depannya ditarik begitu saja. Jennie mendongak dan terkejut menemukan Jongin duduk dengan seringainya.

Jennie buru-buru merubah mimik wajahnya menjadi datar kembali. Ayolah, apa yang harus ia harapkan dengan bertemu kembali mantan yang sudah lama tidak di jumpainya? Haruskah ia berbasa-basi menanyakan kabar?

Unscrew You | 96's LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang