Sejak tadi malam, Erwin mengemasi beberapa barang yang akan dia bawa untuk pulang ke kampung halamannya. Begitupula Hange dan Mike, mereka berdua cukup excited dengan tawaran Erwin untuk mengisi liburan musim panas seminggu kedepan.
Levi membawa beberapa detergen, handsanitizer, sabun khusus dan tentu beberapa kotak teh hitam untuk persediaannya disana. Tidak banyak yang dia bawa, hanya barang yang ia rasa cukup untuk memenuhi kebutuhannya selama pergi keluar kota.
Levi meminta Erwin untuk pergi menggunakan kereta saja, namun permintaan Levi ditolak Hange yang ingin pergi mengendarai mobil tua Erwin. Pendapat Hange, akan lebih murah jika menggunakan kendaraan pribadi.
"Bagaimana jika kendaraan tua ini mogok dan tidak bisa melanjutkan perjalanannya nanti?!" Levi sedikit khawatir dengan kondisi mobil tua itu. Terlebih ia sering membantu Erwin untuk mendorong mobil ini saat pergi bekerja.
Erwin terkekeh mendengar Levi berkata begitu.
"Hey Brat! Kemarin aku dan Mike sudah membawanya ke bengkel. Aku menghabiskan uang gaji bulananku untuk memperbaiki mesin dan mengganti suku cadangnya. Jadi, jangan khawatir." Erwin membantu Mike memasukan beberapa koper kedalam bagasi.
Hange tersenyum sumringah "Yahuu! Aku tau kau memang selalu menyiapkan strategi baik! Sama seperti saat terakhir kau mempertahankan strategi perang!" Pekiknya senang sembari memasuki mobil.
Semua bersiap, mobil melaju berlahan. Petualangan segera di mulai. Mengingat kota Rose adalah kota yang subur akan perkebunan teh dan tanaman ladang, Levi tentu setuju dengan ajakan Erwin. Ia berharap disana bisa bertemu dengan petani teh unggulan yang terkenal di seluruh penjuru kota Rose. Erwin berjanji akan membawanya ke sebuah toko teh terkenal yang selalu menjadi langganan ayahnya, Mr. Edward Smith.
Perjalanan berlangsung cukup lama. Snack dan beberapa makanan ringan yang Hange beli sudah habis. Rasa lelah membuat Hange yang duduk di kursi belakang bersama Mike tertidur pulas. Diikuti Mike yang sedari tadi menghabiskan perjalanannya dengan bertukar pesan kepada Nanaba untuk mengusir rasa bosan.
"Erwin, apa kau tidak lelah?" Tanya Levi yang kemudian merenggangkan tulang-tulangnya berlahan.
"Ya begitulah, aku... Sedikit mengantuk. Bisa kau gantikan aku untuk menyetir? Jika kau tidak tahu jalan, ikuti saja lokasi yang di tunjukkan oleh ponselku." Erwin menghentikan mobilnya ke tepian jalan. Posisinya digantikan Levi untuk mengemudikan kendaraan.
Levi memasang sabuk pengamannya.
"Erwin... Apa? Ini masih jauh?"
"Sekitar 2 jam lagi, bersabarlah. Kita baru saja melewati jalan kota utama. Setelahnya, kita akan melewati perkebunan teh yang luas." Ucap Erwin.
"Baiklah..."
"Sebaiknya kau melaju lebih cepat. sebab hari sudah mulai gelap." Pesannya kemudian melipat kedua lengan di dada dan memejamkan matanya.
Levi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang saja. Meski apa yang di kata Erwin sebelum berangkat bahwa mobil ini benar-benar aman untuk diajak bepergian jauh, ia masih sedikit khawatir akan kejadian tak terduga seperti terjadi kerusakan mesin dan sebagainya.
...
Mobil berhenti di rest area, Hange yang merasa ingin buang air kecil lari terbirit-birit mencari toilet. Suasana rest area yang cukup estetik dengan pemandangan bukit dan senja sore membuat mereka terpaku sejenak. Erwin memesan tiga cup kopi dan satu cup teh untuk Levi.
"Padahal sebentar lagi sampai, Levi. Kita tidak perlu ke rest area." Ujar Mike menerima cup kopi dari Erwin.
"Tch! Diam dan nikmati pemandangan ini! Liburan tidak sepenuhnya pening dan pusing di perjalanan saja." Jawabnya dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNK : New Life Afterward
Fanfiction"Kehidupan baru saja di mulai, Erwin. Lakukan apa yang kau suka. Lakukan apapun yang belum pernah kau lakukan." Ucap Levi sembari meneguk tehnya. "Apapun? Hal yang membuatku cukup sedih adalah, tidak semua orang mengingat masalalu itu seperti kita."...