"Seorang gadis mengajakku berkencan..." Ucap Levi kembali duduk di sebelah Erwin.
Erwin mengangkat kedua alisnya.
"Lalu? Kenapa kau terlihat tidak senang? Padahal ini kali pertamanya kau disukai seseorang wanita kan?" Erwin terkekeh mencubit lengan Levi.
"Heh! Memangnya aku ini siapa?! Aku... Hanya-"
..."Coba saja... Aku akan membantumu!" Potong Erwin.
Levi hanya terdiam sejenak setelahnya. Hati Levi seperti berkecamuk mendengar jawaban yang baru saja dia dengar.
"Erwin bagaimana denganmu? Kau... Masih menyukai Marie?" Tanya Levi mengalihkan pembicaraan.
Erwin mengangguk lalu menceritakan rencananya yang sangat ingin mendekati Marie. Rekan kerjanya itu berhasil kembali memikat hati Erwin. Apalagi dia tidak mendengar desas-desus bahwa Nile juga memiliki rasa yang sama kepada Marie seperti dahulu. Levi melihat Erwin yang begitu antusiasnya bercerita. Dia mengurungkan niatnya untuk mengatakan sesuatu kepada Erwin. Hanya ada rahasia yang mampu ia simpan sendiri, pikirnya mungkin suatu saat ia bisa menceritakannya kepada Erwin.
....
Seseorang mengetuk pintu, Levi meminta Erwin menyudahi obrolannya lalu beranjak keluar ruangan menemui seseorang dibalik pintu.
"Uhm... Mr. Levi... Aku izin pamit, Uluo, Isabel dan Farlan sudah pulang. Ini... Uhm... sudah pukul 10 malam, aku baru saja membersihkan dapur dan juga meja-meja cafe." Ucap Petra mengeratkan pegangan tasnya.
Levi mengangguk lalu tangannya refleks menepuk-nepuk pucuk kepala Petra pelan. Petra yang merasakan hal itu sontak terkejut dan terlihat gugup dibuatnya.
"Tch! Bocah nakal, berani mengajak kencan kepada bosnya sendiri. Padahal kau baru saja bertemu denganku beberapa bulan." Omel Levi.
Wajah Petra yang memerah tomat hanya terdiam dengan keringat dingin menetes dipelipisnya.
"Maafkan a-ku... Aku... Aku..."
"Aku mau. Oke bocah, kau senang?" Kata Levi memotong ucapan gugup dari Petra.
Tentu saja hal itu membuat Petra tambah salah tingkah. Ia cepat-cepat membungkuk untuk berterima kasih lalu pamit pulang meninggalkan Levi.
"Oi... Oi... Oi! Matte! Kau mau ku jemput jam berapa?!" Suara baritonnya menerobos tembok cafe.
Petra yang baru saja melangkah keluar mendengarnya lalu menoleh kebelakang.
"Ano... Sabtu malam, sekitar pukul 5 sore...! Ne, arigatou...!" Balasnya kemudian memarkir sepedanya lalu mengayuhnya cepat.
Erwin menghampiri Levi dan memeluk leher Levi dari belakang. "Bagaimana? Apa kau menerima ajakannya?" Tanya Erwin menempelkan dagunya diatas pucuk rambut Levi lalu mengendusnya.
Levi mendorongnya sedikit "Heh sialan, menyingkirlah! Itu membuatku geli, baka! Kau dan Mike sama-sama saja seperti anjing pelacak."
Erwin terkekeh lalu melepaskan pelukannya dan berjalan melalui Levi. Ia mengajaknya untuk segera pulang. Namun sebelum Levi mengikutinya, suara perutnya berbunyi seperti mesin pemotong kayu. "Hey kau lapar?" Erwin menyadari sesuatu.
"Bodoh! Aku..."
"Mari kita ke supermarket sebentar untuk membeli mie instan dan beberapa camilan. Malam ini aku ingin menonton film laga yang akan tayang di televisi. Kau mau menemaniku?" Tawar Erwin menarik lengan Levi yang baru saja mengunci cafe.
"Baiklah..." Jawab Levi pasrah.
✨✨✨✨✨
Sabtu pagi, Levi mengajak Mikasa menuju kediamannya di Distrik Trost. Awalnya Mikasa sempat menolak jika Levi tidak mengajak Eren dan juga Armin. Namun akhirnya, Levi mengizinkan Mikasa membawa kedua bocah itu. Kediaman Levi lumayan dekat dengan apartemen dan cafe tempat dia bekerja. Padahal jika difikirkan, ia tak perlu membeli sebuah apartemen jika jarak dari rumah ke tempat ia bekerja lumayan dekat. Namun, ia melihat kebersamaan antara Erwin, Hange dan Mike sudah membuatnya merasa seperti pulang. Mengingat merekalah yang sudah membantu dan menjadi keluarganya di saat ia terpuruk dan tidak memiliki siapa-siapa lagi dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNK : New Life Afterward
Fanfiction"Kehidupan baru saja di mulai, Erwin. Lakukan apa yang kau suka. Lakukan apapun yang belum pernah kau lakukan." Ucap Levi sembari meneguk tehnya. "Apapun? Hal yang membuatku cukup sedih adalah, tidak semua orang mengingat masalalu itu seperti kita."...