🌻🌻🌻🌻
Assalamua'laikum Warohmatullahi Wabarokatuh...Apa kabar readers? Semoga sehat selalu yah, selalu dalam lindungan-Nya dan dimudahkan segala urusannya. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin.Oh ya.. Mana penggemar Lala dan Arif nih? Semoga kalian setia yah dan selalu sabar nungguin lanjutin cerita Lala dan Arif karena author jugak sedang sibuk kuliah dan in syaa Allah akan mencoba membagi waktu untuk terus menulis. Terimakasih banyak untuk kalian yang masih setia nungguin lanjutan ceritanya.❤
Btw..sebelum membaca silakan tekan bintang sebelah kiri yah readers (vote terlebih dahulu) supaya aku lebih semangat menulisnya, terima kasih banyak. Semoga kalian suka ceritanya.
Selamat membaca❤
🌻🌻🌻🌻
Sesampainya diwarung nasi.
Ku lihat diwarung nasi itu rame bangat Mahasiswa serta Mahasiswi yang membeli sambal dan ada juga yang membeli nasi bungkus, akhirnya aku memutuskan untuk ngantri. Lama bangat sampai-sampai aku pun sempat kepikiran Arif yang pernah menjadi karyawan disini."Ya Allah. Masih teringat olehku canda dan senyumannya, tetapi kenapa secepat ini ia menikah ? Sekarang ia sudah bahagia bersama orang lain. Astaghfirullah 'al adziim sadar La, ikhlasin ia dengan orang lain," ucap batinku sembari istighfar dan mengingatkan diri sendiri.
Tak lama kemudian tiba giliranku yang diambilkan oleh ibu warung nasi itu.
"La, kamu nasi bungkus apa sambal saja nak?," tanya ibu itu yang membuatku tersentak dalam lamunanku.
"E-e-hh iya bu, nasi bungkus aja deh bu. Sambalnya pregedel aja ya bu dikasih cabe juga bu," jawabku sedikit gugup.
"Oke nak, sebentar ya. Ibu ambilkan,"
"Iya bu," ucapku sembari tersenyum.
Setelah beberapa menit.
"Ini nak, 10 ribu saja," ucap ibu warung nasi sembari menyodorkan nasi bungkus kepadaku.
"Oh iya bu. Ini bu, terima kasih banyak bu," ucapku sembari menyodorkan uang 10 ribuan.
Aku pun bergegas menuju kosku, sesampai dikos aku langsung membuka pintu dan masuk ke kamarku.
CLEEEKKK
Aku pun langsung menyiapkan piring, sendok dan gelas. Ku letakkan nasi bungkus diatas piring serta ku cucurkan air dari galon. Aku pun segera makan dengan mengucapkan basmallah dan do'a.
Tak lama kemudian, aku pun selesai makan.
"Alhamdulillah. Ya Allah, kenyang bangat rasanya,"
"Saatnya aku beres-beres lalu pulang ke kampung halamanku, sudah lama rasanya aku tidak pulang kampung. Hhuuuuffffff. Padahal mama, papa dan adikku sedang berada diluar kota tapi mama malah menyuruhku untuk pulang, sepi sih rasanya apalagi rumah sebesar itu aku sendirian yang menginap disana. Ya sudahlah, in syaa Allah nggak apa-apa," ucapku sembari mengambil tas yang berukuran besar untuk meletakkan perlengkapanku yang akan dibawa pulang.
"Alhamdulillah. Akhirnya selesai juga, tinggal aku menelpon travel yang akan berangkat hari ini ke Solok,"
Aku pun langsung mengambil ponselku yang terletak diatas meja belajarku, lalu langsung memencet nomor milik bapak sopir travel itu.
"Tit...tiitt..tiiitttt. "
Tandanya berdering dan langsung diangkat olehnya.
"Assalamua'laikum, ada yang bisa saya bantu?,"
"Wa'alaikumussalam pak, ini Lala pak. Bapak berangkat ke Solok kan hari ini?," tanyaku.
"Oh Lala, berangkat kok La. Tetapi mungkin bapak sedikit telat berangkat. Kira-kira jam 15.00-an lah La. Nanti kamu kirim aja alamat lengkapmu ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Aku Mencintaimu? (Revisi/Otewe Terbit)
Novela JuvenilCinta? Cinta adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, tinggal bagaimana sikap kita. Memilih jalan yang benarkah? Atau malah memilih jalan yang salah? Memendamnya? Atau memilih untuk mengabadikan cinta tersebut menuju pern...