XII : Jadi Seperti Ini Rasanya?

745 97 27
                                    

BGM : If I Was - Kim Jae Hwan

Kata aneh mungkin adalah yang paling cocok saat ini disematkan pada lelaki yang baru saja menyapa Hayoung dengan senyuman tipis.

Tidak hanya itu, lelaki itu bahkan dengan repotnya membawakan bekal makan siang untuknya. Katanya, sebagai penghargaan kecil untuk sekretarisnya.

Serius, apakah efek dari penolakan itu membuat Wonwoo menjadi gila?

"Setelah menyelesaikan laporan ini, kamu bisa mengecek langsung ke kantor cabang?" Wonwoo bertanya dibalik kursi kebesarannya. Matanya terfokus pada kertas-kertas yang ia periksa.

Hayoung yang masih memikirkan keanehan bosnya mengadah, menatap Wonwoo. "Bukankah itu biasanya tugas manager?"

"Saya sudah mengintruksikan hal yang berbeda untuk Joshua." Lelaki itu berkata. "Setelah selesai mengecek kamu tidak harus kembali ke kantor lagi." Lanjutnya kemudian.

Tunggu–apa artinya ia tidak harus pulang lembur seperti biasanya?

"Saya bisa pak."

Wonwoo mengangguk puas. "Baik, terima kasih kalau begitu."

***

Yerin tengah sibuk menggambar untuk desain terbarunya ketika mendengar seseorang berjalan masuk ke dalam ruangannya. Ia pikir bahwa itu adalah Eunha, teman sekaligus rekan desainer.

"Aku pikir kamu akan mengunjungi Jong-"

Ucapannya terhenti begitu saja saat melihat Wonwoo lah yang berdiri dihadapannya. Untuk sesaat, Yerin sepertinya lupa cara untuk bernapas.

"Kamu..?" Cicit Yerin pelan.

Wonwoo tersenyum tipis. "Sudah masuk jam makan siang. Kamu belum makan 'kan?"

Yerin membatu. Kemunculan Wonwoo menjadi hal aneh untuk Yerin saat ini.

"Kenapa diam saja? Makanannya nanti keburu dingin." Wonwoo kembali bersuara.

Secara otomatis layaknya robot, Yerin menghampiri Wonwoo dan duduk di hadapannya. Ia menerima begitu saja kala Wonwoo menyerahkan kotak makan dan mengusap lembut kepalanya.

"Ini aku yang buat sendiri loh." Seloroh Wonwoo bangga.

Yerin tidak tahu harus merespon seperti apa. Ia hanya mengangguk samar. Mereka makan dengan percakapan selalu didominasi oleh Wonwoo.

Ini aneh, untuk kedua kalinya ia berkata seperti itu.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Wonwoo yang selalu bercoleteh setiap kali bersamanya. Lelaki itu memang akan selalu bercerita banyak hal ketika Yerin hanya mendengarnya tanpa minat.

Namun, berbeda lagi ketika tepat seminggu yang lalu, Yerin baru saja menolak lamaran yang mungkin sudah diharap-harapkan dari lelaki didepannya ini. Dan setelah penolakan tersebut, lelaki ini malah hadir kembali di hadapannya.

Serius, Yerin berpikir setelah ia dengan terang-terangan menolak lamarannya. Wonwoo akan berubah membencinya-atau minimal tidak akan menemui Yerin lagi. Bukankah seharusnya seperti itu?

Lalu kini yang ia lihat malah Wonwoo yang seperti biasa. Seolah rencana lamaran yang gagal karena penolakan itu tidak pernah terjadi. Seolah mereka masih menjadi sepasang kekasih.

Dahi Yerin mengernyit ketika menyebut sepasang kekasih. Serius, memangnya ada kekasih yang masih mengharapkan kekasih lamanya?

"Kamu jangan terlalu banyak bekerja. Sesekali harus berlibur. Nanti kalau sakit bagaimana?" Wonwoo berujar lembut. Matanya tak pernah lepas menatap Yerin.

Unscrew You | 96's LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang