🌻🌻🌻🌻
Assalamua'laikum Warohmatullahi Wabarokatuh..Haii readers, apa kabar? Semoga selalu sehat, selalu dalam lindungan-Nya dan dimudahkan segala urusannya. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. Oh ya sebelum membaca alangkah baiknya divote dulu ya, tekan bintang sebelah kiri.Selamat Membaca.
🌻🌻🌻🌻
" Untuk tempat sambal ma, sama nasi juga. Ibu yang disamping rumah kita pasti beliau belum makan ma," ucapku sembari memasukkan sambal serta nasi ke rantang yang aku sediakan.
"Maa syaa Allah. Anak mama, dari dulu sampai sekarang nggak berubah sifat kamu nak," ucap mamaku dengan mata yang berbinar.
"Alhamdulillah ma, kan mama sama papa yang ngajarin Lala sejak kecil," ucapku sembari tersenyum.
Mamaku hanya tersenyum, makanan pun selesai aku masukan ke rantang, ku bergegas keluar serta minta izin terlebih dahulu sama mamaku.
"Ma, Lala keluar dulu ya ma. Ngantarin ini, pasti beliau lapar sekali ma. Nanti kalau papa nyari bilang Lala ngantarin sambal yah ma,"ucapku minta izin kemama sembari menunjukkan rantangnya.
Mamaku pun tersenyum sembari mengangguk-kan kepala, aku pun bergegas keluar untuk mengantarkan sambal serta nasi yang dekat disamping rumahku.
Sesampainya disana..
"Tok, tokk, tok,"
"Assalamua'laikum bu, ini Lala," ucapku membaca salam sembari mengetuk pintu.
"Wa'alaikumussalam, kamu sudah pulang nak. Silakan masuk," ucap ibu itu sembari membukakan pintunya untuk-ku.
Aku pun masuk lalu bersalaman dengannya, Nama ibu itu adalah bu Tina. Ia tinggal seorang diri dirumahnya, suaminya sudah lama meninggal dunia sedangkan anaknya ada satu orang perempuan, yang sekarang berada diluar kota. Ia kerja kantoran disana, tetapi ia tak pernah ingat sama ibu kandungnya, ibu yang telah melahirkannya kedunia ini. Aku sangat sedih melihat nasip bu Tina tetapi walaupun begitu hidupnya bu Tina tak pernah mengeluh sedikit pun.
Aku yang masih duduk termenung sembari memegang rantang, bu Tina pun memanggilku.
"La, La mau minum apa? Kalau jus, ibu tidak punya nak," ucap bu Tina sembari tersenyum.
"Ya Allah, ibuu, air putih aja bu. Nggak usah repot-repot bu,"
Bu Tina hanya tersenyum, lalu ia pergi kebelakang untuk mengambilkan air minum untuk-ku, ku pandangi rumahnya yang masih seperti dahulu, sangat sederhana, walaupun begitu keadaan rumah bu Tina tetapi tak kelihatan suram, malahan sejuk dan nyaman rasanya dipandang karena bu Tina selalu menghiasi rumahnya dengan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an serta rajin beribadah. Hatiku tersentuh dengan sikap bu Tina, ia rajin beribadah, baik, penyabar, kuat dan tak pernah mengeluh dengan keadaannya.
"Ya Allah, sehatkan bu Tina dan sadarkan anaknya Ya Allah,"batinku berdo'a.
Tak lama kemudian, bu Tina pun langsung menghidangkan segelas air untuk-ku.
"Silakan diminum nak," ucap bu Tina menghidangkanku air.
"Iya bu, ma'af Lala jadi ngerepotin ibu,"
"Gak kok nak, kan kamu sekali-kali pulang. Apalagi hanya air putih yang ibu berikan ke kamu nak,"
"Ya Allah. Bu, Lala suka kok bu. Apalagi airnya direbus, bukan dari galon," ucapku sembari tersenyum dan meminum airnya.
"Kamu ini, gak berubah. Sampai sekarang masih seperti dulu," ucap bu Tina sembari mencubit pipiku.
"Heheh, ibu,"ucapku tersenyum.
"Oh ya bu, sampai lupa Lala jadinya. Ini untuk ibu, ibu pasti belum makan kan bu?,"
Bu Tina pun memandang rantang yang aku sodorkan dengan mata berbinar.
"Ya Allah, terima kasih banyak ya nak," ucap bu Tina berterima kasih dengan mata berbinar sembari tersenyum.
"Sama-sama bu, kalau gitu Lala pamit pulang kerumah dulu ya bu. Takutnya papa sama mama cemas bu,"
Bersambung....
Haii readers, bagaimana? Semoga kalian suka yah. Jika suka jangan lupa masukin ke perpus kalian serta share ke teman-teman dan keluarga kalian yah. Jangan lupa berikan komentarnya sebanyak-banyaknya serta berikan juga kritik dan sarannya agar tulisanku lebih baik lagi. 👋😊😍❤💙💚💛
Ikutin terus ya, tunggu lanjutan ceritanya. ❤Terimakasih banyak buat yg masih setia. 🙏❤
See you next time. 👋
Salam Manis❤
Nike Ardila Sari
Wassalamua'laikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Aku Mencintaimu? (Revisi/Otewe Terbit)
Novela JuvenilCinta? Cinta adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, tinggal bagaimana sikap kita. Memilih jalan yang benarkah? Atau malah memilih jalan yang salah? Memendamnya? Atau memilih untuk mengabadikan cinta tersebut menuju pern...