23. Menyenangkan Hati

581 15 1
                                    

"Bohong?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bohong?!"

"Yaudah, kalau gak percaya.." Maira duduk di hadapan suaminya sekarang.

Fathan yang mencoba beranikan diri, membuka kelopak matanya perlahan.

Mengerjap-ngerjapkan mata sekarang.. Menilik tepat ke tubuh istrinya itu.

Yup. Maira memang membalikkan badan ketika Fathan ingin membuka matanya, tetapi Ia sudah melepaskan baju perawatnya, dengan yang tersisa hanya bra yang masih rapat kaitannya di tubuhnya ini. Maira tentu pastinya tidak membiarkan badannya ini seutuhnya terlihat, di bagian depannya Ia tutup dengan baju piyama yang nantinya Ia akan pakai.

"Tuh kan, kamu bohong Mai.." Dia, Fathan sambil cemberut.

Maira memutar balikkan badan lagi. otomatis Fathan menutup matanya kembali.

"Heh! Lagian Lu mau kerokin gue masa pake baju sih.. yang bener aja Fathan!" Sebal Maira mencubit pipi suaminya, gemas sendiri. "Lu mau kerokin baju gue, apa badan gue hah?"

"Ya, tapi gak gitu juga Mai.." Elak Fathan membuka mata sedikit seraya mengintip.

"Udah ah, cepetan.. gue capek nih! abis ini mau tiduran" Ia mengubah posisinya lagi dengan sebelumnya mengeplak pelan dada Fathan.

"Iya.. iyaa Mai" Fathan pada mata sepenuhnya sudah terbuka, segera melepaskan kaitan bra yang terdapat di tubuh istrinya itu.

Sesungguhnya Maira juga takut, karena harus menampilkan setengah badannya yang tak di lapisi kain tersebut. Ia baru pertama kali memperlihatkan ke seorang lelaki, dan itu hanya kepada.. sahabat sekaligus suaminya sendiri.

Mengucapkan basmallah dahulu.

Baru Fathan mulai menjalankan uang logaman di atas punggung Maira, yang biasa menjadi kerokan oleh banyak orang.

"Mai.." Panggil suaminya itu.

"Hemm" Ia hanya menyahuti sebatas deheman.

"Boleh aku tanya sesuatu sama kamu?"

"Iya, tanya aja"

Fathan diantara ragu, namun ingin sekali mengetahui sebab kejadian tadi pagi saat istrinya berteriak dan mendorongnya tersebut.

"Tadi pagi.." Dia menyusun dahulu di benak kata yang pas untuk di lanjutkan. "Kamu.. kenapa tiba-tiba nanya ke aku, soal aku ngapa-ngapain kamu atau enggak?"

Maira mendengus malas. Fathan pun bisa menebaknya ketika bahu istrinya ini turun.

"Sebenarnya bukan apa-apa kok, Cuma.." Ia menjeda kalimatnya barusan, malu mau memberitahu.

"Cuma apa Mai?"

"Gue kasih tau, tapi.. jangan ketawa ya."

"He-em" Fathan mengangguk sekali. "Gak akan.."

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang