Salahkah Aku Mencintaimu 2

13 2 0
                                    

‘’Hemm....Mbak, apa hubungan Mbak sama Arif sudah baik lagi?’’ Tanyaku sembari menyantap hidangan yang tertata rapi di depanku.


‘’Uhuuukk! Uhuuukkk!’’ seketika Mbak Nabila tersedak.


‘’Ya Allah. Minum dulu, Mbak.’’ Aku mengambilkan segelas air untuknya.

Perlahan diteguknya, sesaat kemudian.


‘’Mbak nggak apa-apa ‘kan?’’ tanyaku kembali.


‘’Alhamdulillah. Hanya tersedak aja, La.’’ 


‘’Kami belum baikan. Bahkan Arif nggak pernah menghubungiku satu kali pun.’’ Lirihnya dengan mata berkaca-kaca.


‘’Ya Allah. Mungkin dia sangat marah dengan semua tuduhan istrinya itu.’’ batinku.


‘’Coba hubungi, Mbak. Video call.’’ Titahku.


Setelah menyantap hidangan, Mbak Nabila menuruti titahku.

Dia bergegas menghubungi nomor suaminya. 


‘’Nggak diangkatnya, La.’’ Ucapnya menatapku.


‘’Mertua Mbak aja.’’ titahku kembali. Semoga kali ini berhasil.

Tak lama kemudian, tersambung dan diangkatnya.


‘’Assalamua’laikum, Bu.’’ Sapa Mbak Nabila dengan wajah sumringah.


Seketika Mertuanya terdiam. Mungkin sedang menelusuri wajahnya. Karena penampilannya sekarang sungguh jauh berbeda. 


‘’Ini Nabila, Bu. Menantu Ibu.’’ Tambahnya.


‘’Wa—a’laikumussalam. Ya Allah. Menantu Ibu ya?’’ Tanya Bu Linda seketika kaget.


Terdengar di seberang sana,’’Rif…Rif!’’ panggil Bu Linda.


‘’Sini deh. Coba lihat dengan siapa Ibu video call.’’

Arif pun bergegas menghampiri sang Ibunya.


‘’Nih....’’ Kami hanya saling pandang dengan Mbak Nabila. 


Seketika Arif kaget,’’ Sayang?’’ kata-kata romantis dari bibir Arif pun keluar. Saking kagumnya memandangi istrinya lewat ponsel itu.


‘’Iya, Sayang. Kenapa? Ini aku.’’


Salahkah  Aku Mencintaimu? (Revisi/Otewe Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang