~Biippp! Biiipp! Biiipp!"Hoamm... Pukul berapa...?"
...
"UWAAAAHHHHH!!!"
~GUBRAK!
"Aduh..."
"Petra? Apa kau baik-baik saja?"
"Nee...!"
Aku bergegas beranjak dan berlari menuju kamar mandi. Hari ke-23 ku bekerja selalu dan selalu datang terlambat, padahal tadi malam aku tidur lebih awal dari biasanya. Aku cukup takut Mr. Levi menjewerku lagi dan memerintahkan ku untuk membersihkan meja kantornya dan toilet Cafe.
"Petra! Matte!" Pekik ibu, aku pun segera menoleh.
"Ini bekalmu nak, kau terlambat 20 menit. Lebih baik bawa ini untuk kau makan jika ada waktu senggang. Untung saja ibu menyiapkan sandwich untukmu tadi..." Ucapnya lalu ku terima bekal roti isi itu dari ibu.
Aku mengayuh sepedaku dengan kecepatan sedang. Aku tak mau mengambil resiko berat jika terjadi apa-apa karena aku terlambat. Aku tak mau menabrak pohon lagi ketika hari ke 17 bekerja, hari itu aku mulai mengenal kembali sosok bos galak yang sering memanggilku untuk membersihkan kantornya. Dia juga yang mengobati luka memar di kepalaku saat itu. Ah, aku benci mengingatnya! Itu membuatku merasa aneh..."Ohaio Minna!" Sapaku.
"Ohaio, Petra-san!" Jawab Isabel yang lebih dulu menghampiriku.
"Ada apa, Isabel?"
"Ano... Mr. Levi memintamu mengantarnya nanti siang untuk mengambil stok teh hitam. Kepala laboratorium kota akan mengadakan rapat penting. Jadi mereka memesan 2 paket box teh lengkap dengan kudapannya." Tutur Isabel. Jelas hal itu membuatku terkejut.
"Heeeh? Bukannya kau juga bisa mengantarnya pergi? Aku belum terlalu dekat dengan dia..."
Isabel hanya tersenyum kikuk mendengarku bertanya seperti itu "Sebenarnya aku punya tugas lain. Siang ini sepertinya cafe kita pasti kedatangan banyak pengunjung, mengingat ini adalah akhir pekan. Belum lagi, Farlan dan Uluo akan cukup kewalahan mengantar pesanan. Kau tau sendiri, Petra... Kita masih kekurangan staff cafe untuk bagian pelayan..." Ucap Isabel.
"Baiklah, aku akan mengantarnya. Jam berapa?" Tanyaku.
"Jam 11, Tepat sebelum makan siang."
Padahal, dalam benakku di penuhi banyak pertanyaan berat "Mengapa Mr. Levi tak menggantikan tugasku dengan Isabel? Biar dia saja yang mengantarnya."
2 jam berlalu, Uluo sibuk mencatat pesanan pelanggan. Begitu pula Farlan yang sibuk mengantar pesanan. Aku dan Isabel sempat kewalahan menjamu beberapa pesanan di dapur.
"Isabel, siapa yang menjaga kasir? Pengunjung cukup membludak siang ini?!" Pekikku.
"Entah, ku harap Uluo menyelesaikan tugas mencatat pesanannya kemudian kembali ke kasir. Begini saja sudah repot sebelum kau ada Petra... Ku harap Mr. Levi bisa membuka lowongan pekerja baru lagi..." Desah Isabel yang tangannya sibuk menyiapkan coffe latte ukuran besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNK : New Life Afterward
Fanfiction"Kehidupan baru saja di mulai, Erwin. Lakukan apa yang kau suka. Lakukan apapun yang belum pernah kau lakukan." Ucap Levi sembari meneguk tehnya. "Apapun? Hal yang membuatku cukup sedih adalah, tidak semua orang mengingat masalalu itu seperti kita."...