23. Winter Love

58 4 2
                                    

Aku menapaki ruas jalan yang bersalju. Tak banyak kendaraan yang berlalu lalang kala itu, hanya ada beberapa pejalan kaki yang melintas di trotoar jalan.

"Jalannya licin, kau harus berhati-hati, Mikasa." Eren kemudian menggenggam ruas jemariku.

"Tak apa, aku hanya merasa sedikit kedinginan. Seharusnya aku yang mengkhawatirkanmu. Kamu tak memakai syal siang ini, Eren."

"Pakai saja syal merahmu itu. Tak perlu kau khawatirkan aku." Ungkapnya lalu meremas jemariku untuk mengajakku menyebrang jalan. Eren, sikapmu masih terlihat dingin. Persis seperti salju musim dingin yang sedang berlangsung hari ini.

"Apa Armin akan datang?" Tanyaku.

Eren menggeleng, dia sama sekali tak menatap untuk sekedar menjawab pertanyaanku.

"Tidak. Kurasa dia sibuk membantu orang tuanya menyiapkan perayaan Natal." Jawabnya cepat.

Sudah dua bulan semenjak perayaan Oktoberfest, Eren bersikap cukup terbuka kali ini. Biasanya dia tak terlalu begitu meski ku tahu banyak perubahan yang terjadi selama ini. Terutama sikap Eren yang semakin peduli kepadaku.

Cafe Ackerman, kami awalnya berniat untuk menikmati pertemuan musim dingin ini bersama Armin. Namun, dia tak sempat datang menemui kami. Jadi mungkin hanya aku dan Eren yang bisa. Yah begitulah...

"Mikasa, kau mau pesan apa?"

"Coklat panas spesial. bagaimana denganmu, Eren."

Dia hanya terdiam lalu memanggil seorang waitres di sana.

"Tolong coklat panas spesial 2!"

Dia kembali menatapku, itu membuatku sedikit tersipu. "Lalu bagaimana dengan makanannya?"

"Aku ragu, tapi aku percaya padamu. Mungkin kamu bisa memilih menu yang kamu suka?" Jawabku dalih memainkan ujung syal.

"Maksudmu menu yang sama?"

Dia tersenyum sesaat lalu menulis pesanannya. "Kau tak perlu tahu Mikasa, mungkin kau juga akan suka nanti. Sebab kamu memintaku untuk memilihnya." Jawabnya.

Kami menghabiskan waktu di cafe itu dengan beberapa obrolan kecil. Kulihat Eren sendiri sesekali terlihat menampakan senyum kecilnya ketika menatapku berbicara.

"Mikasa..."

Aku sempat tak bisa berkutik ketika dia berlahan mulai mengusap jemariku dengan lembut.

"Maaf aku sempat terlihat acuh tak acuh dahulu saat kekacauan melanda. Aku tak bermaksud untuk lepas darimu." Ungkapnya pelan.

Gugup, itu yang aku rasa. Sebab ia tak pernah membuatku secanggung ini. Dia terus mengusap tanganku dengan jemarinya lalu merapikan rambutku yang terhalang syal.

"Aku hanya ingin kamu tidak terlalu memikirkan aku saat itu. Sebab aku sudah melihat semuanya dalam ingatan founding Titan. Kekuatan itu memaksaku melihat masa depan yang sangat curang." Lanjutnya.

Aku tak lagi ingin menanyakan perihal masalalu. Semua yang aku alami cukup membuatku menderita. Apalagi ingatan itu terus saja membekas seperti kaset rusak. Bagiku terlahir kembali dengan Eren juga sudah membuatku banyak bersyukur.

Hidangan datang ke meja kami. Menikmati hidangan dengan tenang. Kami sedikit canggung setelahnya, hanya terdengar suara dentingan alat makan saja yang ikut menemani keheningan kami. Namun nampaknya sesekali Eren melihat kearah ku, tersenyum dan menikmati supnya.

Nanarnya memberikan cukup banyak ketulusan saat itu. Aku tak pernah mendapat tatapan hangat seperti ini sebelumnya.

"Kau cantik Mikasa, aku beruntung bisa selalu bersamamu. Hidup bahagia di masa kini, bersamamu..." Ucapnya tanpa ragu.

SNK : New Life AfterwardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang