🌻🌻🌻🌻
Assalamua'laikum Warohmatullahi Wabarokatuh, hai readers. Apa kabar? Semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan-Nya, aamiin ya Robbal 'aalamiin. Oh ya, btw, sudah lama Author tidak update. Dikarenakan sibuk dengan tugas serta UAS, alhamdulillah kemaren baru selesai. Dan alhamdulillah sekarang bisa update lagi. Oke, sebelum membaca di vote terlebih dahulu yah, tekan bintang sebelah kiri. Terima kasih.Selamat membaca. ❤💛
🌻🌻🌻🌻
Beberapa jam kemudian aku pun terbangun kembali.
"Alhamdulillah ya Allah, aku terbangun sebelum adzan shubuh. Lebih baik aku shalat Sunnah 2 rakaat ,"batinku.
Aku pun shalat sunah terlebih dahulu setelah itu melantunkan ayat suci Al-quran sejenak, beberapa menit kemudian adzan shubuh pun berkumandang.
Aku segera melaksanakan shalat shubuh 2 rakaat selesai shalat aku dzikir terlebih dahulu dan ditutup dengan do'a . Aku pun selesai shalat, lalu ku ambil Al-quran kembali untuk memuroja'ah hafalan ku untuk 15 menit saja, di waktu shubuh lah yang lebih bagus untuk menghafal Al-quran ataupun belajar karena pada waktu shubuh belum banyak pikiran, ibaratkan memori ponsel belum penuh jadi bisa untuk diisi. Aku setiap shubuh mengulangi hafalanku agar tidak lupa atau hilang.
Setelah beberapa menit aku pun selesai muroja'ah, ku buka kembali mukena serta ku rapikan kembali mukena dan sajadah di tempatnya. Aku pun mengambil ponselku yang terletak di atas nakas, ku buka WhatsApp, kulihat ternyata ada nomor baru yang mengirim pesan ia membaca salam.
"Assalamua'laikum," tulisnya.
"Siapa ini ya? Atau aku balas saja? Mana tahu penting,"batinku.
Aku pun membalas salamnya.
"Wa'alaikumussalam, Maaf ini siapa ya?," tanyaku.
"Bagaimana kabar La sekarang? Baik aja kan La?," tulisnya lagi tanpa menjawab pertanyaanku.
"Aku pun kaget. Kenapa orang ini tahu namaku? Siapa ia sebenarnya? Dan dari mana dapat nomor wattsapp-ku?," batinku.
"Ya Allah, bukannya menjawab pertanyaanku nih orang ya," batinku lagi.
Aku pun belum membalas pesannya, aku hanya membaca sembari merenung. Siapa sebenarnya orang ini? Atau aku balas aja? Aku pun memutuskan untuk membalas pesannya.
"Alhamdulillah, saya sehat wal 'afiat. Ma'af sebelumnya, ini siapa ya? Kok tahu nama saya? Dari mana dapat nomor WhatsApp saya?," tulisku sembari bertanya.
Dan ia pun tak membalas secara langsung padahal sudah ceklis 2 berwarna biru itu tandanya sudah dibaca, tetapi Kenapa ia lama banget membacanya?
Setelah 6 menit kemudian, ponselku pun berdering lagi. Ku lihat Masih nomor yang tad, lalu ku buka pesannya.
"Alhamdulillah La kalau begitu. Ma'af La, ini bang Arif. Kamu masih ingat kan sama abang?," tulisnya yang membuatku kaget.
Seketika aku pun kaget melihat pesan tersebut tanpa aku sadari butiran bening di pipiku mulai mengalir.
"Ya Allah, ngapain ia menghubungi hamba? Ia sudah beristri masih aja mau menghubungi hamba apalagi rasa cinta hamba ke dia Sampai sekarang masih ada, bahkan belum hilang sampai sekarang. Sekarang ia datang lagi, ngapain ia menghubungi hamba? Astaghfirullah 'al adziim, Ya Allah,"batinku sembari butiran bening itu jatuh tak henti-hentinya.
Ponselku pun berdering lagi, kulihat kembali ternyata masih orang yang sama.
"La, abang tahu. La marah sama abang. Abang tahu itu, tetapi satu hal yang harus La tahu abang sangat mencintaimu La, sampai sekarang. Walaupun bang sudah menikah dengan orang lain ,tetapi Lala selalu ada di pikiran bang setiap waktu karena bang menikah hanya dijodohkan oleh ibu dan ayah bang, bukan kemauan sendiri La," tulisnya panjang lebar dengan memakai emoticon yang sedih.
Ku buka serta ku baca lagi pesannya. Aku pun tak sanggup rasanya membaca pesan ini. Dia bilang kalau ia sangat mencintaiku, tetapi kenapa ia nikah dengan perempuan lain?Aku rasa ia bukan laki-laki yang baik. Karena biar bagaimanapun seharusnya jika seseorang yang sudah menikah ia akan berusaha untuk belajar mencintai pasangannya serta berusaha mempertahankan rumah tangganya, apalagi sebelum menikah ia sudah berjanji di hadapan Allah. Astaghfirullah 'al adziim.
Beberapa menit kemudian, dia mengirimiku pesan lagi. Ponselku pun berdering, ku lihat dan ku baca.
"Bang tahu La. Pasti La marah kan sama abang? Tapi tolong balas pesan bang La," tulisnya lagi, akupun mencoba untuk membalasnya.
"Ma'af Bang, bang sudah menikah kan? Tidak seharus dan tidak sepantasnya bang mengganggu Lala lagi. Ingat istrimu bang, tolong jangan ganggu Lala lagi," tulis ku sembari butiran bening itu jatuh dipipiku.
Aku pun termenung. Kenapa di saat aku berusaha untuk mengikhlaskan nya , ia malah datang lagi di kehidupanku? Aku tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang lain. Aku tidak mau hal itu terjadi.
Beberapa menit kemudian Ia pun membalas pesanku.
"Abang tahu, bang sudah menikah. Tetapi bukan atas kemauan bang sendiri La. La enggak boleh berbicara seperti itu. Bang tahu, La sampai saat ini masih mencintai abang kan? Jujur aja La, jangan bohongi perasaanmu. Kita pasti bisa bersatu kok, tunggu abang ya. Secepatnya bang akan ceraikan istri abang," tulisnya lagi.
Astaghfirullah 'al adziim Ya Allah, jangan seperti ini bang. Aku nggak mau lagi memegang ponsel hari ini biarlah ku letakkan di atas nakas. Nggak kuat rasanya dengan perkataan dia yang seperti itu ke aku, apalagi sampai saat ini aku masih punya perasaan ke dia tetapi aku akan berusaha untuk menghilangkannya karena dia sudah sah menjadi milik orang lain aku pun beranjak berdiri dari tempat dudukku sembari menghapus butiran bening itu di pipiku. Ku pandangi benda yang melingkar di dinding itu menunjukkan pukul 7.00, aku harus mandi terlebih dahulu.
Bersambung...
Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apakah Arif akan nekat dengan pilihannya sendiri? Atau sebaliknya? Bagaimana usaha Lala untuk melupakan Arif? Penasaran? Yuk ikutin terus ceritanya.
Bagaimana readers? Apakah kalian suka part kali ini? Jika suka, silakan masukin ke perpus bacaanya, agar kalian tahu kapan Author update. Serta share ke keluarga dan teman-teman kalian yah. Oh ya, satu lagi Author jugak sangat menerima kritik dan saran dari kalian. 😊😍❤💛
See you next time.👋💛
Terima kasih🙏💛
Jazakumullahu khairan🙏
Salam Manis💛
Nike Ardila Sari💛
Wassalamua'laikum warohmatullahi wabarokatuh. 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Aku Mencintaimu? (Revisi/Otewe Terbit)
Ficção AdolescenteCinta? Cinta adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, tinggal bagaimana sikap kita. Memilih jalan yang benarkah? Atau malah memilih jalan yang salah? Memendamnya? Atau memilih untuk mengabadikan cinta tersebut menuju pern...