22. Mual

516 15 3
                                    

Fathan terbangun ketika mendengar adzan subuh berkumandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fathan terbangun ketika mendengar adzan subuh berkumandang.

Tetapi, dirinya begitu terkejut baru menyadari sedang berada di atas kasur kamarnya dan lebih terkejutnya lagi.. istrinya itu, Maira ada di sampingnya kini. Tertidur pulas sambil menyampirkan tangan di pinggang Fathan.

Ia mengeyampingkan badan perlahan agar tak membangunkan istrinya ini. Lalu beralih menatap ke wajah Maira yang terhalang sebagian rambutnya yang tergerai. Fathan menyibakkan setiap helaian rambut disana.

Fathan tengah tersenyum memandangi wajah Maira yang sudah seutuhnya terlihat. "Kamu cantik banget sih Mai.. lagi tidur aja bisa-bisanya cemberut" Ocehnya sambil memegang dagu istrinya.

Plakk.

Tiba-tiba sebelah tangan Maira menepak pipi kanan Fathan. Mulai menggerakkan mulutnya hendak berbicara.

"Heh Fathan!"

Ia yang tersentak, segera menjawab panggilan istrinya itu.

"Iya, kenapa Mai?"

"Lo bener-bener ye, buat gue jadi tersiksa kayak gini.. hiks..hiks" Tutur Maira seraya menangis sendu.

Fathan kebingungan menatap istrinya sedang menangis. Sedikit menggerakkan badan ke depan, agar lebih berdekatan dengan Maira.

"Memangnya salah aku apa Mai sama kamu? bilang ke aku apa?.." Balas Fathan menguncang-guncangkan lengan tangan atas Maira.

"Lu.." perkataan Maira terhenti sejenak karena menangisnya semakin jadi. "Udah nikahin gue! tapi anehnya gak berani nyentuh gue kan?.. iya kan?!" Lagi Maira pada mata masih tertutup rapat.

"Jadi itu yang buat kamu tersiksa Mai?" Tanyanya balik.

Mengangguk-angguk cepat Maira. "Iyaa! pokoknya gue tersiksa banget gara-gara Lu!"

"Terus.. maunya kamu apa sekarang Mai? bilang ke aku.."

Fathan ini emang bodoh atau kelewat polos sih.. Sudah jelas istrinya berbicara dengan mata masih tertutup yang artinya Maira sedang melantur, namun tetap di sahuti juga perkataannya barusan.

"Gue mau kita... melakukan hubungan suami istri."

Deg.

Jantung Fathan serasa nyeri mendengar pernyataan tadi. Lantas membalas..

"Ka.. kamu seriusan? ma.. mau ngelakuin itu sama aku?"

"He-em" Memanggut tegas Maira.

Secepat kilat Maira merubah posisinya dari tiduran menjadi ter-duduk di kasur. Ia pun menyamakan posisinya dengan sang istri. Mereka saling berhadapan.

"Sekarang aku harus ngelakuin apa Mai?"

Maira berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Lu.. harus bukain seluruh pakaian yang gue kenakan"

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang