Maira kembali menjalani aktivitas kesehariannya menjadi seorang asisten perawat di rumah sakit. Bertemu banyak pasien di ruangan kerja Dokter Athar--mengantar sana sini pula, terutama pada orang lanjut usia untuk sekedar membantu mereka menaiki lift maupun menuruni tangga rumah sakit.
Maira merasakan perih datang kembali di bagian area kewanitaannya sekarang. Melangkah pelan-pelan memasuki ruangan praktik sang Dokter tampan--lalu duduk sebentar di atas kasur pemeriksaan.
Athar yang memperhatikan Maira dari luar pintu ruangan kerjanya tersebut, terheran mengapa asistennya berjalan sedikit tertatih. Tak lama memarani Maira, sang adik ipar.. sebutan jika di luar jam kerjanya ini--ke depan kasur pemeriksaan.
"Mai.. kamu gapapa?" Bertanya Athar telah berdiri persis di hadapan sang adik ipar. Memandagi ke wajahnya yang terlihat lelah, sedang meringis kecil melalui mulutnya itu.
Maira yang sadar mendongakkan wajah, tersenyum cerah kepada Athar. Menggeleng kini. "Enggak.. saya gapapa, Dok. Saya baik-baik aja kok." Mengeles Maira--padahal rasa sakit di bawah sana kian terasa.
"Seriusan gapapa?" Ulang Athar sekali lagi, tak percaya pada apa yang di katakan oleh adik iparnya ini. Orang mukanya kayak lagi nahan kesakitan gitu..
"Iya Dok. Dua rius deh.. saya baik-baik aja loh ini" Jelas Maira menyengir kuda sembari menyematkan huruf V lewat jemarinya disana.
Mana mungkin kan Ia berani memberitahu kalau semalam Maira abis begituan sama suaminya, ke kakak iparnya sendiri--agak gila sih jika sampai berani berujar demikian.
Athar cuman mendengus pendek, setelahnya berkata.. "Yaudah kalau begitu kamu istirahat aja dulu. Nanti sore ikut saya ya, kita kunjungan ke rumah sakit Sartika Asih Bandung"
Maira menaikkan atensinya bersamaan, melirik ke Dokter Arthar yang tengah berjalan balik ke meja kerjanya.
"Loh Dok.." Ia turun dari atas kasur pemeriksaan, menyusul sang kakak ipar kesana. "Kok mendadak banget sih perginya? kenapa gak bilang sama saya dulu dari kemarin atau semalem gitu?"
"Iya, saya lupa Mai.. hehe" Tanpa merasa bersalah Athar menyauti perkataan sang adik ipar dengan tawaan kecil ikut tersirat. "Harusnya saya bilang ke kamunya semalem"
Aduh, kalau kayak gini kan Maira harus izin dulu sama suaminya itu, Fathan.
Ah, yasudahlah mau bagaimana lagi. Semoga saja suaminya pengertian.. dan membolehkannya untuk pergi bersama Bang Athar.
☆☆☆☆☆☆☆
Maira membuat panggilan video call dengan suaminya lewat whatsapp. Menunggu beberapa detik sebelum akhirnya panggilan tersambung.
"Assalamualaikum sayang.." Maira yang memberi salam dahulu. Ia sambil berdiri di belakang tirai ruang pemeriksaan--tadi izin sebentar dengan sang Dokter, bahwa Ia mau menghubungi suaminya ini. Sedangkan Athar sudah keluar ruangan duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Struggle Of Love
Romance{(BUDAYAKAN MEMFOLLOW SEBELUM MEMBACA:))} (PERHATIAN : HARAP DI BACA SEMUA PART! , BAGI YANG TIDAK SUKA BOLEH MINGGAT :)) (21+) HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! Sinopsis : Di lamar?... dengan sahabat sendiri?.. What the...??!! -_- Bagaimana jadinya kal...