Angin musim gugur berhembus semilir, mengugurkan daun-daun maple diatas dahan. Atmosfer langit senja di bulan oktober cukup membuat hati Erwin damai. Akan banyak peristiwa beberapa minggu kedepan. Entah itu acara pernikahan Hange dan Moblit, Mike dan Nababa, atau Marie dan Nile?
Ia mengeratkan syal biru navy miliknya, kemudian beranjak masuk kedalam gedung sekolah. Sudah sekitar satu jam dia menikmati kesendirian di taman belakang sekolah. Mike sudah beberapa kali membujuk Erwin untuk pergi ke bar malam ini, namun Erwin bersih keras menolak dengan halus ajakan Mike.
"Oh, ya Levi. Dia akhirnya kembali ke kantor. Mungkin aku akan mencobanya sekali lagi." Mike menatap Erwin yang melangkah masuk kedalam gedung sekolah dari atas jendela balkon.
"Terkadang aku cukup kasihan padamu, Erwin" Gumam Mike setelah Levi menutup telponnya.
🍂🍂🍂🍂
"Connie, sebaiknya kau belajar mengunyah dengan benar! Makanan memang harus benar-benar dinikmati! Hatimu harus mengenali rasa lezat yang baru saja masuk kedalam mulutmu! Itu akan membuatmu jatuh cinta!" Pekik Sasha menepuk leher Connie beberapa kali.
"Kau membuatku tersedak, bodoh! Ukh-!" Connie hampir memuntahkan lagi bagian pie nanas yang baru saja ia kunyah.
"Marco, kau pandai sekali membuat kue!" Puji Armin.
Marco tersenyum seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ah, aku baru belajar membuatnya. Meski harus beberapa kali mengulangnya hingga akhirnya aku mendapatkan resep yang sempurna."
Mikasa mendapat bagiannya, dia menatap Eren yang sedang termenung di mejanya.
"Eren? Apa kamu mau mencoba pie buatan Marco?" Gadis itu mengejutkannya.
"Eh? Sejak kapan dia mahir memasak?" Eren mengigit ujung pie yang diberikan Mikasa. Pupil matanya melebar saat gigitan pertama menyentuh lidah. "Oh astaga... Ini bahkan lebih enak dari burger cheese..."
Jean yang sedari tadi berdiri di depan pintu, berlari menuju mejanya.
"Mrs. Marie! Mrs. Marie sedang menuju kemari!" Pekik Jean. Semua berbisik dan kembali senyap. Eren menghabiskan beberapa kunyahan pie nanas. "Cepat habiskan Eren!" Armin menyemangatinya.
"Selamat siang!"
Marie, berjalan mendatangi mejanya, lalu merapikan beberapa berkas nilai yang ia bawa.
"Maaf untuk hari ini ibu mengundurkan jadwal latihan praktek seni melukis sebab ruang kesenian sedang digunakan. Jadi, hari ini ibu akan menjelaskan beberapa materi saja. Bagaimana?" Tanya Marie
"Ya ibu!" Jawab murid serempak.
...
Pintu terbuka, terlihat sosok Erwin memasuki ruangan. Matanya masih belum menangkap sosok Marie di sana.
"Anak-anak, apa kalian melihat kacamata bapak?" Tanya Erwin.
"Apa ini?" Marie memberikan sebuah kotak kecil.
Erwin terkejut, Marie hanya menanggapi reaksi Erwin dengan senyumannya.
"Maaf mengejutkanmu, sir."
"Ahh... Tidak apa-apa, aku yang harusnya minta maaf, aku pikir kelas ini belum masuk jam pelajaran. Sebab waktu istirahat tersisa 10 menit lagi." Jawab Erwin jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNK : New Life Afterward
Fanfiction"Kehidupan baru saja di mulai, Erwin. Lakukan apa yang kau suka. Lakukan apapun yang belum pernah kau lakukan." Ucap Levi sembari meneguk tehnya. "Apapun? Hal yang membuatku cukup sedih adalah, tidak semua orang mengingat masalalu itu seperti kita."...