🌻🌻🌻🌻
Assalamua'laikum warohmatullahi wabarokatuh, hai readers. Apa kabar? Semoga selalu sehat dan selalu dalam penjagaan Allah, aamiin Ya Robbal 'aalamiin. Oh ya, alhamdulillah Author update lagi. Sebelum membaca divote dulu ya, tekan bintang sebelah kiri. Terima kasih. Selamat Membaca. 😊😍❤
🌻🌻🌻🌻
Aku yang baru selesai menyantap hidangan, membereskan semua piring kotor di atas meja makan. Mama, Papa, dan adikku yang tengah duduk sembari memakan buah-buahan yang telah terhidang indah diatas meja makan."Kak, kira-kira Kakak kapan wisudanya?" tanya Mamaku yang memecah keheningan sembari makan buah Apel. Mama dan Papaku ketika didepan Adikku memang memanggil aku dengan panggilan "Kakak".
"In syaa Allah secepatnya Ma, do'akan kakak ya Ma, Pa," jawab ku yang tengah menyusun semua piring kotor lalu masukkan ke baskom.
"Iya, Papa dan Mama akan selalu do'akan Kakak kok, tanpa Kakak katakan pun kami tetap mendo'akan Kakak," jawab Papa-ku yang tengah memakan buah Apel.
"Iya, Papamu benar. Do'a Kami selalu menyertaimu," timpal Mamaku lagi
"Iya Ma, Pa. Terima kasih banyak ya Ma, Pa," jawab ku yang tengah merapikan meja makan.
"Sama-sama Kak," jawab Mama dan Papa.
"Kalau gitu, Kakak cuci piring dulu ya Ma, Pa," ucapku sembari membawa baskom berisi piring menuju tempat mencuci piring biasa.
Papa yang selesai menyantap buah melirik ke arah dinding dekat ruang makan, melirik ke benda yang melingkar di dinding itu menunjukkan pukul 08.00.
"Ayo kita shalat dhuha Ma, mumpung masih ada waktunya," ajak Papa sembari melirik ke arah dinding.
"Ayo Pa," jawab Mamaku yang tengah selesai menyantap buah.
Adikku yang masih menyantap buah apel sedari tadi dipegang oleh tangan mungilnya belum juga habis.
"Habisin dulu buahnya ya Dek, habis itu Adek main ya. Mama sama papa mau shalat dhuha terlebih dahulu Sayang," ucap Mamaku yang tengah mengelus kepala Adik yang sedang menyantap buah Apel.
Adikku yang tengah menyantap buah pun menggangguk tanda dia menyetujui perintah Mama.
Akupun berdiri di tempat pencucian piring, lalu mengeluarkan semua piring-piring bekas sarapan itu. Kuambil Mama Lemon berukuran besar dan ku tumpahkan ke mangkok kecil. Lalu kukucek dan kumasukkan spon pencuci piring.
Aku yang akan mencuci piring terpikir olehku seorang yang tampan dan Sholeh yang lewat di depan rumahku, ketika dia hendak ke Masjid. Ya Robbi! Kesholehannya tampak dari wajahnya bersinar, rajin beribadah, bisa menjaga pandangannya, dan sifatnya yang rendah hati. Aahh! Aku rasa dia sudah mempunyai calon pendamping. Bagaimana tidak? Seseorang yang seperti dia tentu sangat banyak mengincarnya untuk dijadikan kekasih halal. Tak apa, jika dia adalah jodohku dia akan datang melamarku.
"Ya Allah, ada-ada saja yang kupikirkan!"aku tersentak dalam lamunanku.
Mama pun ternyata sudah ada disampingku, bingung memandang anak gadisnya yang baru saja melamun.
"Duh! Anak mama ini, kenapa sedang cuci piring pun melamun? Sampai-sampai tuh piring belum dicuci. Ada apa sih La?" Mama bengong memandangku.
"E-e-nggak kok Ma," jawabku gugup, langsung bergegas mencuci piring.
"Jangan bohong Sayang. Coba ceritakan ke Mama. Siapa tahu mama bisa bantu dan Lala pun ringan pikirannya," ucap Mama yang menggeser posisi berdirinya dekatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Aku Mencintaimu? (Revisi/Otewe Terbit)
Teen FictionCinta? Cinta adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, tinggal bagaimana sikap kita. Memilih jalan yang benarkah? Atau malah memilih jalan yang salah? Memendamnya? Atau memilih untuk mengabadikan cinta tersebut menuju pern...