🌻🌻🌻🌻
Assalamua'laikum Warohmatullahi Wabarokatuh...Haii readers, apa kabar? Semoga sehat selalu dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin.Alhamdulillah aku bisa update lagi, karena hari lainnya kuliah online. Aku harap kalian setia yah, bagi yang sudah membaca ceritaku ini. Oh ya, sebelum membaca jangan lupa klik bintang sebelah kiri yah (divote dahulu), terima kasih banyak.
Selamat Membaca.
🌻🌻🌻🌻
"Mama sama papamu pulang juga?," tanya bu Tina.
"Iya bu, sambal itu mama yang masak tadi bu. In syaa Allah, Lala akan main lagi kesini. Kan rumah kita dekatan bu," ucapku sembari tersenyum memandang wajah bu Tina.
"Iya nak, terima kasih banyak ya. Ibu antar kamu kedepan, trus bagaimana dengan rantangmu tadi?," ucap bu Tina sembari bergegas kedepan.
"Iya bu, sama-sama bu. Tidak apa-apa bu, biar rantang Lala disini dulu bu," ucapku sembari berjalan menuju keluar rumah bu Tina.
Sesampai dipintu....
"Bu, kalo ada apa-apa. Ibu bilang aja ya, atau langsung panggila Lala. Kita kan rumahnya berdekatan bu," ucapku sembari mengenggam jari-jemari bu Tina.
"Iya. Tapi ibu segan ngerepotin kamu terus nak," ucap bu Tina yang juga mengenggam jari-jemariku sembari matanya berbinar.
"Gak kok bu, ibu gak boleh bilang begitu. Ibu udah Lala anggap sebagai ibu Lala sendiri kok," ucapku tersenyum memandang bu Tina.
Bu Tina pun mengangguk dengan mata yang berbinar sembari tersenyum, aku pun pamit kerumahku mengucapkan salam serta mencium tangan punggung bu Tina.
Sesampai didepan rumahku, aku pun mengetuk pintu sembari mengucapkan salam.
"Assalamua'laikum ma," ucapku mengucapkan salam sembari mengetuk pintu.
"Wa'alaikumussalam nak, sebentar," ucap mamaku dari dalam sana, lalu bergegas menuju kedepan.
Dan membukakan pintu untukku.
"Kok kamu lama nak?,"
"Biasa ma, ngobrol dulu dengan bu Tina. Kasihan beliau kesepian dirumah," ucapku sembari masuk rumah, lalu bergegas kekamar.
"Kamu mau kemana nak? Bukannya kamu blom makan sayang?," ucap mamaku bingung sembari berdiri dekat jalan menuju kamarku.
"Astaghfirullah 'al adziim. Iya ma, maaf ma. Jadi lupa Lala ma," ucapku istighfar.
"Iya sayang, sana makan dulu,"
"Eh. Tapi, Lala belum sholat isya lagi ma. Lala sholat bentar ya ma," ucapku sembari melangkah kebelakang untuk berwudhu'.
Setelah beberapa menit, aku pun selesai berwudhu' dan langsung menuju kamarku. Ku hamparkan sajadah serta ku pakai mukenah. Aku pun segera sholat sunnah qobliyyah terlebih dahulu, setelah itu baru sholat Isya. Setelah beberapa menit kemudian. Aku pun selesai sholat Isya dan dilanjutkan sholat sunnah ba'diyyah terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian, ku ambil Al-Qur'an. Aku pun melantunkan ayat suci Al-Qur'an, setelah beberapa lama aku pun selesai. Ku buka mukenahku dan ku letakkan kembali mukenah serta sajadah ditempatnya. Aku pun mengganti mukenahku dengan kerudung, walaupun dirumah aku tetap mengenakan kerudung.
Karena bisa saja tamu papa atau mama datang kerumahku, apalagi kalau tamunya adalah seorang laki-laki yang bukan mahromku. Sebagai rasa was-wasku makanya aku memakai kerudung walaupun ketika dirumah. Setelah itu aku pun bergegas menuju ruang makan, karena aku belum sempat mencicipi masakan mama yang dibuatkan khusus untukku. Ketika aku hendak menuju keruang makan tiba-tiba ada seseorang memelukku dari belakang.
Bersambung...
Siapakah dia? Penasaran? Hayuu ikutin dan baca terus kisahnya. 😊
Haii readers, bagaimana?? Kalian suka? Maaf part kali ini pendek banget, heheh..Author sedang kurang sehat. 👋😊😍💙❤
Jika kalian suka, masukin ke perpus bacaannya yah serta share jugak ke teman-teman dan keluarga kalian. Dan jangan lupa komentar dan berikan kritik serta sarannya sebanyak2nya, agar tulisan Author lebih baik lagi kedepannya. 😊😍❤💙
See you next time. 👋
Terimakasih banyak. 🙏
Jazakumullah khairan.🙏
Salam Manis
Nike Ardila Sari❤💙💚💛💜
![](https://img.wattpad.com/cover/224650589-288-k846246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Aku Mencintaimu? (Revisi/Otewe Terbit)
Teen FictionCinta? Cinta adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, tinggal bagaimana sikap kita. Memilih jalan yang benarkah? Atau malah memilih jalan yang salah? Memendamnya? Atau memilih untuk mengabadikan cinta tersebut menuju pern...