27. Keinginan Maira

326 8 2
                                    

Fathan mengiyakan keinginan Maira--kelak untuk mandi berdua dengannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fathan mengiyakan keinginan Maira--kelak untuk mandi berdua dengannya ini.

Sekarang mereka berdua sudah berada di dalam kamar mandi yang terdapat di dalam kamar tidur kepunyaan Fathan.

Dikarenakan kebetulan pula kamar mandi yang mereka gunakan adalah tempat bersih-bersih diri paling nyaman diantara kamar mandi lain--serta ada bath up berukuran lumayan besar sehingga dapat menampung badan mereka berdua nantinya disana.

Awalnya Maira pikir ingin menggunakan kamar mandi yang berada di dalam kamar tidurnya itu--tetapi Ia baru sadar kalau disana tidak di sediakan tempat bersih-bersih diri. Yah, sebelumnya Maira sempat bertanya waktu itu pada sang suami mengapa tidak di bikinnya jua akses toilet untuk kamar tidurnya tersebut.. Fathan bilang, saluran air yang mengalir disana pasti bakal terhambat akibat tidak adanya pipa khusus yang menghantarkan air menuju pembuangan langsung, jika kamar tersebut tetap ingin di buatkan kamar mandi.

"Mai.."

"Iya, kenapa sayang?" Ia sedang berhadap-hadapan dengan sang suami.

"Boleh gak.. kalau aku buka baju duluan baru setelahnya kamu?" Fathan bertanya pada jantung yang berdebar kencang.

Maira mempertimbangkan pendapat dari sang suami. "Eumm.." Memutuskan untuk memberikan satu anggukkan tegas. "Yaudah kamu duluan deh yang buka."

"Aku menghadap ke tembok ya, biar kamu gak malu" Ia sebagai seorang istri paham, bahwa sang suami belum terbiasa untuk melakukan hal seperti yang akan mereka lakukan sekarang.

Maira rasa bagus jika mereka menghabiskan waktu berdua di dalam air. Merileks-kan badan bersama, menenangkan pikiran, juga menjaga hubungan agar--hubungan pasangan baru seperti mereka dapat selalu langgeng terus ke depannya.

"He-em."

Selepasnya Maira memutar balikkan badan menghadap ke tembok. Fathan pun bersiap melucuti pakaian yang di kenakannya secara satu-persatu.

"Udah belum, Than?" Baru beberapa detik--Maira sembari lirik-lirik kecil ke samping.

"Belum sayang. Bentar.. sedikit lagi."  Yup. Fathan sungguh terburu-buru melepaskan satu lapisan yang tersisa di badannya, yakni celana dalam.

"Oke, sudah" Setelah dapat melepaskan semua kain yang ada di tubuhnya itu--Fathan segera masuk duluan ke bath up yang telah terisi air penuh busa disana.

Maira membalikkan badan--sekarang matanya tengah tertuju pada sang suami di dalam bath up sedang menyengir kaku kepadanya dari sebrang situ.

Ia cuman balas mendengus layaknya tawaan kecil yang keluar dari bibirnya. "Kalau udah.. giliran aku yang buka baju ya." Maira bersiap membuka kaosnya yang Ia pegang ujungnya tersebut dari bawah--mengangkatnya perlahan.

Fathan yang tentu tidak berani memandang kepada sang istri--memilih untuk menutupi matanya dengan tumpuan tangan.

Maira sebetulnya juga--masih amat malu bilamana harus menunjukkan semua bagian tubuhnya itu pada sang suami.

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang