Sekolah libur pada saat musim dingin. Aktivitas dihabiskan bersama keluarga untuk menyambut dan merayakan natal. Ada banyak hal yang tak bisa Eren dan teman-temannya lewatkan ketika perayaan di musim dingin telah tiba. Begitu pula Connie dan Sasha yang sekarang aktif untuk membantu Levi di cafenya.
Tak banyak aktivitas yang dilakukan Erwin dan Mike sepanjang libur musim dingin. Terkadang jika mereka mau, mereka tak segan datang menemui Levi untuk sekedar menikmati kopi atau teh hangat di Cafe.
Sore itu Levi berniat menemui Hange untuk membicarakan soal pernikahan Marie yang tentu akan membuat Erwin kembali teringat dengan sosok gadis impiannya ratusan tahun lalu. Levi meminta Hange untuk menemuinya di ruangan kerja miliknya bersama Mike. Kebetulan sore itu Erwin memilih untuk tidak ikut mereka berkumpul di Cafe Ackerman.
"Apa yang kalian rencanakan untuk menyelamatkan mental Erwin?" Tanya Mike sembari menyecap teh manisnya.
Hange yang baru saja tiba dalam ruangan hanya terlihat cukup diam tidak seperti biasanya.
Suasana mendadak hening, Levi hanya mengetuk-ngetuk bosan jarinya diatas meja.
"Tak ada pilihan lain selain mengantar si pirang itu menemui mantan pujaannya." Ucap Hange menghembuskan napasnya pelan.
Levi terlihat tidak begitu menyetujui usul dari Hange.
"Menurutku sebaiknya, jangan... Aku tidak begitu setuju jika dia harus menemui wanita jalang itu." Ungkap Levi kesal.
"Bagaimana denganmu Mike?" Sambung Levi.
Mike hanya menatap nanar Levi mengisyaratkan sesuatu. "Aku setuju dengan Levi. Aku hanya ingin Erwin sendiri tenang dengan pilihannya. Maka dia tidak perlu menemui Marie di pernikahannya. Itu akan terlihat seperti sejarah yang terulang" kata Mike.
Hange hanya terdiam mendengarkan beberapa usulan dari kedua sahabatnya itu. Dalam hati dia terlihat tidak tega dengan Erwin mengenai rencana Levi.
Hange lantas berdiri lalu menatap 3 orang sahabatnya dengan wajah serius. Kacamatannya menyilau kala dia menatap Levi.
"Sebenarnya ada banyak yang harus aku bicarakan dengan Erwin terkait takdir yang menyingkap dirinya. Dia terlalu percaya dengan takdir yang sudah terjadi di masa lalu. Padahal untuk apa meratapinya seolah itu semua akan terjadi kembali? Bukankah semuanya akan berpindah jalur jika kita punya tekad yang kuat untuk merubah takdir?" Ungkap Hange serius.
Lonceng cafe tiba-tiba saja terdengar nyaring saat isi kepala mereka sibuk memikirkan perasaan Erwin yang cukup kalang kabut.
"Rupanya kau datang kemari, dari mana saja kau?" Tanya Levi menghabiskan sedikit tehnya yang mulai terasa dingin.
Namun pria itu hanya tersenyum membalas pertanyaan Levi. Ia kemudian duduk di sebelah Hange sembari mengeluarkan sesuatu.
"Apa itu?" Tanya Hange penasaran dengan isi kotak merah yang baru saja Erwin keluarkan.
"Kau ingat? Setelah kematianku, aku hanya ingin memberikannya padamu, Levi. Aku pikir, takdirku cukup hanya dengan melihat kalian hidup kembali itu sudah bisa membuat aku menerima semua dosa-dosaku di masalalu."
Levi menerima kotak itu kemudian membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNK : New Life Afterward
Fanfiction"Kehidupan baru saja di mulai, Erwin. Lakukan apa yang kau suka. Lakukan apapun yang belum pernah kau lakukan." Ucap Levi sembari meneguk tehnya. "Apapun? Hal yang membuatku cukup sedih adalah, tidak semua orang mengingat masalalu itu seperti kita."...