Siapa yang kangen cerita ini???
Tokoh siapa yang kalian tunggu dari cerita ini???
Selamat membaca! (〃゚3゚〃)
***
Bisa di pastikan sikap Wonwoo kepada Hayoung berubah. Dan itu bukan hanya sekedar perasaan Hayoung saja. Tingkah aneh Wonwoo dimulai ketika pagi hari ia tiba di kantor. Seluruh pergerakan yang Hayoung lakukan tak luput dari pengawasan mata cokelat Wonwoo. Dan itu membuat Hayoung jengah.
Puncak kekesalan Hayoung terjadi ketika ia menerima telepon dari Jennie, sahabatnya yang sedang ingin bercerita tentang hubungannya dengan lelaki bernama Kim Hanbin, harus disela karena Wonwoo mengambil handphone-nya dan memutuskan sambungan secara sepihak!
Apa-apaan ini, rasanya ia seperti seorang kekasih yang kedapatan memiliki rencana untuk selingkuh.
"Bapak ini kenapa sih?" Hayoung memekik kesal.
Dan terpujilah wajah tampan Wonwoo dengan segala tatapan datarnya. Ia hanya melengos begitu saja, ketika mengembalikan benda canggih itu.
Hayoung mendengkus, tidak bisa menahan kekesalannya. Pasalnya, ia sendiri tidak tahu mengapa Wonwoo bersikap demikian. Ia tidak merasa melakukan kesalahan dengan bos-nya. Lalu kenapa lelaki itu bertingkah menyebalkan?
Hingga jam kerja hampir berakhir, Wonwoo masih saja menganggunya. Kali ini, pria itu dengan seenaknya menyeret Hayoung kedalam mobilnya.
"Pak saya tahu, saya banyak salahnya sama bapak. Tapi kalau mau balas dendam, nanti saja."
Wonwoo berdeham. "Tidak ada aksi balas dendam disini." Oh bisa bicara juga dia. Hayoung mendengkus kesal.
"Lalu bapak mengapa bertingkah menyebalkan hari ini? Sumpah deh, saya jadi ngeri sendiri. Berasa saya ini mau ditumbalin!"
Seharusnya disaat seperti ini, Hayoung tidak mengeluarkan lelucon. Karena Wonwoo sama sekali tidak tersentuh dengan leluconnya. Memang menyebalkan!
"Saya ... " Bingung bagaimana menjelaskan, Wonwoo memilih mengalihkan pembicaraan. "Kamu tidak lucu."
"Pak, jangan gini." Karena ia tidak bisa menjamin hatinya tidak akan luluh.
Mendekati hari pertunangan Wonwoo dan Yerin, membuat Hayoung sedikit demi sedikit menyadari posisinya dan mulai melupakan perasaannya. Tragis, ia bahkan terpaksa mundur bahkan sebelum ia sempat berjuang. Tapi ya, mau bagaimana lagi? Sepertinya mereka memang sudah ditakdirkan bersama, perasaan yang Hayoung punya jelas akan menganggu jalan cerita yang mereka buat. Jadi sebelum keduanya mengetahui perasaan Hayoung, maka biarlah hatinya patah dalam diam.
"Saya menghormati bapak sebagai atasan saya. Dan saya berharap bapak juga berlaku demikian. Karena hubungan kita hanya sebatas rekan kerja. Seperti yang bapak bilang." Hayoung menegaskan kembali. Lebih tepatnya menegaskan dirinya sendiri.
"Dan satu hal lagi, saya ingin mengambil cuti tahunan yang belum saya gunakan. Saya sudah mengajukan hal ini kepada HRD." Hayoung menambahkan.
Informasi tersebut membuat Wonwoo sedikit terkejut. "Kenapa? Saya berbuat salah sama kamu?" Kini gantian Wonwoo yang mengajukan pertanyaan serupa.
Hayoung menggeleng pelan, mencoba mengeluarkan senyum terbaiknya. "Saya hanya ingin beristirahat, lagipula Ayah saya sudah kembali dari rumah sakit. Saya ingin menghabiskan banyak waktu dengan Ayah saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unscrew You | 96's Line
FanficDi tinggalkan atau meninggalkan, Mana yang akan kau pilih?