31. Segera Di Mulai

113 2 0
                                    

"Sekian untuk rapat terakhir hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekian untuk rapat terakhir hari ini. Persiapkan kinerja kalian semaksimal mungkin untuk dua bulan mendatang, karena tim proyek Macau akan menjadi tim paling terlama yang menetap di lokasi penempatan proyek besar dari perusahaan kita ini. Saya harap kalian dapat memanfaatkan waktu untuk membangun koneksi antar tim dan pastinya membuat waktu terasa lebih efisien saat bekerja." Berucap Pak Andi, salah satu penangan proyek.

"Terutama kepada Elfathan Alfarizqi selaku penanggungjawab sebagai ketua pelaksana, harus dapat memantau para anggota timnya agar lebih cermat dalam bekerja. Sehingga tidak semakin mengulur waktu di negeri sana nanti." Lanjutnya setelah mengambil tumpukkan kertas dan pulpen di atas meja rapat.

"Baik pak, siap laksanakan" Jawab Fathan dengan hormat.

Secara satu persatu karyawan yang menghadiri rapat keluar dari ruangan rapat. Melenggang santai sambil mengobrol satu sama lain.

Di dalam ruangan hanya tinggal Fathan dan Jinan. Mereka juga bergegas keluar seusai membereskan kursi, meja dan layar infokus yang dipakai saat rapat barusan.

"Than, kamu jadi mau ke toko baju langganan aku?" Bertanya Jinan mendahului sang teman lelaki keluar pintu ruangan rapat.

"Jadi kok Nan" Bicara Fathan menyusul teman perempuannya itu keluar ruangan rapat. Serta tidak lupa menutup pintu kaca di depannya tersebut.

"Tapi, kita ishoma dulu ya.."

"Okedeh kalau gitu.."

Jinan kembali dahulu ke meja kerjanya, kelak mengambil mukena yang di bawanya berada di dalam tas ransel miliknya. Sementara, Fathan lanjut berjalan ke musholla dekat kantor mereka. Tepatnya berjarak lima meteran dari arah samping kanan kantor.

Fathan mengambil air wudhu, kemudian segera menuntaskan sholat dzuhur empat rakaat di bagian shaf paling terdepan.

Ini alasan mengapa Jinan menyukai Fathan--bahwa dia adalah orang baik yang selalu mengutamakan tegaknya tiang agama. Tidak pernah sedikit pun tertinggal ibadahnya.

Jinan bersegera mengambil air wudhu sesaat sampai jua di musholla, selesainya menunaikan sholat empat rakaat tersebut.

Fathan maupun Jinan sudah menyelesaikan ibadah mereka--berlalu mencari tempat makan dahulu. Rapat yang berjalan selama tiga jam tadi, tentu saja membuat mereka jadi keroncongan perutnya itu.

Jinan memilih tempat makan warung nasi Bu Idah di pinggir jalan berbatasan dengan gerbang keluar dari area perkantoran mereka. Fathan mengiyakan saja ajakan sang teman wanita ke tempat makan disana. Lagi pula Ia sangat lapar--apapun yang bisa masuk ke perut, tidak masalah bagi Fathan. Selagi halalan thayyiban.

"Kang pesen nasi uduk satu, pake ikan gurame goreng sama tahu goreng ya." Kata Jinan ketika sampai di warung nasinya Bu Idah. Karyawan disana mah sudah akrab banget sama Jinan--jadi gak perlu ribet antri-antri panjang. Langsung dilayanin saat itu juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang