Panas mentari pagi menyinari lapangan basket. Keringat bercucuran membasahi pelipis anggota klub Basket yang berlatih pagi-pagi untuk perlombaan minggu depan. Kali ini Reiner sebagai pemimpin regu mengintruksikan pemainnya agar menempati masing-masing posisi.
Regu yang dia pimpin terdiri dari kelas XII A, dimana Eren dan Jean juga merupakan anggota klub basket. Kerongkong Eren sudah mengering, ia menatap Mikasa di seberang sana yang menunggunya beristirahat.
"Sebentar lagi, Mikasa..." Gumam Eren menyeka peluhnya.
Gadis itu duduk diatas podium menunggu Eren yang masih berjibaku dengan latihan keras. Sorot matanya tajam menangkap pria itu berjalan dan berlari membawa bola basket untuk dihantamkan kedalam keranjang. Sementara Jean juga sibuk mencari perhatian kepada Mikasa. Dia mencoba untuk melompat dan melempar bola dengan gaya semampunya. Namun perhatian itu dianggap angin lalu oleh Mikasa yang lebih mementingkan Eren ketika sibuk mengoper bola ke arah Marcel.
"Stop! Minna-san, kita bisa istirahat sekarang. Sudah cukup latihan untuk hari ini." Perintah Reiner.
Semua anggota regu berjabat tangan kemudian membubarkan barisannya dari lapangan. Mikasa segera berlari mencari Eren untuk memberikanya minum.
Eren melambai ke arah Mikasa "Hoi Mikasa!" Pekiknya mempersilahkan Mikasa untuk duduk bersamanya di bawah pohon maple besar. Gadis itu tersenyum tipis setelah radarnya mengetahui dimana sosok Eren berada.
Jantungnya berdegup, kiasan bianglala warna-warni melengkung menghiasi hatinya. Pria ini selalu membuatnya terpesona bahkan membuat Mikasa terobsesi. Mikasa duduk di sebelah Eren, angin semilir menemani mereka untuk menikmati makan siang. Tak lupa Mikasa memberikan sedikit perhatiannya dengan menyeka keringat Eren yang sedari tadi mengucur deras di pelipisnya.
"Mikasa! Eren!" Armin berlari sambil melambaikan tangannya ke arah mereka. Senyumannya tersungging, Armin terlihat ceria hari ini.
"Mari kita pergi ke festival musim gugur malam ini!" Jantungnya berpacu, nafasnya tersengal saat menyampaikan beberapa patah kata kepada Eren dan Mikasa.
"Eh? Festival musim gugur?" Eren mengigit bagian sandwichnya.
Armin mengangguk antusias. "Ya! Aku harap kau bisa ikut bersama kami!"
Eren mengerutkan keningnya "Siapa? Kupikir hanya kita bertiga?"
"Aku mengajak Annie, Pieck dan Porco!" Jawabnya.
"Annie?" Gumam Mikasa.
Eren menoleh kearah Mikasa. Matanya yang berwarna hijau zamrud berhasil membuat Mikasa terpaku beberapa saat. "Nah, Mikasa. Apa kamu mau ikut?" Tanya Eren.
Gadis itu terdiam mematung, kemudian mengangguk pelan membalas pertanyaan Eren. Ketiganya sepakat untuk mengunjungi festival malam ini.
"Cha! Aku akan menunggu kalian di stasiun kereta pukul 5 sore! Annie dan yang lainnya memutuskan untuk menunggu di lokasi."
✨✨✨✨✨
Cincin bermata Ruby melingkar di jari manisnya. Marie menatapnya terlalu lama, beberapa makanan cepat saji yang dia pesan sudah mendingin diatas nampan. Ia termenung sendirian di kantin dengan sejuta lamunan yang bersarang di kepalanya. Bagaimana bisa ia lolos dari ikatan ini?
"Marie? Kenapa kamu... Sendirian di sini?" Seseorang membuyarkan lamunannya, pikiran wanita itu kini terfokus pada sumber suara.
"Ano... Aku... Aku sedang..."
Erwin duduk di hadapannya, itu malah membuat Marie kalut dengan rasa canggung. Apalagi otaknya selalu mensuplay ingatan tentang ciuman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNK : New Life Afterward
Fanfiction"Kehidupan baru saja di mulai, Erwin. Lakukan apa yang kau suka. Lakukan apapun yang belum pernah kau lakukan." Ucap Levi sembari meneguk tehnya. "Apapun? Hal yang membuatku cukup sedih adalah, tidak semua orang mengingat masalalu itu seperti kita."...