Maira mencoba satu persatu bajunya. Dengan baju pertama yang terpilih adalah baju adat khas Jawa. Yaa, bagi yang belum tau bahwa calon suaminya tersebut merupakan orang Malang asli yang telah lama tinggal di Bandung, dikarenakan harus mengikuti orang tuanya yang kedapatan dinas kala itu disini. Dan sampai sekarang keluarganya pun memutuskan untuk tinggal menetap di kota Bandung.
"Fathan" Panggil Ia sambil mendorong pintu kaca di hadapannya.
"Apa?" Sahutnya malas.
"Gimana bagus gak kebaya adat jawanya di badan gue?.. pas gak?" Maira berputar singkat.
"Bagus kok.. pas banget"
"Sip" Secercah lengkungan menghiasi bibirnya.
Lanjut pada baju yang kedua. Yaitu baju kebaya adat khas sunda. Warnanya biru ke abu-abuan gitu deh. Lalu setelah terpasang di badannya, Ia menghampiri lagi calon suaminya di ruang tunggu.
Melihat Fathan sedang menghentak-hentakkan kaki, memegangi bagian kepala kirinya pada sebelah tangan menopang di bawahnya.
"Fathan, lu kenapa?" Maira seketika duduk di atas pahanya yang menghadap ke wajahnya, mengambil telapak tangan yang sedang memegangi kepalanya ini.
Dia kaget bukan main, menengok ke hadapan calon istrinya kemudian memalingkan wajah cepat ke arah lain. "Astagfirullah Maira.. kamu kenapa duduk disini sih?.. kita belum mahram tau.. jangan deket-deket" Tangan yang tadi terambil oleh Maira, di lepaskan secara paksa dengan Fathan.
Ia yang masih terduduk di atas paha lelaki ini, menghela napas panjang. "Yah, abisan lu kayak orang frustasi gitu sih.. gue kan takut jadinya." Yang setelahnya berdiri, mundur beberapa langkah.
"Gimana bagus gak gue pake kebaya sunda gini?" Tanyanya lagi sambil menarik kedua ujung baju berekor yang melintas di lututnya seakan terangkat dan melebarkan belahannya lalu menghempaskannya satu demi satu.
"Bagus kok.. Maira cantik pake kebaya itu" Jawabnya sedikit lebih kalem.
"Sip" Ia pun balik kembali ke ruangan ganti. Rencananya untuk baju yang ketiga dirinya ingin memakai gaun yang nantinya akan menjadi baju pengantin utama yang di pakai saat akad pernikahan mereka. Tetapi sayangnya gaun yang dipilih Fathan seperti kurang cocok dengan seleranya. Ia kembali menemui calon suaminya lagi.
"Loh.. Mai kamu gak milih gaunnya?.. Katanya mau pake gaun pas akad?" Ucapnya sesaat Maira memasuki ruang tunggu.
"Iya mau.. tapi gaun yang Lu pilih kurang cocok aja sama selera gue.."
"Yaudah.. terus kamu maunya gaun yang kayak gimana, hmm?"
Ide brilian muncul di benaknya. " Gue tau.. gimana kalau Lu yang gambarin langsung sketsa gaunnya buat gue?"
"Hah?" Dia sedikit membuka mulutnya. Yang bener aja Mai, aku mana bisa.. aku kan bisanya gambar sketsa bangunan, bukan gambar sketsa baju.."
"Yaa di coba dulu atuh, siapa tau hasilnya bagus kan."
Dia menghembuskan napas pelan lewat mulutnya. Karena Fathan tidak ingin berdebat seperti barusan dengan Maira, akhirnya dia mengalah dan menuruti kemauan dari calon istrinya ini. "Okey, aku coba gambarin sketsa gaunnya ya.."
"Oke.. sambil Lu gambar, gue pilihin tuxedo buat Lu dulu ya di lantai bawah"
Fathan manggut-manggut kecil. Dia meminjam kertas dan pensil pada windy sang asisten butik. Yang sesudahnya mengantar Maira ke lantai dasar.
Fathan tidak tau saja, Maira sedang mengujinya untuk mengetahui seberapa besar cintanya itu untuknya. Ia melakukan hal ini juga berdasarkan jawaban dari calon kakak iparnya beberapa waktu lalu saat mereka sedang bekerja di sebuah rumah sakit, siapa lagi kalau bukan Athar.
~ Flashback in hospital ~
"Akhirnya selesai juga ya Dok, nanganin para ibu-ibu lansia genit barusan..."
"Iya, akhirnya selesai juga. Hufft.. lelah sangat"
"Dok, saya mau nanya deh?"
"Nanya Opo (Apa)?"
"Dokter udah tau belum kalau saya di lamar sama adiknya situ?"
"Ohh itu.. Umi kemarin cerita ke saya. Kenapa emangnya?"
"Hemm, menurut dokter dia tiba-tiba ngelamar saya mendadak gitu kenapa ya?"
Athar tertawa kecil. "Ya sudah jelas, dia cintalah sama kamu"
"Cinta?.. sejak kapan, dok?. Maira menatap serius wajah Athar. Dokter tau gak?"
"Udah lama banget sih dia bilang ke saya.. kalo gak salah pas kalian kuliah deh. Dia cerita ada satu cewek yang paling dia kagumin dari SMA kelas satu, namanya Nadhirah Humaira.. saya pikir kalo itu kamu."
~Flashback End~
Mana mungkin juga kan, kalau ada laki-laki yang mau menikahi seorang perempuan tapi mereka gak saling punya perasaan satu sama lain?.. kecuali memang cintanya sepihak, itu masih terbilang wajar bukan??
Maira telah balik ke ruangan dengan asisten di belakangnya membawa beberapa gantungan tuxedo yang dipilihnya barusan.
"Lu udah selesai gambarnya, Than?"
"Sudah nih" Sembari menunjukkan lembaran kertas yang digunakan untuk mengambar sketsa gaunnya.
(Sebut aja contoh gambarnya kayak gini yang aku ambil di internet wkwk:))
Disana ada empat macam gaun yang di buatnya dengan model hiasan yang berbeda-beda. "Maaf ya kalau gambarnya jelek, aku kan sudah bilang gak bisa bikin sketsa baju.."
"Gapapa" Ia pun mengambil kertas hasil gambaran tersebut dan diunjukkannya kepada Windy. "Mba tolong sampaikan ke Bu Intan Wijaya, kalau saya mau di buatkan oleh beliau langsung gaun seperti contoh gambar yang kedua ini?.. bisa kan?."
Windy melihat sekilas ke gambar yang dimaksudkan kliennya ini. "Kira-kira ibu mau memakai gaunnya kapan?.. karena kan membuat gaun memakan waktu cukup lama"
"Tiga bulan dari sekarang, tepatnya tanggal 6 bulan Juli.. itu pas hari akad pernikahan saya"
"Baik, saya segera memberitahukan mba Intan untuk mendiskusikan soal gaun ini lebih lanjut. Dan mungkin kita nanti akan agendakan kembali jadwal pertemuan untuk fitting baju selanjutnya dengan Ibu."
"Siap Mba.. jangan lupa sama baju adat jawa dan sunda tadi ya, yang nantinya bakal saya sewa"
"Baik Ibu siap laksanakan.."
Fathan pun juga sudah mencoba beberapa tuxedonya dengan yang terpilih satu setelan jas putih, satu jas abu-abu dan satu jas biru dongker yang mana mengikuti warna baju dari pengantin wanita.
Selesai untuk jadwal mereka hari ini, yang sebelum pulang ingin mampir dahulu ke kafee di belakang butik. Sesaat mereka memesan minuman, seorang gadis menepuk pelan pundak calon suaminya itu dari samping pada wajah menyongok ke depan.
"Fathan.." Panggilnya lembut dengan senyum cerah di bibirnya kini.
#TBC...
Kira-kira siapa gadis yang nyamperin Fathan hayoo? :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Struggle Of Love
Romance{(BUDAYAKAN MEMFOLLOW SEBELUM MEMBACA:))} (PERHATIAN : HARAP DI BACA SEMUA PART! , BAGI YANG TIDAK SUKA BOLEH MINGGAT :)) (21+) HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! Sinopsis : Di lamar?... dengan sahabat sendiri?.. What the...??!! -_- Bagaimana jadinya kal...