17. Hari Bahagia 💍

393 16 2
                                    

"Ya, Akhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, Akhi.. Elfathan Alfarizqi ibna Kasim Wardana Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka Nadhirah Humaira binta Sani Al-Hasyri 'alal mahri khamsumiayat jiram min aldhahab alkhalis wataqim min adawat alsalaa hallan." (Elfathan Alfarizqi bin Kasim Wardana. Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, puteriku Nadhirah Humaira binti Sani Al-Hasyri dengan mahar 500 gram emas murni dan seperangkat alat sholat dibayar tunai).

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha 'alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq."  (Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah).

"Daebak" Maira yang dari ruang tunggu tak jauh dari tempat akad berlangsung, mendengar mahar yang disebutkan tadi sedikit tercengang dengan matanya yang berbinar.. karena, sebelumnya Ia beranggapan bahwa Fathan tidak akan mungkin memberikan mahar seperti keinginannya saat terakhir kali pria itu bertanya kepadanya mengenai mahar apa dan berapa banyak yang Ia inginkan. Namun, nyatanya dirinya salah bahwa pria itu menepati janjinya.

"Tapi tunggu dulu.." Seketika membuat koneksi di benaknya dengan memejamkan mata dan jari telunjuk di tempelkan ke pinggiran kening. "Dia dapet duit darimana beli emas sebanyak itu?.. dia gak mungkin habis ngepet kan?" Beberapa detik kemudian membuka matanya kembali. Lalu menggeleng cepat, mengenyahkan pikiran buruknya ini. "Eh, Astagfirullah Maira.. gaboleh gitu pikirannya"

Bundanya, Arinda dan Umi sahabatnya ini, Ratna saling melirik. Setelahnya menghampiri sang mempelai wanita yang barusan tiba-tiba berdiri dari sofa yang di dudukinya, menutup mata sekilas serta menggeleng bilamana terlihat dari arah belakang di tempat para ibu cantik itu duduk.

"Mai" Tegur Arinda menepuk pundak putri bungsunya cukup kencang. "Kamu kenapa teh dari tadi Bunda lihatin nutup mata, terus geleng-geleng gak karuan.. kamu ngantuk ya?" Tanyanya yang langsung dapat gelengan balik oleh Maira.

"Enggak Bun, Maira gapapa.. gak ngantuk juga kok." Jawabnya sembari menilik ke wajah sang Bunda, mempertontonkan deretan giginya singkat.

"Yaudah yuk kalau gitu kita siap-siap.. kedengarannya ijab qabul udah mau selesai tuh" Giliran Ratna yang berucap dengan menggandeng lengan tangan menantunya ini.

Maira menganggukkan kepala, tersenyum ramah pada Ratna.

"Gimana para saksi?.. SAH?"

"SAH"

"Alhamdulillah" Sesudahnya membaca doa' kembali.

Arrasya dan Arrasyi yang melihat tadi jalannya akad, kini menghampiri ke ruang tunggu untuk memanggil sang mempelai wanita agar segera menuju tempat akad, karena akan dilangsungkan pertukaran cincin pernikahan.

Digandeng oleh kedua Ibu paruh baya yang sama-sama memakai baju senada, menampilkan senyuman cerah yang terukir di bibir mereka. Berjalan perlahan mendatangi tempat akad dilaksanakan.

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang