3. Abang Tampan

519 16 4
                                    

Ia menyusuri koridor rumah sakit yang di kanan kirinya terdapat banyak orang berlalu lalang sembari mendorong troli makanan dengan tipe terbuka, mengarahkan pandangannya lurus ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menyusuri koridor rumah sakit yang di kanan kirinya terdapat banyak orang berlalu lalang sembari mendorong troli makanan dengan tipe terbuka, mengarahkan pandangannya lurus ke depan. Maira baru saja mengambil semua peralatan kotor, bekas makanan di ruang kamar VIP nomor empat belas.

Ruangan rawat inap termehong yang pernah diketahuinya. Berkisar tiga sampai lima juta permalamnya. Waw.. berasa seperti menginap di resort mewah saja yang terdapat di daerah Bandung.

Ia mendengus malas, menaruh kembali troli makanan yang di dorongnya itu ke dalam ruangan dapur umum rumah sakit, serta tidak lupa untuk memindahkan tumpukkan piring dan gelas ke dalam westafel disana.

Maira benar-benar tidak niat bekerja hari ini. Jadwal yang seharusnya diberikan pihak rumah sakit kepadanya minggu ini adalah shift sore. Namun, karena beberapa perawat sedang mengambil cuti dengan berbagai macam alasan.. akhirnya pihak rumah sakit pun yang merasa kekurangan perawat, memutuskan untuk merombak ulang jadwalnya tersebut, menjadikan Ia lembur semingguan ini.

Sehingga Ia yang berstatus sebagai perawat magang disini, mau tidak mau harus menerima kebijakan dari rumah sakit barunya tersebut. Yaa, Maira dan kedua teman dekatnya di pindah alih tugaskan ke rumah sakit yang cukup jauh dari lokasi yang sebelumnya. Entah, apa alasan mereka bertiga di pindahkan kemari.

Sejujurnya itu semua tak menjadi masalah untuk Maira, karena apa?.. Ia cukup senang disini, bisa selalu memantau gerak-gerik dari Abang tampan sang pujaan hatinya.. siapa lagi kalau bukan kakak sahabatnya itu, Athar.

Yup, memang sangat kebetulan sekali, Ia kini bekerja sama dengan pria tampan ini sebagai asisten pribadinya. Takdir seakan menyatukan mereka berdua untuk menjadi lebih dekat.

Tetapi, siapa sangka... disaat takdir mulai menyatukan mereka ada saja penghalangnya. Ia jadi tak fokus bekerja, dikarenakan terus menerus memikirkan pernikahan coming soon nya itu. Bagaimana Maira tidak pusing coba.. bila yang melamarnya sahabatnya sendiri. Sakit jiwa emang...

"Lo kenapa, Ra?" Tanya Salsa yang baru saja keluar dari toilet dapur umum di sudut ruangan.

"Ha.. hah, Apa?" Maira baru sadar, ternyata Ia sedang melamun di depan westafel.

Salsa menghela napas kecil. "Kebiasaan Lo melamun mulu. Kenapa sih?.. lagi banyak masalah ya idup Lo?"

Tiba-tiba saja, Maira mewek tersengut-sengut di hadapan temannya ini. "Hiks.. hiks.. hiks."

"Lah, Lo kenapa Ra?.. Panik Salsa sambil menggoyang-goyangkan pelan bahu Maira. Takut dikira temannya ini bakal kesurupan. Jangan nakut-nakutin gue ih!."

"Gu.. gue , Sa.. " Ucapan Kalimatnya patah-patah.

"Iyaa.. Lo ada apa Ra?.. Cerita sama gue , ada masalah apa?.." Makin panik sih salsa di buatnya.

"Gue.. Di.. i.. ituin sama cowok"

"Apa..?" Mata Salsa melotot. Siapa yang ituin Lo Ra?. Bilang sama gue, biar gue tinju dia. Lo di perkos.. ?" Kata-kata Salsa tertahan, akibat Maira membekap mulutnya.

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang